Dunia gaming itu kejam, guys. Satu hari kamu jadi raja Twitch, hari berikutnya… ya, mari kita bahas satu game yang mungkin sebaiknya nggak usah dibahas, tapi ya sudahlah. Kita kepo, kan?
Sebuah judul baru bernama MindsEye, dengan ambisi setinggi langit dan koneksi ke legenda GTA, masuk ke arena gaming. Tapi, alih-alih sorak sorai kemenangan, yang terdengar malah suara facepalm berjamaah. Gimana ceritanya, ya?
MindsEye digadang-gadang sebagai penerus GTA, dengan Leslie Benzies, mantan Presiden Rockstar North dan otak di balik GTA III hingga GTA V, sebagai sutradaranya. Bayangkan, GTA tapi bukan GTA? Kedengarannya menjanjikan, kan? Tapi, seperti kata pepatah, don't judge a book by its cover, atau dalam kasus ini, don't judge a game by its director's credentials.
Namun, peluncuran MindsEye bisa dibilang lebih mirip bencana alam daripada peluncuran game. Sebelum rilis, co-CEO pengembang MindsEye, Mark Gerhard, sempat melontarkan pernyataan kontroversial bahwa feedback negatif disebabkan oleh orang-orang yang dibayar untuk memberikan ulasan buruk. Serius?
MindsEye: Dari Mimpi Jadi Meme?
Begitu game ini dirilis, kekacauan pun dimulai. Klip-klip bug aneh dan performa yang nggak banget langsung viral. MindsEye dengan cepat menjadi bahan meme di kalangan gamer. Jumlah pemainnya pun nggak kalah menyedihkan, hanya mencapai puncak 3,300 pemain bersamaan saat peluncuran, dan sepertinya nggak akan lebih dari itu. Sad, but true.
Dengan harga $60, MindsEye saat ini memiliki ulasan "Mixed" dengan hanya 40% ulasan positif di Steam. Tim MindsEye juga nggak memberikan review copies ke kritikus game sebelum rilis. Kira-kira kenapa, ya? Mungkin karena mereka tahu bakal gimana jadinya.
Banyak yang bertanya-tanya, kenapa IO Interactive mau repot-repot menerbitkan game ini? Awalnya, mungkin konsep game dari tokoh kunci GTA terdengar menarik. Tapi setelah pratinjau, segalanya mulai berantakan, dan inilah kita, di peluncuran yang sangat mengecewakan.
Grafis Jadul Bikin Nostalgia (atau Trauma)?
Salah satu hal yang paling mencolok dari MindsEye adalah grafisnya. Kalau kamu kangen sama game PS2, mungkin ini bisa jadi obatnya. Tapi, buat gamer zaman sekarang yang udah dimanjakan sama grafis ray tracing dan resolusi 4K, mungkin pengalaman bermain MindsEye bakal jadi down grade yang cukup bikin kaget.
Gameplay-nya juga nggak kalah bikin geleng-geleng kepala. Movement karakter terasa kaku, shooting mechanics-nya kurang responsif, dan dunia game-nya terasa hampa. Bayangkan GTA tanpa keseruan ngebut, tanpa misi yang menarik, dan tanpa karakter yang ikonik. Ya, kurang lebih seperti itulah MindsEye.
Bug di Mana-Mana: Bukan Fitur, Tapi Musibah!
Selain grafis dan gameplay, MindsEye juga dipenuhi dengan berbagai macam bug. Mulai dari karakter yang bisa terbang menembus tembok, mobil yang bisa nyangkut di pohon, hingga glitch grafis yang bikin mata sakit. Mungkin pengembangnya terlalu fokus sama "fitur" lain sampai lupa benerin bug?
Apakah MindsEye Layak Dicoba?
Dengan harga yang lumayan mahal dan ulasan yang kurang memuaskan, mungkin MindsEye bukan pilihan yang bijak untuk dibeli saat ini. Kecuali kamu memang kolektor game gagal atau punya rasa penasaran yang tinggi, mungkin lebih baik cari game lain yang lebih seru dan worth it.
Pelajaran untuk Masa Depan: Jangan Terlalu Percaya Diri!
Kisah MindsEye ini bisa jadi pelajaran berharga buat pengembang game lainnya. Jangan terlalu percaya diri dengan pedigree atau koneksi ke franchise terkenal. Yang terpenting adalah membuat game yang berkualitas, bebas bug, dan menyenangkan untuk dimainkan. Kalau nggak, siap-siap aja jadi bahan meme dan dilupakan orang.
Saat ini, MindsEye terasa seperti game yang akan hilang ditelan waktu. Mungkin dalam 24 jam ke depan, orang-orang sudah lupa sama keberadaannya. Kecuali jumlah pemainnya tiba-tiba melonjak drastis, sepertinya nasib MindsEye sudah bisa ditebak.
Kesimpulan: Gagalnya Ambisi dan Pentingnya Kualitas
Kisah MindsEye adalah kisah tentang ambisi yang gagal karena kurangnya kualitas. Ini adalah pengingat bahwa dalam industri gaming, reputasi dan koneksi saja tidak cukup. Yang terpenting adalah membuat game yang benar-benar bagus dan layak dimainkan. Kalau tidak, kamu akan berakhir menjadi meme dan dilupakan dalam semalam. Jadi, buat para pengembang game di luar sana, jangan sampai kejadian ini terulang, ya!