Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Wolves: Hardcore Inggris yang Menggebrak Batas dengan Mathcore dan Melodi

Mata Kafir Menyoroti Port Inspiro: Mengungkap Kebenaran Tersembunyi

Siapa bilang musik metal dan rock melodi sudah ketinggalan zaman? Band asal Swedia, Heathen’s Eye, membuktikan sebaliknya dengan debut album mereka, Port Inspiro. Judulnya sendiri, dalam bahasa Esperanto, berarti “terinspirasi dari masa lalu”. Apakah mereka berhasil bernavigasi melintasi waktu tanpa tersesat? Mari kita bedah album ini, asik!

Genre rock melodi memang tricky. Terlalu banyak mengikuti tren lama, album bisa terdengar generik. Terlalu banyak inovasi, fans garis keras bisa ngamuk. Heathen’s Eye mencoba menyeimbangkan kedua elemen ini, dan hasilnya… lumayan bikin penasaran.

Nostalgia Metal: Kilas Balik Era ’80-’90an

Port Inspiro nyaman berada di perbatasan akhir ’80an dan awal ’90an, antara rock melodi dan metal. Kita bisa merasakan pengaruh Accept yang anthemic, terutama dari album Metal Heart. Raungan gitar dari Göran Hamrin, dipadu vokal Robb Lindh yang tinggi, adalah daya tarik utama album ini. Lindh, meski bukan the next Jorn Lande (siapa juga yang bisa?), suaranya sangat pas dengan genre ini. Kadang, nuansa Johan Längqvist (Candlemass) juga terasa, tapi lebih nge-rock.

Di sela-sela riff metal yang berat, ada sentuhan Magnum dan Journey yang mencuat. Mikael Andersson dengan synth yang beragam memberikan warna, dari ceria dan nostalgia sampai gelap dan mistis. Heathen’s Eye membuktikan bahwa mereka bisa nge-riff dengan mantap, dengan permainan gitar dan drum yang cukup garang di lagu-lagu seperti “Mirrorman” dan “Blind”. Ini memberikan keseimbangan yang pas untuk album ini. Jangan salah, meskipun lemesin sedikit, mereka tetap metal.

Lebih dari Sekadar Metal Melodi Biasa

Port Inspiro ternyata lebih bervariasi dan ambisius dari yang terlihat. “Ghosts of Yesterday” dan “Monsters” mengingatkan kita pada sisi progresif dari band-band seperti Fates Warning atau Queensrÿche era ’90an. Album ini bisa jadi teman yang asyik untuk album A-Z, meskipun kurang prog dan lebih AOR. Kalau Heathen’s Eye meningkatkan tempo dan energi, sentuhan power metal juga terasa.

Momen puncak album ini adalah saat semua elemen menyatu dalam lagu “Firepriest”. Sayang, nggak banyak momen seperti ini. Seandainya album ini punya lebih banyak ledakan kejayaan seperti “Firepriest”, dan nggak terlalu lama di zona nyaman tempo sedang, mungkin hasilnya akan lebih spektakuler. Tapi, lagu-lagu catchy di album ini cukup menutupi kekurangan tersebut. Pengaruh yang beragam membuat album ini layak diputar berulang-ulang.

Panjangnya Kebangetan? Mungkin Sedikit…

Port Inspiro adalah pengalaman yang menyenangkan, tapi ada sedikit masalah pacing. Dengan durasi 63 menit, album ini agak kepanjangan. Hook dan variasi yang banyak memang memberikan ilusi durasi yang lebih pendek, tapi sebagian besar lagu berdurasi 5-6 menit, dan beberapa terasa terlalu lama (“Monsters,” “Time to Deliver”). Penempatan dua ballad yang berdekatan juga kurang pas. Mungkin, memotong lagu “Lost in the Wind” akan membuat album ini lebih kohesif.

Namun, ini bukan masalah besar. Semua 12 lagu di album ini berkisar dari solid hingga sangat bagus. Produksi yang hangat dan hidup dengan DR10 membuat Port Inspiro nyaman didengarkan dari awal hingga akhir. Mereka berhasil membuat sound jadul yang kekinian.

Heathen’s Eye: Masa Depan Metal Melodi Cerah?

Heathen’s Eye punya formula yang bagus. Jika mereka bisa fokus pada penulisan lagu, formula ini bisa jadi kemenangan besar. Port Inspiro merayakan masa lalu sambil menggabungkan pengaruh band dengan cara yang menarik. Album ini mungkin nggak inovatif, tapi memang nggak bertujuan untuk itu. Yang terpenting, album ini fun. Dan meskipun beberapa pemangkasan dan urgensi tambahan akan meningkatkan pacing album ini, album ini tetap terasa lebih pendek dari yang sebenarnya.

Meskipun ada beberapa kesalahan kecil, Port Inspiro adalah album yang nyaman didengarkan, dengan banyak lagu yang menggabungkan anthemic dan kreatif, terinspirasi oleh masa lalu tetapi tidak terjebak di dalamnya. Kita tunggu saja apakah mereka bisa mengambil pelajaran dan menghasilkan album yang lebih kuat lagi. Momentum ada di pihak mereka.

Mencari Inspirasi dari Masa Lalu

Kombinasi Metal, Rock, dan Nostalgia

Pacing Album: Panjang atau Asyik?

Momentum Heathen’s Eye: Akan Lebih Bersinar?

Singkatnya, Port Inspiro adalah bukti bahwa musik metal melodi masih punya tempat di hati pendengar modern. Dengan perpaduan antara nostalgia, teknik bermain yang mumpuni, dan sedikit sentuhan modern, Heathen’s Eye berhasil menciptakan album debut yang solid dan menghibur. Siapa tahu, album ini bisa jadi soundtrack buat kamu yang lagi chill sambil mengenang masa lalu.

Previous Post

Kenapa tidak ada yang mempertanyakan hal ini

Next Post

10 Game Battlefield Terbaik yang Wajib Kamu Coba

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *