Dark Mode Light Mode

Mawiza Ül: Debut Berbahasa Indonesia yang Akan Mengubah 2025

Metal bertemu dengan budaya asli? Kedengarannya seperti kombinasi yang eksplosif, seperti kopi campur micin, awalnya aneh tapi kok bikin nagih? Band metal Mawiza dari Chili membuktikan bahwa ide ini bukan hanya sekadar unik, tapi juga powerfull. Bayangkan saja, distorsi gitar bertemu dengan dentuman drum tradisional, lirik tentang perlawanan bercampur dengan mitos kuno. Siap untuk merasakan getaran yang berbeda?

Metal dan Warisan Budaya: Mawiza Menggebrak Scene Musik

Mawiza, yang berbasis di Santiago, Chile, muncul sebagai kekuatan baru dalam scene metal. Mereka adalah bagian dari Mapuche Nation, kelompok masyarakat adat di Amerika Selatan yang berjuang melawan penindasan selama berabad-abad. Kelahiran kembali identitas ini kemudian dituangkan dalam musik yang kuat dan memukau.

Band groove metal ini ‘terbentuk’ pada tahun 2021, setelah vokalis Awka Mondaka semakin terhubung dengan warisan budayanya. Nama mereka sebelumnya berbahasa Spanyol, namun terasa tidak lagi relevan dengan semangat yang ingin mereka bawa. Jadi, mereka memutuskan untuk merekam ulang materi lama mereka dalam Mapudungun, bahasa Mapuche. Keren, kan?

Dalam dua tahun terakhir, mereka telah menandatangani kontrak dengan Season Of Mist dan menjadi band pembuka untuk nama-nama besar seperti Slipknot, King Diamond, dan Gojira. Itu bukan prestasi kecil! Buktinya, musik mereka memang layak didengar dan diperhitungkan.

“Ül”: Chant dari Jantung Mapuche

Album Ül (‘Chant’) menandai karya orisinal pertama Mawiza dengan nama baru mereka, dan memberi petunjuk tentang pencapaian yang lebih besar di masa depan. Seluruh liriknya dinyanyikan dalam Mapudungun, menjadikannya bukan hanya karya musik, tetapi juga jendela ke budaya yang kaya. Bukan sekadar musik, tapi juga edukasi!

Lagu pembuka, Wingkawnoam, misalnya, menggabungkan chord gitar yang menggelegar dengan kultrung, drum tradisional Mapuche. Awka Mondaka bernyanyi dengan penuh semangat tentang kesucian wilayah adat. Bayangkan, musik metal yang berpadu dengan ritme tradisional, epic!

Sisa album ini penuh dengan pelajaran tentang budaya dan mitos. Dari narasi konflik Spanyol-Mapuche di Ngulutu hingga Pinhza Ñi Pewma yang menceritakan mimpi tentang alam. Melodi ritual Mapuche terjalin di antara riff gitar yang tajam dan pukulan drum yang menghentak.

Kolaborasi Epik: Mawiza feat. Joe Duplantier (Gojira)

Salah satu lagu yang paling menyentuh adalah Ti Inan Paw-Pawkan. Klimaks lagu ini menampilkan riff gitar yang berat dan teriakan Joe Duplantier dari Gojira, di atas nyanyian adat. Brutal, pedih, dan pernyataan kuat tentang potensi Mawiza. Kolaborasi yang mind-blowing!

Mamüll Reke memadukan nada pembuka yang discordant dengan siulan folkloric dengan mulus. Ini menunjukkan bagaimana Mawiza menggabungkan elemen-elemen tradisional dengan suara metal modern. Seperti memasak rendang dengan sentuhan mole Mexico, unik dan menggugah selera.

Mawiza: Lebih dari Sekadar Band Metal

Mawiza bukan hanya band metal biasa. Mereka adalah duta budaya, pejuang identitas, dan pembawa pesan perlawanan. Musik mereka adalah suara dari Mapuche Nation, dan Ül adalah teriakan lantang yang bergema di seluruh dunia.

Mereka membuktikan bahwa metal bisa menjadi wadah untuk menyampaikan cerita yang penting. Mereka menggabungkan elemen musik tradisional dengan sound metal modern dengan cara yang inovatif dan menggugah pikiran. Ini bukan hanya musik, ini adalah statement!

Mawiza memberikan angin segar di scene metal. Mereka membawa perspektif yang unik dan suara yang berbeda. Jika Anda mencari band metal yang tidak hanya ngebut dan berisik, tapi juga punya makna yang mendalam, Mawiza adalah pilihan yang tepat.

Ül adalah bukti bahwa musik bisa menjadi jembatan antara budaya yang berbeda. Ini adalah ajakan untuk menghargai warisan budaya dan untuk melawan ketidakadilan. Jadi, siapkan headphone Anda dan bersiaplah untuk mendengarkan chant dari jantung Mapuche.

Dari Blackbraid hingga Alien Weaponry, metal semakin menjadi ruang bagi masyarakat adat yang kecewa untuk melawan kolonialisme sambil memperjuangkan musik dan nilai-nilai budaya mereka. Mawiza adalah bagian dari gelombang ini.

Mawiza didukung oleh Gojira, Slipknot, dan King Diamond. Mereka baru saja merilis salah satu album debut terpenting tahun ini. Sudah siap untuk bergabung dengan revolusi musik ini?

Intinya, Mawiza bukan hanya band metal, mereka adalah fenomena. Mereka menggabungkan musik yang keras dengan pesan yang kuat, dan mereka melakukan semua itu dengan gaya dan integritas. Jadi, dengarkan Ül dan rasakan sendiri kekuatan musik Mawiza. Dijamin, playlist metal Anda akan naik level!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Bos Android Google, Sameer Samat: Gelar Ilmu Komputer Tak Lagi Wajib, Ini Keterampilan yang Lebih Dicari di Industri Teknologi Raksasa

Next Post

Prabowo Laporkan Progres IE-CEPA ke Jokowi, Bahas Dampak Kunjungan Brussels