Siapa sangka, suara merdu di balik Take On Me ternyata menyimpan cerita perjuangan yang tak banyak diketahui. Morten Harket, sang vokalis ikonik A-ha, baru-baru ini mengungkapkan bahwa dirinya didiagnosis mengidap penyakit Parkinson. Kabar ini tentu mengejutkan banyak penggemar, tetapi Harket sendiri tampak tenang dan menerima diagnosis tersebut dengan lapang dada. Sebuah pengingat bahwa bahkan ikon sekaliber Harket pun tak luput dari tantangan kesehatan.
Mengenal Lebih Dekat Parkinson: Bukan Sekadar Gemetar
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang memengaruhi sistem saraf pusat, terutama bagian otak yang mengontrol gerakan. Penyakit ini disebabkan oleh hilangnya sel-sel saraf di substantia nigra, bagian otak yang menghasilkan dopamine. Kekurangan dopamine inilah yang menyebabkan gejala-gejala seperti gemetar, kekakuan, gerakan melambat (bradykinesia), dan masalah keseimbangan. Parkinson bukan hanya soal gemetar; ia bisa memengaruhi berbagai aspek kehidupan.
Penting untuk dipahami bahwa Parkinson berkembang secara bertahap dan gejalanya dapat bervariasi dari orang ke orang. Gejala non-motorik, seperti depresi, kecemasan, gangguan tidur, dan masalah kognitif, juga umum terjadi. Karena kompleksitas ini, diagnosis dini dan penanganan komprehensif sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Mengelola Parkinson memerlukan pendekatan holistik, menggabungkan pengobatan, terapi fisik, dan dukungan psikologis.
Faktor genetik dan lingkungan diduga berperan dalam perkembangan Parkinson. Meskipun belum ada obat untuk Parkinson, berbagai terapi tersedia untuk membantu mengendalikan gejala dan memperlambat progres penyakit. Riset terus dilakukan untuk menemukan pengobatan yang lebih efektif dan bahkan penyembuhan potensial. Inilah mengapa kesadaran dan dukungan terhadap penelitian Parkinson sangatlah penting.
Morten Harket dan Perjuangannya Melawan Parkinson
Kabar diagnosis Parkinson Morten Harket disampaikan melalui website resmi A-ha dalam artikel yang ditulis oleh Jan Omdahl, penulis biografinya. Harket, 65 tahun, mengaku tidak masalah dengan diagnosis tersebut. Ia bahkan mengatakan bahwa dirinya terinspirasi dari sikap ayahnya yang menerima proses penuaan dengan lapang dada. "Saya menggunakan apa pun yang berhasil," ujarnya. Sebuah kalimat sederhana yang menggambarkan keteguhan hatinya.
Omdahl menggambarkan Harket sebagai sosok iconic frontman A-ha, penyanyi berbakat, artis solo, penulis lagu, pemikir eksentrik, ayah dari lima anak, dan kakek. Namun, di balik semua itu, ia juga seorang pria yang berjuang melawan tubuhnya sendiri. Kabar ini sengaja dirahasiakan oleh Harket karena ia membutuhkan ketenangan untuk bekerja. Ia berusaha menyeimbangkan antara pengobatan dan efek sampingnya.
Harket mengakui bahwa pengungkapan kondisi kesehatannya ke publik memiliki konsekuensi yang tidak terduga dan menimbulkan stres. Namun, ia merasa perlu untuk berbagi agar tidak lagi menyembunyikan sesuatu yang bersifat pribadi. Ia menekankan bahwa ia sedang berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah sistem tubuhnya mengalami penurunan. Sebuah perjuangan yang membutuhkan keseimbangan dan kesadaran diri yang tinggi.
Apakah Suara Ikonik A-ha Akan Kembali?
Dalam artikel tersebut, Omdahl menjelaskan bahwa Harket telah menjalani operasi otak sebanyak dua kali di Mayo Clinic, AS. Prosedur bedah saraf tingkat lanjut yang disebut deep brain stimulation (DBS) dilakukan pada Juni tahun lalu, di mana elektroda ditanamkan jauh di dalam sisi kiri otaknya. Pada Desember 2024, prosedur serupa dilakukan di sisi kanan otaknya.
DBS adalah prosedur bedah yang melibatkan penanaman elektroda di area otak tertentu untuk membantu mengendalikan gejala Parkinson. Elektroda ini menghasilkan impuls listrik yang dapat memblokir sinyal abnormal yang menyebabkan gejala seperti tremor dan kekakuan. Meskipun DBS bukanlah obat untuk Parkinson, tetapi dapat secara signifikan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengurangi gejala dan memungkinkan mereka untuk mengurangi dosis obat.
Namun, Harket sendiri masih belum yakin tentang masa depannya sebagai penyanyi. "Masalah dengan suara saya adalah salah satu dari banyak alasan ketidakpastian tentang masa depan kreatif saya," katanya. Ia mengaku sedang tidak ingin bernyanyi, dan baginya itu adalah sebuah pertanda. Meskipun demikian, ia tetap berpikiran terbuka dan tidak mengharapkan untuk mencapai kontrol teknis penuh atas suaranya.
Harket menambahkan bahwa ia melihat bernyanyi sebagai tanggung jawabnya, dan terkadang ia merasa sangat senang bisa melakukannya. Namun, ia juga memiliki minat lain yang sama pentingnya baginya. Ia mengungkapkan bahwa ia sedang mengerjakan lirik lagu baru, tetapi tidak yakin apakah ia akan dapat menyelesaikan dan merilisnya. "Waktu akan menjawab apakah mereka berhasil. Saya sangat menyukai gagasan untuk mencobanya, sebagai pasien Parkinson dan seorang seniman, dengan sesuatu yang benar-benar di luar kotak," ujarnya.
Parkinson Bukan Akhir dari Segalanya
Morten Harket bukanlah satu-satunya tokoh publik yang berjuang melawan Parkinson. Sebelumnya, musisi legendaris Ozzy Osbourne, aktor Michael J. Fox, dan mendiang petinju Muhammad Ali juga didiagnosis mengidap penyakit ini. Fakta ini menunjukkan bahwa Parkinson tidak mengenal batas usia, profesi, atau status sosial. Ini adalah pengingat bahwa siapa pun bisa terkena dampaknya.
Harket meminta para penggemarnya untuk tidak mengkhawatirkannya dan menghimbau mereka untuk fokus pada masalah yang lebih besar. "Habiskan energi dan upaya Anda untuk mengatasi masalah nyata, dan ketahuilah bahwa saya sedang dijaga," katanya. Ia juga mengungkapkan bahwa ia merasa lebih baik dengan mengungkap kondisinya ke publik daripada menyembunyikannya sebagai rahasia.
Tetap Menginspirasi: Pesan Harket untuk Kita Semua
Kisah Morten Harket adalah bukti bahwa diagnosis Parkinson bukanlah akhir dari segalanya. Dengan pengobatan yang tepat, terapi yang komprehensif, dan dukungan yang kuat, penderita Parkinson dapat tetap menjalani hidup yang bermakna dan produktif. Semangat juang dan keteguhan hati Harket adalah inspirasi bagi kita semua. Ia mengajarkan kita untuk menerima tantangan dengan lapang dada, mencari cara untuk beradaptasi, dan terus berkarya meskipun di tengah keterbatasan. Semoga Harket tetap bisa take on tantangan ini dan menginspirasi kita semua!