Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Hidden Cameras: Dari Indie Boy Jadi Bad Boy Lewat Musik Elektro Berlin yang Meditatif

CIFTIS: Siswa Indonesia Promosikan Budaya, Banggakan Negeri

Makanan Cepat Saji: Jebakan Medsos bagi Kesehatan Muda

Pernahkah unggahan di media sosial membuat perut mendadak keroncongan? Bagi sebagian besar anak muda, menggulir lini masa di platform seperti Instagram atau TikTok bisa terasa seperti jatuh ke dalam prasmanan tak berujung yang dipenuhi burger lumer, milkshake berbusa, atau aneka hidangan penutup yang menggiurkan. Mungkin awalnya terlihat lucu, bahkan menyenangkan, tetapi di balik banjir konten makanan tinggi lemak, garam, dan gula (HFSS) ini tersembunyi kekhawatiran serius bagi kesehatan publik yang terus meningkat. Obesitas, yang menjadi penyebab kanker terbesar kedua di Inggris setelah merokok, kini menunjukkan peningkatan signifikan pada kalangan anak muda.

## Banjir Junk Food Tiap Dua Menit: Bukan Sekadar Angka, Ini Nyata!

Sebuah studi bertajuk _Digital Influence_ baru-baru ini menyajikan data krusial tentang paparan pemasaran produk tidak sehat secara daring. Survei yang melibatkan lebih dari 4.000 anak muda berusia 11 hingga 21 tahun ini mengungkap seberapa banyak konten makanan instan yang mereka lihat, bagaimana interaksi yang terjadi, dan perasaan yang ditimbulkan. Lebih dari separuh responden, tepatnya 52%, mengaku telah melihat unggahan yang mempromosikan produk HFSS di media sosial dalam sebulan terakhir, baik dari bisnis maupun dari _influencer_ digital.

Unggahan-unggahan ini, selain umum, juga sangat populer di kalangan Gen Z dan Milenial. Hampir 4 dari 10 responden yang melihat postingan tersebut bahkan ikut terlibat dengan memberikan _like_, komentar, atau membagikannya. Angka partisipasi ini jauh lebih tinggi untuk konten yang dibuat oleh _influencer_ dibandingkan dengan iklan resmi dari perusahaan. Fenomena ini menunjukkan daya tarik luar biasa dari konten-konten yang disajikan secara personal oleh figur publik digital.

Studi ini juga melibatkan 43 anak muda dalam kelompok diskusi terarah dan 46 lainnya menggunakan alat interaktif untuk merekam dan merefleksikan kebiasaan penggunaan media sosial mereka. Banyak peserta menggambarkan aliran konten menggoda yang tiada henti, membuat mereka merasa lapar, sangat ingin makanan tertentu, atau bahkan keduanya secara bersamaan. “Setiap dua menit saya membuka Instagram, saya pasti melihat setidaknya satu postingan terkait makanan,” ujar seorang peserta berusia 15 tahun, menggambarkan intensitas paparan.

Seorang peserta lain yang baru berusia 11 tahun bahkan teringat akan satu unggahan khusus. “Ada mangkuk kue raksasa yang terus muncul,” katanya. “Ketika melihatnya, rasanya ingin langsung memesan makanan penutup dan perut jadi sangat lapar.” Pengakuan jujur ini menegaskan bagaimana visualisasi makanan yang menarik dapat memicu respons fisik dan keinginan untuk mengonsumsi, bahkan pada usia yang sangat muda.

## Di Bawah Pengaruh Sang Juru Kampanye Digital: Bisnis Makanan Instan Berwujud Hiburan

Penelitian menunjukkan bahwa hanya dengan melihat gambar makanan HFSS saja sudah cukup untuk memicu keinginan kuat yang sulit ditahan. Hasil survei juga menyoroti bagaimana banyak anak muda menyambut konten HFSS yang dipimpin oleh _influencer_ sebagai bentuk hiburan. Format seperti uji rasa (_taste test_) dan _mukbang_ (siaran makan dari Korea) seringkali terasa seperti percakapan akrab atau pengalaman yang dibagikan. Beberapa responden secara aktif mencari konten semacam ini dan berbicara positif tentang bagaimana itu membantu mereka menemukan produk baru untuk dicoba.

Inilah mengapa pemasaran di media sosial menjadi sangat kuat dan berpengaruh. _Influencer_ berhasil membuat produk dan merek terasa jauh lebih personal dan dekat dengan audiens. Akibatnya, makanan instan dapat dipromosikan dengan cara yang sulit dikenali atau bahkan dipahami sebagai iklan. Beberapa peserta studi bahkan mencatat betapa sulitnya membedakan apakah konten _influencer_ adalah pemasaran atau sekadar unggahan biasa.

## Generasi Z dan Ilusi Pilihan: Saat Iklan Bersembunyi di Balik Konten

Sebagian kendala ini muncul karena beberapa platform media sosial tidak secara jelas menandai konten promosi. Di sisi lain, unggahan _influencer_ juga tidak memiliki “tampilan iklan korporat” seperti postingan dari bisnis besar, menjadikannya samar dan lebih mudah diterima. Hasilnya, banyak anak muda tidak menyadari seberapa sering mereka sedang dipasarkan, apalagi bagaimana hal itu dapat membentuk kebiasaan dan memengaruhi kesehatan mereka di kemudian hari.

Peserta studi seringkali menyatakan keyakinan bahwa konsumsi makanan HFSS lebih merupakan pilihan pribadi daripada paparan iklan. “Tidak ada yang salah dengan, misalnya, mempromosikan makanan tidak sehat,” kata seorang remaja berusia 13 tahun. “Penonton akan tahu jika mereka makan terlalu banyak. Itu tidak sehat, tetapi jika dalam batas wajar, semuanya akan baik-baik saja.” Pandangan ini mengindikasikan adanya celah pemahaman tentang bagaimana lingkungan yang lebih luas dapat memengaruhi pilihan makanan individu.

Analisis dari berbagai studi terbaru juga menunjukkan bahwa anak muda memiliki kesulitan dalam memahami niat di balik iklan, termasuk iklan digital. Kurangnya kesadaran ini membuat mereka lebih rentan terhadap iklan, terutama ketika iklan tersebut dirancang untuk menarik perhatian dan interaksi seperti yang terjadi pada banyak konten HFSS. Dengan demikian, meskipun ada aturan yang berlaku, regulasi saat ini belum cukup untuk melindungi anak muda secara daring.

## Regulasi Nampaknya Tertinggal Jauh dari Kecepatan Scroll Jari

Regulasi yang ada belum mampu mengejar perkembangan cara anak muda berinteraksi dengan media sosial, khususnya dalam hal pemasaran _influencer_. “Iklan dapat membentuk apa yang anak-anak makan, sehingga Pemerintah Inggris harus membantu menciptakan lingkungan daring yang memberdayakan, bukan merusak, perubahan sehat,” kata Liv Cheek, manajer kebijakan pencegahan dari organisasi yang melakukan studi ini. Perubahan ini perlu terjadi sesegera mungkin karena konsekuensinya nyata dan serius.

Anak-anak yang mengalami obesitas memiliki kemungkinan lima kali lebih besar untuk tetap gemuk hingga dewasa, yang pada akhirnya meningkatkan risiko mereka mengembangkan kanker di kemudian hari. Angka-angka di Inggris pun cukup mengkhawatirkan: 14% dari kelompok usia 16 hingga 24 tahun dan 22% dari anak-anak berusia 10 hingga 11 tahun kini hidup dengan obesitas. Ini menunjukkan skala masalah yang memerlukan intervensi serius dan tepat waktu dari berbagai pihak.

## Masa Depan Perut dan Dompet Digital: Harapan untuk Perubahan Nyata

Mulai Januari 2026, undang-undang baru akan diberlakukan di Inggris, melarang iklan berbayar produk HFSS tertentu secara daring—termasuk di media sosial—dan menerapkan batasan jam tayang (pukul 9 malam) untuk iklan makanan instan di TV. Pemodelan pemerintah memperkirakan langkah ini dapat mengurangi jumlah anak dengan obesitas hingga lebih dari 20.000 jiwa. Namun, perubahan ini telah menghadapi penundaan berulang, dan sebagian industri makanan serta periklanan terus mendorong untuk melonggarkan aturan tersebut. Tanpa penegakan hukum yang kuat dan pendanaan yang memadai bagi regulator, celah-celah hukum bisa membatasi dampak positif dari legislasi ini. Pemerintah memiliki rencana kesehatan 10 tahun untuk menggeser NHS dari “layanan pengobatan” menjadi “layanan kesehatan” dengan fokus pada pencegahan. Penelitian menunjukkan bahwa visi ini hanya dapat tercapai dengan tindakan berani untuk melindungi anak muda dari pemasaran berbahaya. Pembatasan iklan makanan instan daring merupakan langkah vital, namun perlu ditegakkan secara ketat dan diperkuat dengan menutup celah dalam aturan pemasaran daring yang ada. Pemerintah dan regulator didesak untuk mengambil tindakan tegas demi melindungi generasi muda dari pemasaran yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan kanker di masa depan.

Previous Post

Beatles ’64: Remaster Hidupkan Gema Lintas Generasi

Next Post

Mario Kart World: Era Balapan Baru, Siap Tancap Gas

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *