Dulu waktu kecil, kita seringkali meremehkan imajinasi kita sendiri. Menganggapnya hanya sekadar khayalan anak-anak. Tapi, pernahkah kita berpikir bahwa imajinasi itu adalah superpower yang belum terasah? Nah, ISMILE Bandung hadir untuk membuktikan sebaliknya.
Pendidikan anak usia dini seringkali dianggap sepele. Padahal, di usia inilah fondasi kecerdasan dan kreativitas anak dibangun. Kurikulum yang tepat, metode pengajaran yang inovatif, dan lingkungan yang mendukung adalah kunci keberhasilan pendidikan di usia ini. Reggio Emilia approach, misalnya, menekankan pada pembelajaran yang dipimpin oleh anak, kolaborasi, dan eksplorasi.
Pendekatan Reggio Emilia, yang menjadi landasan ISMILE Bandung, bukan hanya sekadar metode pengajaran. Lebih dari itu, ini adalah filosofi yang menghargai anak sebagai individu yang kompeten dan kaya akan potensi. Anak-anak dilihat sebagai pembelajar aktif yang mampu mengarahkan proses belajar mereka sendiri.
Nah, untuk merayakan keberhasilan pendekatan ini, ISMILE Bandung menggelar sebuah pameran pendidikan bertajuk ‘No Way, There’s Still a Hundred’. Pameran ini bukan sekadar ajang memamerkan hasil karya anak-anak, tetapi juga sebuah bukti nyata bahwa anak-anak memiliki seratus bahkan lebih "bahasa" untuk mengekspresikan diri. Bahasa di sini bukan hanya kata-kata, tetapi juga gambar, gerakan, cerita, dan berbagai bentuk ekspresi lainnya.
Pameran ini menampilkan karya-karya anak-anak dari berbagai kelompok usia, mulai dari toddler hingga taman kanak-kanak. Setiap proyek yang dipamerkan adalah hasil dari perjalanan belajar yang unik, terinspirasi oleh rasa ingin tahu anak-anak dan didukung oleh observasi dan kolaborasi yang cermat antara anak-anak, guru, dan keluarga. Bayangkan, dari tangan-tangan kecil mereka, lahir karya-karya yang luar biasa.
ISMILE Bandung meyakini bahwa anak-anak memiliki "seratus bahasa" untuk mengekspresikan diri. Mereka bisa menggambar, bergerak, bercerita, membuat patung, dan masih banyak lagi. Pameran ini menyoroti pentingnya memandang anak-anak sebagai peserta aktif dalam proses belajar mereka sendiri. Jadi, jangan heran kalau melihat karya-karya yang out of the box di sini.
Pameran ini diharapkan dapat menginspirasi para orang tua dan pendidik untuk lebih menghargai potensi anak-anak dan memberikan mereka kesempatan untuk mengeksplorasi diri melalui berbagai cara. Siapa tahu, dari pameran ini, kita bisa menemukan "bahasa" baru untuk berkomunikasi dengan anak-anak kita.
Mengintip Dunia Anak: Jelajahi "Seratus Bahasa" di ISMILE Bandung
Salah satu yang menarik dari pameran ini adalah bagaimana setiap kelas mengeksplorasi topik yang muncul secara organik dari rasa ingin tahu mereka. Misalnya, kelompok toddler mengeksplorasi "Bahasa Tangan". Mereka menggunakan tangan mereka untuk bermain dengan berbagai tekstur dan material, seperti cat, tanah liat, dan elemen alam. Dari sini, mereka belajar berkomunikasi jauh sebelum bisa berbicara dengan lancar. Touching, feeling, dan creating adalah kunci dari eksplorasi mereka.
Kelompok Nursery 1 (usia 2-3 tahun) memiliki dua jalur eksplorasi yang berbeda. Ada yang terpesona dengan keanggunan burung flamingo. Mereka mengamati flamingo melalui cerita, tarian, dan seni visual. Anak-anak meniru pose flamingo dan mengungkapkan penemuan mereka melalui gerakan dan permainan imajinatif. Sungguh menggemaskan!
Kelompok Nursery 1 lainnya asyik dengan dunia tanah liat. Mereka membentuk, mencetak, dan mengubah tanah liat menjadi berbagai bentuk representasi dari imajinasi mereka. Eksplorasi langsung ini menumbuhkan keterampilan motorik halus, kreativitas, dan pemahaman tentang transformasi. Dari lumpur menjadi karya seni, amazing!
Kelompok Nursery 2 (usia 3-4 tahun) juga memiliki dua fokus yang berbeda. Ada yang menyelidiki burung – bulu, penerbangan, dan simbolisme kebebasan – melalui gambar, kolase, dan observasi yang cermat. Pengalaman mereka, termasuk momen merawat burung yang sakit atau hilang, memicu rasa kasih sayang dan rasa ingin tahu, menempatkan pembelajaran dalam hubungan emosional yang tulus. So sweet!
Kelompok Nursery 2 lainnya fokus pada storytelling atau bercerita. Melalui dramatisasi dan representasi visual dari narasi spontan mereka, anak-anak menghidupkan dunia batin mereka, mengungkapkan kekuatan imajinasi dan kekayaan suara mereka. Dari sini, kita bisa melihat bahwa setiap anak punya cerita, dan setiap cerita itu berharga.
Kelompok Kindergarten 1 (usia 4-5 tahun) terpesona dengan siput. Mereka melakukan observasi ilmiah dan interpretasi artistik. Melalui sketsa spiral, menelusuri jejak berlendir, dan menyelidiki pola cangkang, mereka mengintegrasikan bahasa, matematika, dan biologi dalam penyelidikan yang mengungkap keajaiban alam yang tenang. Siapa sangka, siput bisa jadi inspirasi yang luar biasa?
Dari Siput Hingga Masakan: Belajar dengan Cara yang Menyenangkan
Kelompok Kindergarten 2 (usia 5-6 tahun) menjelajahi memasak sebagai bahasa sensorik dan budaya. Mulai dari mencampur dan mengukur hingga mencicipi dan bercerita, perjalanan ini membantu mereka mengembangkan keterampilan hidup praktis, memperdalam pemahaman matematika, dan menumbuhkan hubungan satu sama lain. Makanan menjadi simbol identitas, berbagi, dan penemuan yang menyenangkan. Dari dapur, mereka belajar banyak hal.
"No Way, There's Still a Hundred": Lebih Dari Sekadar Pameran
"Pameran ini adalah cerminan dari keyakinan kami pada kekuatan ide-ide anak-anak," kata Supiani Winata, Direktur ISMILE Bandung. "Ini menunjukkan apa yang mungkin terjadi ketika kita meluangkan waktu untuk benar-benar mendengarkan — untuk menyediakan ruang, waktu, dan kepercayaan dalam proses pembelajaran. Apa yang Anda lihat di sini bukan hanya hasil eksplorasi kreatif, tetapi juga hasil dari hubungan yang bermakna antara anak-anak, pendidik, dan keluarga."
Pengunjung diajak untuk menjelajahi pameran bukan hanya sebagai presentasi karya siswa, tetapi sebagai contoh hidup dari pendidikan berbasis inkuiri. Lingkungan telah dikurasi secara sengaja untuk menyoroti semangat kolaboratif yang mendefinisikan komunitas belajar ISMILE Bandung. Ini bukan hanya tentang hasil akhir, tapi juga tentang proses dan kolaborasi yang terjadi di baliknya.
Secara keseluruhan, ‘No Way, There’s Still a Hundred’ berfungsi sebagai perayaan pembelajaran yang menggembirakan dan undangan yang tulus untuk menyaksikan kekayaan masa kanak-kanak, ketika dipelihara dengan hormat, perhatian, dan rasa ingin tahu yang mendalam. Pameran ini mengingatkan kita bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang penuh potensi dan keajaiban.
Intinya, pameran ini adalah pengingat yang kuat bahwa potensi anak-anak tidak terbatas. Dengan memberikan mereka lingkungan yang mendukung dan kesempatan untuk mengeksplorasi minat mereka, kita dapat membantu mereka membuka potensi penuh mereka dan menjadi pembelajar seumur hidup. Jangan pernah meremehkan kekuatan imajinasi anak-anak. Siapa tahu, mereka akan menciptakan sesuatu yang luar biasa di masa depan.