Dark Mode Light Mode
No Man's Sky Siap Gebrak Switch 2 Saat Peluncuran!
Nanohibrida Multi-Respons Dinamis-Kovalen Terpicu Cahaya Inframerah-Dekat: Implikasi untuk Aplikasi Lanjutan
Dean Lamb Archspire Tanggapi Tuduhan Penipuan Kickstarter Band

Nanohibrida Multi-Respons Dinamis-Kovalen Terpicu Cahaya Inframerah-Dekat: Implikasi untuk Aplikasi Lanjutan

Pernahkah kamu merasa bahwa pengobatan kanker itu seperti menembak nyamuk dengan meriam? Terapi tradisional memang efektif, tapi seringkali dampaknya merusak sel-sel sehat. Nah, bayangkan jika kita punya "peluru pintar" yang hanya menargetkan sel kanker. Kedengarannya seperti fiksi ilmiah, tapi nanoteknologi membuat impian ini semakin dekat dengan kenyataan.

Nanomedicine: Peluru Pintar untuk Kanker?

Kanker, si penyakit yang suka seenaknya membelah diri, memang bikin pusing para ilmuwan. Terapi konvensional seperti operasi, radioterapi, dan kemoterapi seringkali punya efek samping yang bikin pasien makin lemas. Tapi jangan khawatir, nanomedicine hadir sebagai harapan baru.

Nanomaterial punya potensi besar dalam pengiriman obat yang ditargetkan. Bayangkan mereka sebagai kurir super kecil yang mengantarkan obat langsung ke sel kanker, meminimalkan kerusakan pada sel sehat. Sayangnya, pengaplikasian nanomedicine ini masih terbatas karena penetrasi ke tumor yang kurang optimal. Ibaratnya, kurir super kecil ini kesulitan menembus kerumunan massa.

Selain itu, tekanan interstitial yang tinggi di lingkungan mikro tumor juga menghambat penyebaran obat. Jadi, kita butuh nanomedicine yang lebih pintar dan mampu menembus pertahanan tumor dengan lebih efektif. Itulah tantangan besar yang sedang kita hadapi.

Sistem yang dipicu oleh cahaya Near-Infrared (NIR) muncul sebagai strategi menjanjikan untuk meningkatkan efektivitas terapi nanomaterial dalam pengobatan kanker. Sistem ini memanfaatkan cahaya NIR sebagai stimulus eksternal untuk mencapai fungsi spesifik melalui penyerapan dan konversi cahaya. Intinya adalah mengubah energi cahaya NIR menjadi bentuk energi lain, seperti panas, untuk memfasilitasi pelepasan obat, terapi fototermal, dan terapi fotodinamik.

Integrasi terapi fototermal dengan nanomaterial telah muncul sebagai strategi mutakhir dalam penanganan tumor padat. Pendekatan ini memanfaatkan iradiasi cahaya NIR lokal untuk meningkatkan permeabilitas sel tumor secara sementara, memfasilitasi penetrasi nanomaterial dan menginduksi hipertermia lokal. Panas ini kemudian menyebabkan denaturasi protein, kerusakan membran sel, dan akhirnya kematian sel tumor.

Akan tetapi, keseimbangan harus dijaga. Suhu yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan kolateral pada jaringan sehat dan pelepasan obat yang tidak terkendali. Oleh karena itu, mencapai penetrasi obat yang terkontrol di dalam tumor melalui stimulasi NIR moderat adalah faktor kunci dari modalitas terapeutik ini.

Berbagai macam agen fototermal telah dieksplorasi untuk ablasi tumor, termasuk molekul kecil organik dan material anorganik seperti graphene oxide, black phosphorus nanosheets, sulfida, dan metal nanoparticles. Di antara ini, gold nanorods (GNRs) sangat menonjol karena rasio aspeknya yang dapat disesuaikan dan efisiensi konversi fototermal yang tinggi, menjadikannya pilihan yang banyak digunakan dalam terapi kanker. GNRs memiliki luas permukaan spesifik yang besar, memungkinkan fungsionalisasi dengan berbagai gugus untuk menciptakan nanomedicine multifungsi. Stabilitas GNRs dapat ditingkatkan dengan melapisinya dengan cangkang silika, yang juga meminimalkan sitotoksisitasnya.

CD44 dan Asam Hialuronat: Kunci Penargetan Tumor

CD44, protein transmembran yang berekspresi berlebihan pada sel kanker, terkait erat dengan tumorigenesis dan potensi metastasis. Hyaluronic acid (HA), dikenal karena afinitasnya yang tinggi terhadap reseptor CD44 pada sel kanker, telah muncul sebagai ligan yang menjanjikan untuk pengiriman obat yang ditargetkan ke jaringan tumor.

Namun, setelah mencapai lingkungan mikro tumor yang ditandai dengan peningkatan reactive oxygen species (ROS) dan pH asam, nanomedicine konvensional sering menghadapi tantangan dalam mencapai pelepasan obat yang berkelanjutan dan efektif. Keterbatasan ini telah memacu pengembangan nanocarriers yang responsif terhadap lingkungan mikro spesifik tumor, memfasilitasi pelepasan obat yang terkontrol dan berkelanjutan.

Sebagai alternatif, nanomedicine yang menargetkan jaringan tumor, termasuk GNRs yang dimodifikasi dengan HA dan folic acid, telah dimanfaatkan untuk mengatasi keterbatasan yang disebutkan di atas. Terlepas dari potensi mereka, nanomedicine ini sering menunjukkan kontrol terbatas atas dinamika pelepasan obat, menghasilkan hasil terapeutik yang suboptimal.

ROS memainkan peran penting dalam tumorigenesis, metastasis, dan resistensi obat, yang menghadirkan peluang untuk memodulasi lingkungan mikro tumor. Strategi yang menargetkan ROS untuk membalikkan lingkungan mikro tumor dan menghambat kekambuhan dan metastasis tumor sangat menarik. Nanomedicine dengan struktur unik yang mampu merespons rangsangan ROS untuk pelepasan obat telah dikembangkan melalui penggabungan ikatan kovalen dinamis seperti disulfida, diselenida, dan ester boronat.

Khususnya, ester boronat adalah ikatan kovalen dinamis yang dapat membersihkan ROS di lingkungan ROS rendah, memfasilitasi pelepasan obat. Oleh karena itu, pengembangan nanocarriers yang dapat ditargetkan dengan pelepasan obat yang terkontrol berdasarkan ester boronat merupakan strategi penting dalam terapi kanker.

GNRs Hibrida: Solusi Cerdas untuk Pengobatan Kanker

Dalam penelitian ini, diperkenalkan sistem hibrida berbasis GNRs yang inovatif, dipicu oleh cahaya NIR, dirancang untuk mengatasi tantangan stabilitas koloid dan pengiriman obat terkontrol di dalam lingkungan mikro tumor. Sistem ini mampu tidak hanya secara selektif menargetkan jaringan tumor, tetapi juga memberikan agen terapeutik secara berkelanjutan dan spesifik tumor.

GNRs terkenal dengan sifat fototermalnya yang sangat baik, yang berfungsi sebagai inti dari sistem hibrida. Untuk meningkatkan stabilitasnya, cangkang silika telah diendapkan di permukaannya, yang juga menciptakan struktur berpori yang secara signifikan meningkatkan kapasitas pemuatan obat. Selanjutnya, DOX dienkapsulasi secara efisien di dalam NPs, memanfaatkan gugus hidroksil dari asam borat dan HA. Desain strategis ini memberi NPs kemampuan ganda untuk menargetkan jaringan tumor dan meningkatkan responsif.

Temuan menunjukkan bahwa NPs ini dapat merespons rangsangan NIR, pH, dan ROS, sehingga mengontrol dan mempertahankan pelepasan obat. Selain itu, mereka secara selektif menargetkan sel tumor dan menunjukkan peningkatan pengambilan sel di bawah kondisi stimulasi cahaya NIR. Penautan silang dinamis di dalam sistem nanohibrida ini memposisikannya sebagai kandidat yang menjanjikan untuk kelas baru nanocarriers dalam terapi tumor yang ditargetkan.

Uji Laboratorium: Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel

GNRs disintesis menggunakan metode pertumbuhan benih (seed growth method), dan kemudian dilapisi dengan cangkang silika (silica shells) melalui penambahan tetraethyl orthosilicate (TEOS) secara bertahap. Proses ini menghasilkan partikel Au@SiO2. Untuk menghilangkan CTAB yang menempel pada permukaan, partikel direfluks dalam campuran etanol dan HCl. Selanjutnya, partikel Au@SiO2 dimodifikasi dengan gugus amino menggunakan 3-aminopropyltriethoxysilane (APTES).

Selanjutnya, dilakukan konjugasi dengan carboxyphenylboronic acid (CPBA) untuk memberikan responsivitas terhadap ROS. Akhirnya, Hyaluronic acid (HA) ditambahkan untuk memberikan kemampuan penargetan pada sel kanker yang mengekspresikan CD44. Proses ini menghasilkan nanopartikel Au@SiO2-HA.

Morfologi dan struktur nanopartikel dikarakterisasi menggunakan transmission electron microscopy (TEM) dan Fourier-transform infrared spectroscopy (FTIR). Sifat penyerapan cahaya diukur menggunakan ultraviolet-visible spectrophotometry (UV-Vis). Ukuran hidrodinamik dan muatan permukaan dianalisis menggunakan dynamic light scattering (DLS). Sifat termal dievaluasi menggunakan thermogravimetric analysis (TGA).

Hasil dan Diskusi: Nanopartikel yang Efektif dan Aman

Hasil TEM menunjukkan bahwa GNRs memiliki struktur batang yang seragam dan terdispersi dengan baik. Setelah deposisi SiO2 dan HA, terlihat struktur core-shell yang jelas. Ukuran hidrodinamik meningkat setelah pelapisan HA, menunjukkan keberhasilan pelapisan. Potensial zeta juga menunjukkan perubahan yang konsisten dengan modifikasi permukaan yang berhasil.

Analisis TGA, FTIR, dan UV-Vis lebih lanjut mengkonfirmasi keberhasilan sintesis nanopartikel Au@SiO2-HA. Analisis termogravimetri mengungkapkan bahwa Au@SiO2-HA-DOX menunjukkan penurunan massa sebesar 23.1%. Hal ini dapat dikaitkan dengan struktur cangkang polimer pada permukaan NPs dan molekul obat yang didukung. Selanjutnya, analisis FTIR menunjukkan puncak vibrasi tarik Si-O-Si dari Au@SiO2-HA-DOX NPs pada 800 cm-1 dan 1100 cm-1. Ini mengonfirmasi keberhasilan deposisi cangkang silika pada GNRs.

Ketika diradiasi dengan cahaya NIR 808 nm, Au@SiO2-HA NPs menunjukkan peningkatan suhu yang cepat sebesar 31°C dalam waktu 10 menit, sementara larutan kontrol berair tidak menunjukkan perubahan suhu yang signifikan. Au@SiO2-HA juga menunjukkan stabilitas fototermal yang sangat baik selama tiga siklus irradiasi laser hidup/mati. Jadi, terbukti bahwa Au@SiO2-HA NPs menunjukkan stabilitas fototermal dan kinerja pencitraan yang unggul.

Uji pelepasan obat in vitro menunjukkan bahwa Au@SiO2-HA-DOX memiliki pelepasan yang lebih lambat dan terkontrol dibandingkan dengan DOX bebas. Pelepasan juga responsif terhadap perubahan pH dan adanya ROS, menunjukkan kemampuan untuk melepaskan obat di lingkungan tumor. Uji sitotoksisitas in vitro menunjukkan bahwa nanopartikel memiliki toksisitas rendah terhadap sel normal dan toksisitas yang lebih tinggi terhadap sel kanker, terutama dengan irradiasi NIR. Percobaan penyerapan sel menunjukkan bahwa Au@SiO2-HA-DOX secara efisien diserap oleh sel kanker, dan penyerapan ini ditingkatkan dengan irradiasi NIR.

Percobaan in vivo menunjukkan bahwa Au@SiO2-HA-DOX secara efektif menghambat pertumbuhan tumor pada tikus, dan efek ini ditingkatkan dengan irradiasi NIR. Analisis histologis menunjukkan bahwa nanomedicine menyebabkan kematian sel tumor dan memiliki toksisitas minimal terhadap organ vital.

Intinya: Harapan Baru untuk Terapi Kanker

Penelitian ini menunjukkan potensi nanomedicine sebagai solusi yang lebih cerdas dan efektif untuk pengobatan kanker. Dengan kemampuan menargetkan sel kanker secara spesifik dan melepaskan obat secara terkontrol, nanomedicine menawarkan harapan baru untuk terapi kanker yang lebih aman dan efektif. Meskipun masih banyak tantangan yang perlu diatasi, hasil penelitian ini memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan nanomedicine yang lebih canggih di masa depan. Jadi, mari kita sambut era baru pengobatan kanker yang lebih pintar dan personal!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

No Man's Sky Siap Gebrak Switch 2 Saat Peluncuran!

Next Post

Dean Lamb Archspire Tanggapi Tuduhan Penipuan Kickstarter Band