Dunia musik metal itu luas, penuh kejutan, dan terkadang… aneh. Tapi aneh yang bagus, seperti menemukan dompet berisi uang dan voucher diskon spa. Kali ini, kita kedatangan Mawiza, band indigenous dari Wallmapu, yang siap mengguncang dunia dengan metal mereka yang unik. Siap-siap merasakan sensasi baru yang belum pernah kamu dengar sebelumnya!
Metal dari Jauh: Kisah Mawiza yang Memukau
Mawiza, yang sebelumnya dikenal sebagai Nunca Seremos Dichosos, berasal dari Wallmapu, wilayah yang membentang di Chile dan Argentina, rumah bagi bangsa Mapuche. Perjalanan mereka menuju ketenaran dimulai pada tahun 2014, dan puncaknya adalah ketika album kedua mereka, Kollong, memenangkan Pulsar Award (versi Grammy-nya Chile) untuk Best Metal Artist.
Pada tahun 2021, mereka memutuskan untuk menggunakan nama Mawiza dan mulai bernyanyi sepenuhnya dalam bahasa leluhur mereka, Mapuzungum. Keputusan ini, yang mungkin terlihat berisiko, justru membawa mereka ke level yang lebih tinggi. Musik mereka menarik perhatian band-band metal raksasa seperti Gojira, Mastodon, dan Mercyful Fate.
Bayangkan, band indie lokal tiba-tiba diajak manggung bareng idola! Bahkan, Joe Duplantier dari Gojira ikut berkolaborasi dalam salah satu lagu mereka. Puncaknya, Seasons of Mist, label rekaman terkenal, melihat potensi besar dalam Mawiza dan mengontrak mereka sebelum perilisan album debut mereka, ÜL. Kisah yang luar biasa, bukan? Sekarang, mari kita lihat apakah musik mereka sekeren kisah mereka.
ÜL, yang berarti “chant” atau nyanyian, menggambarkan pendekatan musik mereka secara keseluruhan. Vokalis Awka Mondaka membawakan vokal seperti chant, sementara gitar dan drum memainkan ritme start-stop yang melengkapi nyanyian Mondaka. Pengaruh Gojira sangat terasa, terutama dalam penggunaan pinch harmonics dan slides sebagai teknik instrumental utama.
Intro untuk “Wingkawnoam” sudah langsung menunjukkan ciri khas ini. Hampir setiap menit di ÜL dipenuhi dengan pinch harmonics. Mawiza menggunakan kombinasi pinch harmonics, riff gitar, dan drum yang menyerupai detak jantung untuk menciptakan suara groovy yang akan membuatmu bergoyang dan mengangguk-angguk.
Beberapa breakdown dalam lagu-lagu seperti “Ngulutu” dan “Nawelkünuwnge” memberikan sentuhan metalcore, meskipun suara mereka secara keseluruhan sulit untuk dikategorikan dalam satu genre saja. Alam juga merupakan komponen penting, baik secara tema maupun suara. Dengan headphone yang bagus, kamu bisa mendengar suara burung berkicau di “Wingkawnoam” dan suara serangga di “Pinhza Ñi Pewma”.
Groovy Metal vs. Kelelahan Pinch Harmonics
Meskipun lagu-lagu awal memiliki momen groovy yang menyenangkan, bagian tengah ÜL adalah yang paling bersinar. Lagu-lagu ini terasa lebih melodis daripada yang lain. “Mamüll Reke” adalah lagu yang lebih lambat, seperti ballad, tetapi juga salah satu lagu yang paling catchy, dengan chorus yang akan membuatmu ingin belajar Mapuzungum agar bisa ikut bernyanyi.
“Mamüll Reke” paling mendekati struktur lagu tradisional dibandingkan lagu lain di ÜL, yang membuatnya menjadi salah satu single utama. Sementara itu, lagu favorit penulis adalah “Wenu Weychan”, yang menciptakan energi yang luar biasa dengan kombinasi riff gitar berat dan blast beat yang kuat. Permainan drum Txalkan yang ritmis membuat lagu ini sangat menyenangkan untuk didengarkan dan membuat pendengar ingin berdansa.
Namun, lagu-lagu ini juga menunjukkan beberapa kekurangan dalam penulisan lagu Mawiza. Meskipun penulis menyukai “Wenu Weychan”, lagu ini terasa dua menit terlalu panjang dengan beberapa shenanigans instrumental yang aneh. “Nawelkünuwnge”, yang dibuka dengan riff ala Pantera yang menyenangkan, akhirnya berubah menjadi drop beat breakdown yang tidak biasa. Keputusan seperti ini menghancurkan momentum lagu yang seharusnya keren.
Sayangnya, sepertiga akhir ÜL menyoroti kelemahan album ini. “Lhan Antü” dan “Kalli Lhayay” terasa seperti draft kasar yang belum matang, bukan lagu yang koheren dan berkualitas. Ada momen di tiga menit “Lhan Antü” di mana lagu ini mulai berubah menjadi sesuatu yang lebih menarik, tetapi sisanya terdengar seperti pukulan drum tanpa tujuan dan suara bising dari gitar.
Apakah Ini Hanya Masalah Selera?
“Kalli Lhayay” menggunakan riff dan vokal yang terdengar cybernetic, seolah-olah Skynet meretas sesi rekaman Mawiza. Kesimpulan “Kalli Lhayay” menunjukkan betapa menjengkelkannya pinch harmonics jika digunakan secara berlebihan—pada tingkat ekstrem, suaranya seperti simulasi tinnitus. Ketidakmampuan untuk menulis hook dan melodi yang berkesan menyebabkan inkonsistensi di seluruh ÜL.
Mungkin konsep musik Barat penulis memengaruhi penilaian ÜL. Penulis menyukai hook dan melodi, dan meskipun album ini tidak sepenuhnya kekurangan hal-hal ini, tetapi tidak se-hooky atau se-melodis yang penulis inginkan. Tapi, ada banyak hal yang bisa dinikmati. Energi yang ditampilkan hampir cukup untuk membawa momentum ke seluruh rekaman.
Dan bahkan jika penulisan lagunya tidak merata, kemampuan bermusiknya sangat bagus. Penulis bukan seorang gitaris, tetapi dapat menghargai kesulitan memainkan pinch harmonics, terutama sejauh yang digunakan Mawiza di sini. ÜL adalah awal yang baik, dan dengan penulisan lagu yang lebih baik, album berikutnya bisa menjadi sesuatu yang istimewa.
Mawiza: Metal Indigenous yang Butuh Poles Lebih Lanjut
Mawiza menjanjikan sesuatu yang segar di dunia metal, menggabungkan elemen musik tradisional dengan sound modern yang keras. Penggunaan bahasa Mapuzungum memberikan identitas yang kuat dan unik. Namun, ÜL masih memiliki beberapa kekurangan, terutama dalam hal konsistensi penulisan lagu dan penggunaan pinch harmonics yang berlebihan.
Yang perlu diingat: Mawiza memiliki potensi besar untuk menjadi band metal yang mendunia. Dengan sedikit polesan dan fokus pada penulisan lagu yang lebih kuat, mereka bisa menciptakan karya yang benar-benar memukau.
Jadi, apakah kamu siap untuk menjelajahi dunia metal yang baru dan berbeda? Mawiza mungkin bukan untuk semua orang, tetapi mereka pasti layak untuk didengarkan. Siapa tahu, mungkin kamu akan menemukan band favorit baru yang belum pernah kamu bayangkan sebelumnya.
Secara keseluruhan, Mawiza menawarkan pengalaman mendengarkan yang unik dan menarik. Meskipun ÜL bukan album yang sempurna, ini adalah langkah awal yang menjanjikan untuk band yang memiliki potensi besar. Siap untuk petualangan musik berikutnya?