Siapa yang kangen dengan petualangan seru dan bikin merinding dari Tribe? Dulu zaman kita masih belia, acara TV ini sukses bikin kita nggak bisa tidur nyenyak karena penasaran sama budaya-budaya unik di pelosok dunia. Nah, siap-siap karena Bruce Parry balik lagi!
Mengenal Kembali Sang Petualang: Bruce Parry dan Misi Mulianya
Bruce Parry, mantan anggota Royal Marine yang beralih profesi menjadi petualang dan aktivis, memang sosok yang antimainstream. Popularitasnya meroket berkat serial TV Tribe yang tayang perdana 20 tahun lalu. Dengan gaya santai dan keberaniannya menyelami kehidupan masyarakat adat terpencil, Parry berhasil mencuri perhatian jutaan pemirsa.
Di serial sebelumnya, Parry tak segan-segan ikut serta dalam ritual dan tradisi ekstrem. Mulai dari ditindik septumnya dengan duri sagu (katanya sih, sakitnya nggak ketulungan!), mengonsumsi ramuan psikedelik dari tumbuhan, tidur di lantai dari kotoran sapi, sampai makan serangga hidup di depan kamera. Totalitas tanpa batas, guys!
Pengalaman Parry meliputi hidup bersama suku Adi di Arunachal Pradesh, India timur (wilayah yang dulunya tertutup bagi orang asing); suku Kombai di Papua Barat yang masih dikaitkan dengan kanibalisme dan penyihir pria; serta komunitas Penan di hutan hujan Kalimantan yang terancam karena pembalakan liar. Banyak dari kita, termasuk saya, jadi terinspirasi untuk mencintai budaya dan lingkungan berkat acara ini.
Serial terbarunya pun nggak kalah seru. Ada tiga episode, dimulai dengan suku Waihama di Kolombia, yang percaya bahwa mereka sangat terhubung dengan hutan. Parry ikut membersihkan tubuhnya dengan cara memuntahkan isi perut ke sungai setelah minum cairan hijau dari tumbuhan. Dia juga menghirup cabai dan mengikuti upacara ayahuasca panjang untuk terhubung dengan roh hutan.
Bruce Parry mengakui bahwa awalnya dia merasa "takut" saat memandu acara ini. Dia bukan antropolog terlatih dan khawatir tentang bagaimana dia akan dilihat saat berbicara tentang topik yang kompleks dan penting ini. Tapi, terbukti kan, acaranya sukses besar!
Setelah enam tahun, tiga serial, beberapa spin-off, dan penghargaan BAFTA, Parry memutuskan untuk istirahat. Meskipun dia terus mengadvokasi masyarakat adat, istirahat dari TV berlangsung selama 10 tahun. Lama juga ya?
Kenapa Kita Masih Butuh Acara Seperti Tribe with Bruce Parry?
Parry melihat langsung dampak masalah global seperti perubahan iklim dan polusi akibat produksi kokain ilegal pada masyarakat terpencil. Hal ini membuatnya berpikir bahwa uang banyak, bikin film, dan menyampaikan pesan apa pun hanya akan menjangkau mereka yang sudah sepakat. Dia merasa seperti gelombang besar akan menerjang kita, dan dia harus bertindak.
Bertemu dengan berbagai suku dan melihat perjuangan mereka membuat Parry sadar bahwa dia nggak cuma sekadar menghibur. Dia melakukan ini karena kita perlu belajar dari mereka. Tanggung jawab untuk membuat program secara etis sangat membebaninya.
Parry mengakui bahwa dia bisa memberikan dampak, tetapi dampaknya nggak sebanding dengan penambang, misionaris, dan pedagang. Ekstraksi sumber daya masih menjadi faktor dampak nomor satu pada masyarakat adat. Hilangnya tanah dan air adalah akibat dari dampak dunia kita pada dunia mereka. Sedih banget ya?
Apa yang Berubah dalam 20 Tahun Terakhir?
Parry mengunjungi kembali beberapa komunitas selama bertahun-tahun dan masih berhubungan dengan hampir setengahnya. Dia mencatat bahwa dia bertemu sebagian besar dari mereka sebelum media sosial menjadi tren.
Parry sadar bahwa banyak yang berubah selama 20 tahun terakhir. Dia pun menyadari posisinya yang privileged. "Banyak hal telah berubah bagi saya, bagi pemirsa, dan bagi suku-suku yang saya kunjungi. Kita semua memiliki pemahaman yang lebih besar tentang seks dan gender, serta pemahaman yang berbeda tentang kolonialisme dan apropriasi," ujarnya. Zaman memang sudah berubah, ya kan?
Meskipun begitu, Parry tetap berdedikasi untuk menyuarakan pengalaman suku-suku ini. Dia sadar bahwa beberapa orang mungkin bertanya mengapa dia perlu mengunjungi komunitas terpencil, tetapi dia berpendapat bahwa melalui TV, dia bisa berbicara kepada orang-orang di rumah mereka, dan itu adalah hal yang kuat.
Episode Kontroversial dan Pembelajaran Berharga
Dalam episode kedua dari serial terbaru, Parry tinggal bersama suku Mucabal di Gurun Namib, Angola selatan. Komunitas yang hampir sepenuhnya mandiri ini kini harus menggali setiap hari untuk mendapatkan air. Episode ini paling kontroversial, karena Parry diminta oleh Kepala Suku Keluie untuk mengurbankan seekor kambing dengan cara dicekik.
Parry menggambarkan pengalaman itu sebagai "hal paling mengerikan yang pernah saya lakukan" dan terlihat sangat sedih. Dalam adegan lain, ditampilkan sunat sekelompok anak laki-laki muda, dan dalam adegan lainnya, gigi seri bawah seorang gadis berusia 11 tahun dicabut dengan batu sebagai bagian dari ritual kecantikan. Ini bukan dokumenter alam ala David Attenborough yang lembut, guys!
Episode terakhir menceritakan tentang suku Marapu di Sumba, Indonesia, yang tinggal di sebuah desa di antara leluhur mereka yang dikuburkan. Setelah menghabiskan empat bulan di Indonesia tanpa penerjemah, Parry sekarang bisa berbicara dengan mudah. Komunitas itu mengatakan kepada Parry bahwa mereka merasa kasihan padanya ketika mereka tahu dia tidak mengenal leluhurnya atau tinggal di dekat jenazah mereka. Mereka mengatakan bahwa dia seperti kacang tanpa kulit. Dalem banget!
Meski berkarir dengan mengunjungi tempat-tempat terpencil untuk belajar dari masyarakat adat, Parry nggak menganjurkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dia mengatakan bahwa ada banyak tempat "luar biasa" untuk dikunjungi lebih dekat dengan rumah, seperti Wales atau Skotlandia. Wisata lokal juga nggak kalah keren, kok!
Pesan Penting dari Bruce Parry
"Saya tidak mencoba mengatakan bahwa Anda tidak boleh bepergian," katanya. "Saya pikir perjalanan adalah universitas kehidupan, ini tentang bagaimana Anda bepergian. Pergi ke tempat-tempat di mana semuanya berbeda, berbicara dengan orang-orang yang tinggal di sana, dan mendengarkan."
Parry menyadarkan kita bahwa travelling itu bukan cuma soal upload foto keren di Instagram. Tapi lebih dari itu, ini tentang belajar, menghargai perbedaan, dan peduli sama lingkungan sekitar.
Semua episode Tribe with Bruce Parry sudah bisa kamu tonton di BBC iPlayer. Jadi, tunggu apa lagi?
Yuk, Mulai Peduli!
Bruce Parry mungkin merasa seperti kacang tanpa kulit karena nggak dekat dengan leluhurnya. Tapi, kita semua bisa belajar dari pengalamannya dan mulai peduli sama lingkungan, budaya, dan masyarakat di sekitar kita. Siapa tahu, dengan begitu, kita jadi kacang yang lebih bermakna, ya kan?