Dark Mode Light Mode
PHK Massal: Jurnalis Indonesia Desak Perlindungan Lebih Kuat terhadap Media
Mantan Pemimpin BioWare Ungkap Tim Dragon Age: The Veilguard ‘Dikerjai’ Akibat EA Tak Peduli pada Franchise Ini
Bali Terapkan Strategi Keamanan Jalan Baru demi Lindungi Wisatawan

Mantan Pemimpin BioWare Ungkap Tim Dragon Age: The Veilguard ‘Dikerjai’ Akibat EA Tak Peduli pada Franchise Ini

Game developer drama? Ah, dunia yang tak pernah membosankan. Kadang, di balik game keren yang kita mainkan, ada cerita yang lebih seru (dan kadang bikin geleng-geleng kepala) daripada plot gamenya sendiri. Mari kita intip sedikit dapur BioWare.

Dragon Age: Kisah di Balik Layar yang Penuh Drama

Industri game memang penuh tekanan, dan BioWare nampaknya tidak terkecuali. Mark Darrah, mantan executive producer Dragon Age, buka suara mengenai pengalamannya selama pengembangan Dragon Age: The Veilguard. Katanya sih, dukungan dari EA dan BioWare sendiri terasa kurang maksimal di awal-awal.

Tepatnya di tahun 2017, Darrah menceritakan, tim Dragon Age merasa seperti dipermainkan, minim dukungan dari atas. Tahun itu, boleh dibilang, jadi salah satu momen paling krusial dalam sejarah BioWare.

Kejadiannya dimulai saat Darrah dipindahkan ke tim Mass Effect: Andromeda untuk membantu menyelesaikan pengembangan. Tujuannya sih biar Dragon Age bisa dapat lebih banyak sumber daya nantinya. Teori doang, praktiknya… ya gitu deh.

Menurut Darrah, pemindahan ini jadi preseden buruk. “Ini pertama kalinya seorang pimpinan proyek meninggalkan proyeknya untuk membantu proyek lain, sementara proyeknya sendiri tetap berjalan,” ujarnya. Bayangkan lagi kerjain tugas kelompok yang ketuanya tiba-tiba ghosting sementara. Panic nggak tuh?

Peluncuran Mass Effect: Andromeda di Maret 2017… tidak berjalan mulus. Bersamaan dengan itu, BioWare juga sedang menyesuaikan diri dengan perubahan struktur organisasi, di mana mereka harus melapor ke pimpinan baru di EA. Si bos baru ini ternyata kurang berminat melanjutkan Mass Effect yang lagi bermasalah, tapi Darrah merasa Dragon Age masih belum dapat dukungan yang memadai.

Ditinggal Pas Lagi Sayang-Sayangnya: Antara Dragon Age dan Anthem

Darrah sempat menyampaikan kekhawatirannya kepada petinggi EA, termasuk CEO Andrew Wilson. Mereka meyakinkan bahwa Dragon Age itu penting bagi perusahaan. Tapi, kenyataannya? Well…

Perhatian EA malah beralih total ke Anthem. Darrah merasa kepercayaannya pada perusahaan terus diuji. Sumber daya yang seharusnya untuk Dragon Age (yang kelak dikenal sebagai Dragon Age: The Veilguard) ditarik terus-menerus sampai tahun 2019. Ini mengakibatkan perubahan fundamental pada proyek Dragon Age.

Dragon Age: The Veilguard, Antara Pujian dan Kekecewaan

Akhirnya, Dragon Age: The Veilguard dirilis di akhir 2024. Meski mendapat ulasan positif dari para kritikus, EA malah bilang penjualannya kurang memuaskan, tidak berhasil menarik perhatian audiens yang lebih luas. Padahal, banyak developer Dragon Age yang kemudian angkat bicara, menyarankan EA untuk meniru pendekatan Larian Studios, pengembang Baldur’s Gate 3.

Banyak pengembang Dragon Age yang malah di-PHK di awal tahun ini, karena BioWare kembali fokus ke Mass Effect 5. Ironis ya? Kayak udah ditolak, eh dikejar lagi.

Leadership Gonta-Ganti: Bikin Pusing Tujuh Keliling

Darrah juga menyoroti perubahan kepemimpinan yang dirasa kurang tepat. Casey Hudson diangkat kembali tanpa melibatkan dirinya sama sekali, padahal Darrah adalah orang kedua paling senior di BioWare. Perubahan ini tidak hanya mengejutkan, tapi juga menunjukkan kurangnya rasa hormat. Bayangin aja, kamu udah loyal banget sama perusahaan, eh keputusan penting diambil tanpa ngajak ngobrol.

Kepentingan Bisnis Versus Passion: Dilema Klasik Industri Game

Dari cerita Darrah, kita bisa melihat dilema klasik di industri game: kepentingan bisnis seringkali bertentangan dengan passion dan visi kreatif para pengembang. Tekanan dari perusahaan induk, perubahan prioritas, dan kurangnya dukungan sumber daya bisa berdampak besar pada kualitas game yang dihasilkan.

Pesan Tersembunyi: Belajar dari Pengalaman Lalu

Lalu, apa takeaway-nya dari semua drama ini? Industri game itu dinamis, penuh tantangan, dan kadang bikin frustrasi. Tapi, dengan komunikasi yang baik, dukungan yang memadai, dan kepemimpinan yang stabil, tidak mustahil untuk menghasilkan game yang benar-benar berkesan. Semoga saja BioWare belajar dari pengalaman ini dan bisa memberikan yang terbaik di proyek-proyek selanjutnya, termasuk Mass Effect 5. Siapa tahu, kan, ada happy ending setelah semua drama ini.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

PHK Massal: Jurnalis Indonesia Desak Perlindungan Lebih Kuat terhadap Media

Next Post

Bali Terapkan Strategi Keamanan Jalan Baru demi Lindungi Wisatawan