Mungkin kamu berpikir, "Metal? Ah, itu bukan gue banget." Tapi tunggu dulu! Sebelum kamu scroll menjauh, mari kita bicara tentang sesuatu yang lebih dalam dari sekadar distorsi gitar dan teriakan vokal: dedikasi, komunitas, dan bagaimana sebuah band metal legendaris seperti Death Angel tetap relevan setelah lebih dari empat dekade. Anggap saja ini crash course singkat dalam dunia metal, yang mungkin bisa mengubah pandanganmu.
Death Angel, band thrash metal asal San Francisco Bay Area, telah menghentak dunia musik sejak tahun 1980-an. Mereka bukan sekadar band; mereka adalah fenomena. Bayangkan band ini seperti startup yang berhasil bertahan melewati berbagai krisis ekonomi dan perubahan tren pasar. Keren, kan?
Band ini bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang legacy. Mereka adalah bagian dari gelombang thrash metal kedua yang meledak di Bay Area, bersama band-band besar lainnya. Mereka turut membentuk lanskap musik metal modern, dan pengaruh mereka masih terasa hingga saat ini. Ini bukan sekadar nostalgia; ini adalah sejarah musik yang hidup.
Salah satu elemen kunci dari kesuksesan mereka adalah komunitas. Musik metal, menurut vokalis Mark Osegueda, adalah genre yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang benar-benar menjadi bagian darinya. Ada dukungan yang kuat antar musisi, persaingan yang sehat, dan rasa persaudaraan yang mendalam. Ibaratnya, ini adalah perkumpulan para gamer sejati yang saling mendukung untuk mencapai level tertinggi.
Mark Osegueda, sang vokalis karismatik, baru-baru ini berbicara tentang apa yang membuat Death Angel terus melaju. Jawabannya sederhana namun mendalam: cinta pada musik. Musik bukan sekadar pekerjaan bagi mereka; itu adalah panggilan jiwa. Mereka dilahirkan untuk melakukan ini, dan semangat itu terus membara dalam diri mereka.
Dedikasi mereka pada musik juga tercermin dalam proses kreatif mereka. Gitaris Ted Aguilar mengungkapkan bahwa mereka telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menulis materi baru. Mereka memiliki banyak ide mentah ("skeletons," sebutnya) yang sedang menunggu sentuhan magis dari Mark untuk vokal. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan popularitas masa lalu, tetapi terus berinovasi dan berkembang.
Tentu saja, tidak ada band yang bisa bertahan selama ini tanpa sedikit pun perubahan. Personel band telah mengalami beberapa pergantian, tetapi inti dari Death Angel tetap sama: energi mentah, skill musikal yang luar biasa, dan komitmen yang tak tergoyahkan pada musik mereka. Mereka seperti superhero yang selalu kembali dengan kekuatan baru.
Kembali Menggebrak: Album Baru dan Tur Eropa
Setelah enam tahun tanpa rilisan baru, Death Angel akhirnya merilis lagu baru berjudul "Wrath (Bring Fire)" sebagai pemanasan untuk tur Eropa mereka yang bertajuk "Summer Of Wrath" pada tahun 2025. Lagu ini adalah bukti bahwa mereka masih memiliki taring yang tajam dan energi yang membara. Jadi, siap-siap saja untuk headbang!
Tidak hanya itu, mereka juga akan merayakan ulang tahun ke-35 album klasik mereka, "Act III", dengan memainkan seluruh album tersebut secara langsung di acara Natal tahunan mereka di The Fillmore, San Francisco. Ini adalah kesempatan langka bagi para penggemar untuk merasakan kembali kekuatan album yang telah membentuk genre thrash metal.
Kerry King dan Kolaborasi yang Mengguncang
Mark Osegueda juga terlibat dalam proyek solo gitaris Slayer, Kerry King, dalam album debutnya, "From Hell I Rise". Keterlibatan Mark dalam proyek ini menunjukkan bahwa dia adalah salah satu vokalis metal yang paling dihormati di industri ini. Kolaborasi ini seperti pertemuan dua kekuatan besar yang menghasilkan ledakan energi yang luar biasa.
Proses Kreatif yang Tak Pernah Berhenti
Gitaris Rob Cavestany juga mengkonfirmasi bahwa mereka sedang mengerjakan sekitar tujuh lagu baru. Dia mengakui bahwa sulit untuk menyeimbangkan antara tur dan menulis musik, tetapi dia berada di "zona menulis" yang membahagiakan. Ini adalah kabar baik bagi para penggemar yang sudah tidak sabar menunggu materi baru dari Death Angel. Bayangkan saja, tujuh lagu baru? Itu seperti hadiah Natal yang datang lebih awal!
Drummer Will Carroll juga mengungkapkan kegembiraannya tentang perkembangan musik baru Death Angel. Dia mengatakan bahwa "jantung kreatif" mereka sedang berdetak kencang dan segala sesuatunya berjalan dengan sangat produktif. Dia berharap para penggemar akan menyukai materi baru ini, dan mungkin bahkan akan mendapatkan penggemar baru di sepanjang jalan. Optimisme Will menular, membuat kita semakin bersemangat menantikan album baru ini.
Will juga menambahkan bahwa mereka bekerja keras untuk memastikan bahwa materi baru mereka terdengar segar dan terinspirasi, tanpa mengulangi ide dan beat dari album sebelumnya. Ini adalah tantangan yang berat, tetapi Death Angel selalu berhasil mengatasi tantangan dan menghasilkan musik yang inovatif dan memuaskan.
Lebih dari Sekadar Musik: Grammy dan Pengalaman Hidup
Jangan lupakan bahwa Death Angel pernah dinominasikan untuk Grammy Award untuk "Best Metal Performance" untuk lagu "Humanicide". Ini adalah pencapaian besar yang menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu band metal terbaik di dunia.
Will Carroll juga memiliki kisah hidup yang menginspirasi. Pada tahun 2020, dia menghabiskan hampir dua minggu di ventilator setelah didiagnosis COVID-19. Pengalamannya ini memberikan perspektif baru tentang hidup dan musik. Ketangguhannya adalah inspirasi bagi kita semua.
Intinya? Death Angel bukan hanya band metal biasa. Mereka adalah bukti bahwa dedikasi, komunitas, dan cinta pada musik dapat membuat sesuatu yang luar biasa bertahan lama. Mereka terus berkembang, berinovasi, dan menginspirasi, membuktikan bahwa musik metal lebih dari sekadar kebisingan; itu adalah kekuatan yang abadi. Mungkin sekarang saatnya untuk memberi Death Angel kesempatan kedua (atau pertama!), dan siapa tahu, mungkin kamu akan menemukan band favoritmu yang baru.