Hai foodies! Pernah nggak sih lagi masak terus tangan belepotan adonan, eh, tiba-tiba harus scroll resep di HP? Repot, kan? Tenang, sekarang ada solusi dari Delish!
Delish Kenalkan "Cooking Coach": Asisten Masak AI Pribadi di Ujung Jari (atau Suara)!
Delish, situs resep punya Hearst, baru aja ngeluncurin asisten masak berbasis AI bernama "Cooking Coach." Ide awalnya simpel: gimana caranya bikin masak jadi lebih gampang dan hands-free. Bayangin, punya asisten koki pribadi yang nggak perlu dibayar!
Alexandria Redmon, senior director of AI initiatives di Hearst, yang bikin prototipe ini cuma dalam beberapa hari aja! Redmon sendiri pengen banget punya personal chef assistant yang bisa diajak ngobrol sambil masak, tanpa harus bikin HP-nya jadi korban adonan kue. Akhirnya dia pakai OpenAI’s GPT large language model (Hearst punya lisensi konten dengan OpenAI) dan voila! Lahirlah Cooking Coach.
Tujuan utamanya? Bantu kita ngadepin masalah-masalah kecil di dapur, mulai dari ngatur beberapa timer sekaligus, ngeganti bahan makanan kalau ada yang nggak ada, sampai nge- navigate resep tanpa harus nyentuh apa pun.
Proyek ini bukan cuma kerjaan satu orang aja. Redmon kolaborasi sama Joanna Saltz, editorial director Delish, dan Ashley Szwec, director of product. Mereka bertiga ngabisin waktu lima bulan buat ngembangin Cooking Coach. Yang keren, AI ini dilatih khusus pakai konten Delish yang udah 10 tahun dan punya lebih dari 30.000 resep! Ini produk AI pertama buat Delish, lho! (Good Housekeeping, publikasi Hearst lainnya, udah duluan bikin gift guide berbasis AI tahun lalu).
Begitu kita buka situs Delish, bakal muncul pop-up yang ngajak kita buat ngaktifin mikrofon. Nah, dari situ kita udah bisa akses Cooking Coach. Alat ini bisa bantuin kita milih dan ngikutin resep Delish cuma dengan ngomong. Misalnya, "Aku mau cari resep taco ayam yang masaknya kurang dari satu jam."
Lebih dari Sekadar Baca Resep: Fitur Canggih Siap Membantu!
Cooking Coach ini nggak cuma bisa bacain resep, ya. Dia juga bisa kasih saran pengganti bahan makanan, ngubah takaran porsi, masang beberapa timer sekaligus, dan jawab pertanyaan seputar teknik masak dan istilah-istilah kuliner. Plus, dia bisa ngomong dalam berbagai bahasa! (Awalnya, suara Cooking Coach malah punya aksen Skotlandia yang kental, kata Saltz. Untung udah dibenerin).
Penerbit media memang lagi gencar-gencarnya bikin produk AI generatif, mulai dari chatbot sampai search assistant, buat bikin pembaca betah di website mereka dan nemuin lebih banyak konten mereka sendiri. Soalnya, produk AI dan mesin pencari makin sering nyedot perhatian user dengan ngasih jawaban instan yang ngelewatin publisher sama sekali.
Josh Jaffe, konsultan AI dan media sekaligus mantan presiden media di penerbit Ingenio, bilang, "Ekspektasi user sekarang udah berubah. Mereka nggak cuma pengen baca konten, tapi juga pengen alat AI yang bisa bantuin mereka nyelesaiin tugas langkah demi langkah. Penerbit harus bisa ngasih pengalaman interaktif yang bermanfaat. Alat kayak gini salah satu caranya."
SEO dan AI: Strategi Bertahan di Era Digital
Google makin sering nampilin ringkasan AI di mesin pencarinya. Akibatnya, beberapa lifestyle publisher ngerasa kesulitan buat jaga traffic mereka. Ringkasan AI Google bahkan bisa nampilin resep lengkap buat user, yang bikin situs resep jadi makin rentan. Saltz bilang Delish juga ngerasain dampaknya, tapi dia nggak terlalu khawatir.
"Dengan ngeluarin inovasi yang beda, menarik, seru, dan bikin masak jadi lebih gampang? Aku rasa itu bakal bikin kita tetap relevan dalam jangka panjang," ujarnya optimis.
Asisten suara juga makin pinter berkat teknologi AI generatif. Amazon lagi nawarin kerjasama lisensi AI ke penerbit berita buat masukin konten berkualitas ke Alexa, asisten suara mereka. Bahkan, pengumuman The New York Times soal kerjasama lisensi AI dengan Amazon nunjukkin kalau konten mereka bakal dipake buat Alexa+ yang baru.
Redmon nggak mau komentar soal kemungkinan Hearst kerjasama sama Amazon buat masukkin konten dan inisiatif suara AI mereka ke Alexa. Tapi dia bilang dia ngerti nilai dari integrasi khusus perangkat.
"Daripada cuma fokus sama orang yang punya Alexa… Aku pengen buktiin dulu apa yang bisa dilakuin," kata Redmon. "Makanya kita bikin aplikasi web yang dioptimasi buat mobile. Biar semua orang bisa langsung nyobain pas diluncurin."
Mengukur Kesuksesan dan Rencana ke Depan
Tim Delish lagi ngukur engagement metrics buat nilai kesuksesan Cooking Coach. Mereka juga bisa ngeliat chat logs buat tau gimana user interaksi sama alat ini, mulai dari nemuin resep sampai nanya-nanya. Rencananya, mereka bakal ngembangin fitur-fitur yang paling populer di kalangan user.
"Ini memang bukan teknologi yang groundbreaking, tapi ini langkah awal yang cerdas," kata Jaffe. "Versi yang lebih canggih lagi bakal ngegabungin personalisasi prediktif dan tips kontekstual berdasarkan perilaku user. Biar jadi sous chef pribadi beneran. Itu jenis produk AI yang harus dibikin sama publisher kalau mau tetep kompetitif."
Sementara itu, tim Delish juga lagi nyari cara buat manfaatin teknologi AI buat ningkatin fungsi pencarian di situs mereka. Contohnya, pakai pencarian bahasa alami biar user bisa nemuin resep yang nggak nyertain bahan tertentu atau pakai istilah kayak "vegetarian," meskipun istilah itu nggak ada di judul resepnya. Mereka juga lagi mikirin buat ngembangin pencarian berbasis foto. Jadi, user bisa foto isi dapur mereka dan nanya ke asisten masak buat bikinin resep.
"Ini baru permulaan," kata Ronak Patel, gm of the lifestyle group di Hearst Magazines.
Jaffe percaya orang-orang cuma bakal milih pengalaman AI dari publisher tertentu daripada hasil ChatGPT yang generik kalau UX, tone, dan kontennya beda dari yang lain. "Di situ publisher masih punya keunggulan," tambahnya.
Kesimpulan: Cooking Coach dari Delish nunjukkin gimana AI bisa bikin hidup kita di dapur jadi lebih gampang dan seru. Ini bukan cuma soal resep digital, tapi juga soal pengalaman masak yang lebih personal dan interaktif. Di era digital yang serba cepat ini, inovasi kayak gini penting banget buat publisher biar tetap relevan dan menarik perhatian user. Jangan sampai masak jadi beban! Jadikan Cooking Coach sebagai partner masak andalanmu!