Dark Mode Light Mode

Miley Cyrus Mengaku ‘Kehilangan Segalanya’ Akibat Persona Era ‘Bangerz’

Masa lalu memang suka iseng ya? Kadang menghantui dengan kenangan memalukan, kadang jadi pelajaran berharga. Buat Miley Cyrus, era Bangerz kayaknya masuk kategori keduanya. Meski menghasilkan hits besar, ternyata di balik penampilan provokatifnya, ada cerita tentang rasa malu dan dampaknya ke keluarga. Mari kita kulik lebih dalam, sambil ngopi cantik!

Masa lalu seorang child star memang menarik. Sulit rasanya melepaskan imej lugu yang melekat bertahun-tahun, apalagi kalau transformasinya drastis. Kita semua ingat bagaimana Miley Cyrus, yang dulu dikenal sebagai Hannah Montana, tiba-tiba tampil dengan gaya yang jauh berbeda. Perubahan ini jelas menimbulkan reaksi beragam dari publik.

Kritik dan kontroversi yang menerpa era Bangerz ternyata berdampak cukup signifikan pada Miley. Dalam wawancara terbarunya bersama Monica Lewinsky, ia mengungkapkan betapa malunya ia saat itu. Dampaknya nggak cuma ke dirinya sendiri, tapi juga ke keluarganya.

Bahkan, ada masa di mana saudara-saudaranya enggan berangkat ke sekolah karena malu menjadi bagian dari keluarga Cyrus. Bayangin deh, jadi adik atau kakak dari seseorang yang lagi jadi perbincangan hangat (dan mungkin nggak mengenakkan) di seluruh dunia. Pasti nggak gampang.

Hubungannya dengan sang ayah, Billy Ray Cyrus, juga sempat renggang. Miley merasa bersalah dan malu saat harus bertatap muka dengan ayahnya. Belum lagi dengan neneknya. Bisa dibilang, Bangerz meninggalkan luka yang cukup dalam.

Miley juga mengaku bahwa ia merasa "kehilangan segalanya" akibat persona kontroversialnya. Ia merasa nggak ada yang mau menjalin hubungan serius dengannya, karena ia dianggap terlalu terbuka dan "milik publik." Ini jadi semacam dilema, antara mengekspresikan diri dan mempertahankan hubungan personal.

Padahal, saat itu Miley sudah bertunangan dengan Liam Hemsworth. Sayangnya, hubungan mereka kandas karena alasan tersebut. Ironis ya? Padahal cinta itu katanya buta, tapi kok masih mempermasalahkan sexual expression? Mungkin karena terlalu terang benderang kali ya?

Transformasi Miley Cyrus: Dulu Hannah Montana, Sekarang Ratu Chart!

Meskipun era Bangerz penuh kontroversi, kita nggak bisa memungkiri kalau era itu juga menghasilkan banger (ya iyalah, namanya juga Bangerz!). "Wrecking Ball" jadi lagu pertamanya yang menduduki puncak Billboard Hot 100. Tapi, Miley nggak berhenti di situ.

Beberapa waktu lalu, single-nya "Flowers" sukses mendominasi tangga lagu selama delapan minggu berturut-turut. Nggak cuma itu, "Flowers" juga berhasil membawanya meraih Grammy pertamanya! Talk about a comeback! Album terbarunya, Something Beautiful, juga langsung debut di posisi 4 Billboard 200.

Intinya, Miley berhasil membuktikan bahwa ia bukan cuma sensasi sesaat. Ia terus berkembang sebagai musisi dan terus menghasilkan karya yang memorable. Meskipun masa lalu sempat menghantui, ia berhasil bangkit dan menaklukkan industri musik.

Kenapa Bangerz Lebih Kontroversial dari "WAP"?

Miley punya pandangan menarik soal kenapa era Bangerz begitu kontroversial. Menurutnya, yang mengejutkan bukan apa yang ia lakukan, tapi siapa dirinya. Sebagai mantan bintang Disney, transformasinya dianggap terlalu ekstrem dan mengganggu bagi sebagian orang.

Ia mencontohkan lagu "WAP" dari Cardi B dan Megan Thee Stallion yang rilis tahun 2021. Lagu itu juga kontroversial, tapi nggak separah Bangerz. Alasannya? Karena Cardi B bukan bintang anak-anak. Masyarakat sudah terbiasa dengan imejnya yang bold dan outspoken.

“Cardi B isn’t for kids,” ujar Miley. “She’s not a child star. For me it was hard to go, ‘Why is Rihanna not in trouble?'” Jadi, konteks masa lalu sangat mempengaruhi bagaimana publik memandang perubahan seorang selebriti.

Belajar dari Miley: Ekspresi Diri vs. Ekspektasi Masyarakat

Dari cerita Miley Cyrus, kita bisa belajar banyak tentang ekspresi diri dan ekspektasi masyarakat. Kadang, apa yang kita anggap sebagai kebebasan berekspresi, bisa jadi dianggap kontroversial oleh orang lain. Apalagi kalau kita punya background tertentu yang melekat di mata publik.

Penting untuk menemukan keseimbangan antara menjadi diri sendiri dan menghormati nilai-nilai yang ada di masyarakat. Tentu saja, batasan-batasan ini sangat subjektif dan bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Yang jelas, kita harus siap menghadapi konsekuensi dari setiap pilihan yang kita buat.

Move On ala Miley: From Controversial to Queen!

Miley Cyrus berhasil membuktikan bahwa masa lalu nggak harus mendefinisikan kita. Ia belajar dari pengalamannya, bertumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat, dan terus berkarya. Dari kontroversi Bangerz, ia berhasil meraih kesuksesan yang lebih besar lagi.

Intinya, hidup itu tentang perubahan dan perkembangan. Jangan takut untuk bereksplorasi dan menemukan jati diri. Tapi ingat, setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Jadi, pikirkan baik-baik sebelum bertindak. Dan yang paling penting, jangan lupa untuk tetap jadi diri sendiri, but with a little bit of responsibility!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Breitling Superocean Heritage Generasi Baru: Era Baru Dimulai

Next Post

Harga Tersembunyi Fleksibilitas: Ketimpangan Digital dan Realita Pekerja Gig di Asia Tenggara