Siapa bilang ampli itu cuma kotak hitam membosankan? Ternyata, di tangan para gitaris legend, bahkan ampli pun bisa jadi karya seni. Bayangkan, suara gitar yang kalian dengar di lagu-lagu keren itu, seringkali bukan cuma gitar dan skill, tapi juga ampli yang sudah di-“oprek” sedemikian rupa. Jadi, lain kali dengerin musik, coba perhatikan suara gitarnya, mungkin saja itu hasil modifikasi yang bikin nagih.
Kisah modifikasi ampli ini bukan barang baru di dunia musik. Para gitaris, terutama yang bermain di genre metal dan rock, selalu mencari cara untuk mendapatkan tone yang unik dan sesuai dengan karakter mereka. Ampli standar pabrikan seringkali dianggap kurang “nendang,” sehingga butuh sentuhan khusus untuk mencapai sound impian. Proses ini melibatkan perubahan komponen internal, penyesuaian circuit, hingga penambahan fitur-fitur tertentu.
Daron Malakian, gitaris dari System of a Down dan Scars on Broadway, adalah salah satu contoh gitaris yang nggak mau ribet dengan ampli standar. Dia punya taste sendiri soal tone, dan dia nggak ragu untuk “mengutak-atik” ampli kesayangannya demi mendapatkan suara yang dia inginkan. Baginya, ampli bukan sekadar alat, tapi juga bagian dari identitas musikalnya.
Sejak album Mesmerize dan Hypnotize dari System of a Down, Malakian sudah setia dengan gitar Gibson SG Standard (1962) dan Gibson ES-335 (1968). Kedua gitar vintage ini dia gunakan untuk melapisi tone beratnya. Tapi, gitar keren saja nggak cukup. Dia butuh ampli yang bisa mengimbangi keganasan riffs yang dia ciptakan.
Rahasia Tone Daron Malakian: Lebih dari Sekadar Marshall
Banyak yang mengira Malakian hanya mengandalkan ampli Marshall klasik. Memang, Marshall adalah salah satu ampli yang sering dia gunakan, tapi bukan Marshall standar. Ampi Marshall-nya sudah dimodifikasi oleh Dave Friedman, seorang amp guru yang terkenal dengan keahliannya. Bahkan, Malakian berkelakar bahwa semua ampli yang dia gunakan, sebenarnya adalah “Friedman” karena modifikasi yang mendalam.
Modifikasi yang dilakukan Friedman pada ampli Marshall milik Malakian bertujuan untuk meningkatkan gain, sehingga menghasilkan suara yang lebih chuggy dan heavy. Meskipun ampli Friedman sendiri sudah memiliki karakteristik tersebut, Malakian tetap ingin menyempurnakan tone Marshall-nya agar sesuai dengan preferensinya. Ini membuktikan bahwa tone adalah hal yang sangat personal bagi seorang gitaris.
Malakian mengakui bahwa ampli Friedman lebih versatile dibandingkan Marshall standar. Marshall, menurutnya, cenderung “satu trik saja.” Ampli Friedman menawarkan lebih banyak pilihan pengaturan dan voicing, sehingga memungkinkan Malakian untuk bereksperimen dengan berbagai macam sound. Fleksibilitas ini penting, terutama untuk gitaris yang aktif di berbagai proyek musik.
Friedman vs. Marshall: Pertarungan Tone yang Tak Terhindarkan
Perbandingan antara ampli Friedman dan Marshall ini sebenarnya bukan persaingan, melainkan kolaborasi. Friedman menggunakan platform Marshall klasik sebagai dasar, lalu menambahkan sentuhan magisnya sendiri. Hasilnya adalah ampli yang memiliki karakter Marshall, namun dengan gain dan fleksibilitas yang ditingkatkan. Ini adalah contoh bagaimana inovasi dapat lahir dari tradisi.
Lalu, apa sebenarnya modifikasi yang dilakukan Friedman pada ampli Marshall milik Malakian? Malakian sendiri menyebutkan bahwa itu adalah gain mod, yang bertujuan untuk membuat suara ampli lebih “chuggy” dan “heavy”. Tapi, modifikasi ini bukan hanya sekadar meningkatkan gain. Friedman juga memperhatikan aspek lain seperti clarity, definition, dan respons dinamik ampli.
Selain gain mod, Friedman juga mungkin melakukan perubahan pada tube (tabung), transformer, dan komponen internal lainnya. Setiap perubahan kecil dapat berdampak signifikan pada tone akhir ampli. Inilah mengapa modifikasi ampli adalah proses yang rumit dan membutuhkan keahlian khusus. No wonder Friedman jadi amp guru favoritnya Malakian.
Gitar Vintage, Ampli Modifikasi: Kombinasi Maut Daron Malakian
Kombinasi antara gitar vintage dan ampli modifikasi adalah resep rahasia tone khas Daron Malakian. Gitar Gibson SG Standard dan ES-335 memberikan karakter vintage yang kaya dan warm, sementara ampli Marshall modifikasi dari Friedman memberikan gain dan punch yang dibutuhkan untuk genre metal dan rock. Kombinasi ini menghasilkan tone yang unik, agresif, dan mudah dikenali.
Penting untuk diingat bahwa modifikasi ampli bukanlah solusi instan untuk mendapatkan tone yang bagus. Modifikasi yang tidak tepat justru bisa merusak ampli dan menghasilkan suara yang lebih buruk. Sebaiknya, serahkan urusan modifikasi ampli kepada ahlinya, seperti Dave Friedman. Jangan coba-coba membongkar ampli sendiri jika nggak punya pengalaman, bisa-bisa malah zombie mode alih-alih chuggy tone.
Selain itu, tone yang bagus juga bergantung pada faktor lain seperti teknik bermain gitar, pickups yang digunakan, dan bahkan cable yang dipakai. Jadi, jangan hanya fokus pada ampli. Perhatikan juga aspek lain yang dapat mempengaruhi tone kalian. Eksplorasi adalah kunci untuk menemukan sound yang paling cocok dengan karakter musik kalian.
Mencari Tone Ideal: Eksplorasi Tanpa Batas
Kisah Daron Malakian dan ampli Marshall modifikasinya ini adalah inspirasi bagi kita semua untuk nggak pernah berhenti bereksplorasi dalam mencari tone ideal. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru, bereksperimen dengan berbagai macam gear, dan mencari amp guru yang bisa membantu mewujudkan impian tone kalian. Siapa tahu, kalian bisa menemukan sound yang lebih gokil dari Daron Malakian.
Intinya, tone itu personal. Apa yang cocok untuk Daron Malakian, belum tentu cocok untuk kalian. Yang terpenting adalah menemukan sound yang membuat kalian nyaman dan percaya diri saat bermain musik. Jadi, keep practicing, keep experimenting, dan keep rocking! Jangan lupa, tone yang bagus itu investasi, bukan cuma impulse buying.