Jangan anggap dirimu invincible hanya karena sering olahraga. Mantan presiden UCI dan British Cycling, Brian Cookson, merasakan sendiri pentingnya medical check-up rutin, bahkan untuk atlet veteran sekalipun. Pengalamannya ini jadi pengingat bagi kita semua.
Olahraga memang penting, tapi bukan jaminan bebas penyakit jantung. Studi terbaru menunjukkan bahwa atlet veteran pun berisiko mengalami masalah jantung, termasuk heart scarring. Cookson, yang aktif bersepeda sejak pensiun, menjadi salah satu peserta studi tersebut. Siapa sangka, keikutsertaannya justru menyelamatkan nyawanya.
Awalnya, Cookson tidak merasakan gejala apapun. Namun, saat mengikuti sesi latihan di Manchester Velodrome, ia mengalami episode “aneh”. Detak jantungnya tiba-tiba melonjak drastis hingga 238 bpm. Padahal, biasanya dia cuma nongkrong di angka 150-an kalau lagi ngebut di tanjakan.
Setelah diperiksa, Cookson didiagnosis mengalami Ventricular Tachycardia, kondisi di mana jantung berdetak terlalu cepat sehingga tidak memompa darah secara efisien. Kondisi ini bisa berujung pada cardiac arrest. Untungnya, ia cepat mendapatkan penanganan.
Pentingnya Deteksi Dini Masalah Jantung Pada Atlet
Deteksi dini penyakit jantung sangat penting, terutama bagi mereka yang aktif berolahraga. Atlet veteran seringkali mengabaikan gejala-gejala kecil karena menganggapnya sebagai efek samping latihan biasa. Padahal, gejala tersebut bisa jadi tanda masalah serius.
Salah satu alat yang digunakan dalam studi yang diikuti Cookson adalah loop recorder, perangkat kecil seukuran computer memory stick yang ditanam di tubuh untuk memantau aktivitas jantung. Alat ini sangat membantu dalam mendeteksi aritmia dan kelainan jantung lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh British Heart Foundation (BHF) menemukan bahwa hampir setengah dari 106 peserta memiliki heart scarring. Temuan ini meningkatkan risiko mereka mengalami episode serupa yang dialami Cookson. Jangan langsung panik dan berhenti olahraga ya!
ICD: Sahabat Baru Para Atlet dengan Masalah Jantung
Cookson kini menggunakan Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD), sebuah alat seperti smart pacemaker. ICD berfungsi untuk mencegah masalah jantung yang lebih serius. Alat ini akan memberikan kejutan listrik jika jantung berhenti atau mengalami aritmia. Bayangkan, bodyguard pribadi untuk jantungmu!
ICD akan “turun tangan” jika jantung berhenti mendadak, memberikan sengatan ringan jika ada ketidakberesan irama, dan memberikan defibrilasi jika terjadi serangan jantung. Singkatnya, alat ini adalah first responder untuk jantung.
Dr. Peter Swobada, pemimpin studi tersebut, menekankan bahwa hasil penelitian ini tidak seharusnya membuat orang berhenti berolahraga. Justru, ini jadi pengingat penting untuk lebih waspada dan memeriksakan diri secara rutin. Anggap saja seperti servis rutin mobil kesayangan.
Tetap Aktif, Tetap Waspada: Kunci Sehat Jantung
Cookson mengakui bahwa pengalamannya membuatnya mempertimbangkan untuk berhenti balapan. Namun, ia tetap akan bersepeda untuk menjaga kebugaran. Ia juga lebih berhati-hati dan mengurangi intensitas latihan jika detak jantungnya mulai mendekati 150 bpm.
“Saya lebih memilih bersepeda santai untuk menjaga kesehatan dan punya 10, 20 tahun lagi atau bahkan lebih untuk hidup. Siapa tahu, nanti umur 100 saya bisa pecahkan rekor satu jam,” candanya. Artinya, mengurangi intensitas latihan bukan berarti berhenti total, ya!
Jangan Merasa Kebal: Pentingnya Medical Check-Up Rutin
Pesan Cookson sangat jelas: jangan merasa kebal terhadap masalah kesehatan hanya karena aktif berolahraga. Jika ada sesuatu yang tidak beres, segera periksakan diri ke dokter. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi masalah jantung.
Olahraga memang penting untuk kesehatan jantung, tetapi jangan lupa juga untuk menjaga pola makan, tidur yang cukup, dan mengurangi stres. Kombinasi gaya hidup sehat dan medical check-up rutin adalah kunci untuk jantung yang sehat dan umur yang panjang. Jangan sampai menyesal di kemudian hari!
Intinya, olahraga itu penting, tapi kesehatan jantung itu yang lebih penting. Jangan sampai keasyikan nge-gym atau gowes sampai lupa dengan kesehatan jantung sendiri. Kalau ada gejala aneh, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Lebih baik mencegah daripada mengobati, kan?