Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Budaya Asli Amerika Dirayakan di Discovery Park 2025

Morgan Wallen Tolak Grammy: Tak Butuh Validasi Industri

Bayangkan saja, ada seorang superstar musik yang albumnya laris manis bagai kacang goreng, memecahkan rekor demi rekor, tapi tiba-tiba memutuskan untuk tidak ikut lomba ratu kecantikan paling bergengsi sejagad raya. Bukan karena takut kalah, melainkan karena ia memilih untuk “rehat” dari persaingan piala emas. Inilah kisah Morgan Wallen dan keputusannya yang menggegerkan dunia musik: albumnya, “I’m The Problem,” resmi tidak akan diajukan untuk pertimbangan Grammy Awards 2026.

## Album Fenomenal yang Malah ‘Rebahan’ dari Panggung Penghargaan

Morgan Wallen, sang bintang country yang popularitasnya meroket, baru-baru ini dikonfirmasi tidak akan mendaftarkan album terlarisnya untuk Grammy Awards. Keputusan ini datang dari perwakilan sang penyanyi berusia 32 tahun, tanpa rincian lebih lanjut mengenai alasan di baliknya. Padahal, album terbarunya, “I’m The Problem,” yang dirilis awal tahun ini, langsung menduduki posisi nomor satu di tangga lagu Billboard.

Katalog 37 lagu dalam album tersebut tak hanya dominan, melainkan juga menorehkan sejarah baru. Sebanyak 36 dari 37 lagu berhasil masuk ke tangga lagu Billboard Hot 100, sebuah pencapaian yang langka. Pencapaian ini mengukuhkan posisinya sebagai satu-satunya artis yang berhasil menempatkan setiap lagu di posisi 10 besar tangga lagu Hot Country Songs.

Kesuksesan “I’m The Problem” juga memperpanjang rekor Wallen sebagai artis country dengan debut album terbanyak yang memuncaki Billboard 200. Setelah rilisnya, ia pun langsung tancap gas dengan tur stadion di 19 kota di Amerika Utara. Tur ini menghadirkan bintang tamu papan atas seperti Brooks & Dunn, Ella Langley, dan Thomas Rhett, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pemain kunci di industri musik.

## Rekor Mentereng, Hubungan ‘Rumit’ dengan Piala Emas

Ironisnya, di tengah semua pencapaian fantastis ini, hubungan Wallen dengan Grammy Awards bisa dibilang “rumit”. Ia baru saja menerima nominasi Grammy pertamanya pada tahun 2025, itupun bukan untuk karyanya sendiri, melainkan untuk kolaborasinya dengan Post Malone dalam lagu “I Had Some Help.” Ini membuat keputusan untuk tidak mengajukan “I’m The Problem” semakin menjadi tanda tanya besar.

Mungkin keputusan ini adalah refleksi dari perjalanan karier Morgan Wallen yang penuh liku. Dikenal publik sejak debutnya di musim keenam “The Voice” pada tahun 2014, ia kemudian merilis debut albumnya, “If I Know Me,” pada tahun 2018. Namun, puncak kesuksesan komersialnya datang bersamaan dengan badai kontroversi yang sempat mengguncang dunia musik.

## Jejak Kontroversi dan Arah Kompas Karier yang Baru

Morgan Wallen bukanlah sosok yang asing dengan konflik. Satu bulan setelah rilis album keduanya, “Dangerous: The Double Album,” pada Januari 2021, ia tersandung kontroversi terbesar dalam kariernya. Sebuah video yang beredar pada Februari 2021 menunjukkan Wallen menggunakan sebutan rasial saat berjalan pulang bersama teman-temannya. Insiden itu memicu gelombang kritik dan kecaman dari publik maupun industri musik.

Akibat insiden tersebut, Wallen menghadapi konsekuensi berat. Academy of Country Music (ACM) langsung mengumumkan larangan keterlibatan dan kelayakannya untuk siklus penghargaan tahunan mereka. Country Music Association (CMA) juga membatasi kelayakan Wallen untuk penghargaan dan ia dilarang menghadiri acara mereka. Bahkan, ia tidak diundang ke American Music Awards 2021 dan Billboard Music Awards, meskipun mendapatkan enam nominasi.

Label rekaman pun memutus kontraknya, dan musiknya sempat dilarang diputar di iHeartRadio. Periode ini menjadi masa sulit bagi Morgan Wallen, di mana ia harus menghadapi boikot besar-besaran dari industri yang membesarkan namanya. Meski begitu, ia tetap melanjutkan perjalanan tur “One Night at a Time” selama dua tahun, menunjukkan ketahanan yang luar biasa di tengah badai.

## Grammy Pertama Datang, Album Masterpiece Malah ‘Salaman Bye-Bye’

Melihat rekam jejak tersebut, keputusan Wallen untuk tidak mengajukan “I’m The Problem” ke Grammy bisa jadi memiliki banyak interpretasi. Apakah ini bentuk pernyataan bahwa ia tidak lagi membutuhkan validasi dari sebuah institusi penghargaan, mengingat kesuksesan masif yang diraihnya secara independen? Atau mungkin, ini adalah strategi untuk menjaga jarak dari sorotan yang lebih sering membawa drama ketimbang pujian?

Bisa jadi, album sebesar “I’m The Problem” merasa sudah jadi “MVP” tanpa perlu trofi tambahan, seperti seorang _gamer_ yang sudah mencapai level maksimal namun memilih untuk tidak ikut turnamen besar. Di satu sisi, ia baru saja mendapatkan lampu hijau dari Grammy lewat kolaborasi dengan Post Malone, menunjukkan bahwa pintu institusi tersebut tidak sepenuhnya tertutup untuknya. Namun, di sisi lain, ia memilih untuk tidak membuka pintu itu lebar-lebar untuk karya solonya yang paling sukses.

Situasi ini menempatkan Morgan Wallen dalam posisi yang menarik. Ia adalah fenomena komersial yang tak terbantahkan, mampu mengisi stadion dan mendominasi tangga lagu, bahkan setelah melewati berbagai kontroversi. Keputusannya untuk menahan “I’m The Problem” dari persaingan Grammy mungkin mencerminkan pergeseran prioritas, di mana koneksi langsung dengan penggemar dan kesuksesan penjualan lebih utama daripada pengakuan dari juri industri.

Keputusan ini juga bisa diartikan sebagai bentuk keberanian. Di tengah persaingan ketat untuk mendapatkan pengakuan, ia memilih jalan yang tidak biasa, seolah menyatakan bahwa piala bukan satu-satunya tolok ukur kesuksesan. Terlebih, rekor-rekor yang dipecahkan oleh “I’m The Problem” sudah berbicara banyak tentang kualitas dan dampaknya di pasar musik.

Terlepas dari alasan di balik keputusan “gantung sepatu Grammy” ini, satu hal yang pasti: Morgan Wallen terus menulis narasi kariernya sendiri, satu hit demi satu, mungkin tanpa perlu pengakuan piala emas yang berkilau. Ia telah membuktikan bahwa meskipun ada rintangan dan kontroversi, musiknya tetap menemukan jalannya ke hati jutaan pendengar, dan itu mungkin adalah penghargaan terbesar baginya.

Previous Post

Go: Populer di Turki, Jadi Jembatan Budaya

Next Post

Retret Medis Raja Maroko: Simbol Kemewahan Baru Dunia

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *