Pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana seorang musisi legendaris seperti Nick Cave bisa terus menghasilkan karya yang mind-blowing dari tahun ke tahun? Ternyata, di balik panggung yang gemerlap, ada ritual dan filosofi unik yang ia pegang teguh. Mari kita intip rahasia dapur seorang maestro.
Mencari “Ide Misterius”: Lebih dari Sekadar Lirik
Cave, melalui Red Hand Files, wadah interaksinya dengan penggemar, berbagi pandangannya tentang proses kreatif. Ia menyebutkan bahwa bukan soal politik atau isu sosial yang menjadi fokus utamanya. Melainkan, “ide misterius” yang muncul secara tiba-tiba dan harus dieksplorasi sampai tuntas. Bagi Cave, ide ini seperti sebuah benih yang jika dirawat dengan baik, akan tumbuh menjadi dunia baru yang penuh dengan pesan universal. Proses awal inilah yang justru paling menyiksa, karena ia tidak bisa memprediksi kapan ide itu akan datang. Bayangkan saja, menunggu inspiration itu kayak nunggu gebetan bales chat, deg-degan terus!
Baginya, menyerah pada ide adalah sebuah pantangan. Ia merasa bahwa “kekuatan” yang memberinya ide-ide tersebut tahu bahwa ia tidak akan mengabaikannya. Mungkin ini alasan mengapa ide-ide tersebut terus menghampirinya selama bertahun-tahun. Ini sama seperti prinsip “pantang menyerah” yang sering kita dengar, tapi dengan sentuhan yang lebih artistic.
Ritual Sebelum Tampil: Memanggil Pasukan Gaib?
Selain proses kreatif, Cave juga berbagi ritual uniknya sebelum naik panggung. Ia biasanya tiba di venue sekitar setengah jam sebelum pertunjukan dimulai. Setelah berganti pakaian, memakai makeup (ya, musisi juga pakai makeup!), dan melakukan latihan vokal, ia duduk dalam diam selama sekitar lima belas menit. Nah, di sinilah bagian yang menarik.
Dalam kesunyian itu, Cave memanggil “mereka yang dekat dengannya yang telah meninggal dunia.” Ia memvisualisasikan masing-masing individu dan secara diam-diam meminta kehadiran mereka. Ia bahkan memberikan kualitas atau kekuatan spesifik kepada mereka yang mencerminkan kepribadian mereka. Kedengarannya spooky? Mungkin sedikit, tapi bagi Cave, ini adalah cara untuk mendapatkan kekuatan spiritual.
Siapa Saja Pasukan Gaib Nick Cave?
Beberapa nama yang dipanggil Cave termasuk putranya, Arthur, untuk “kegembiraannya”; putranya yang lain, Jethro, untuk “semangat anarkisnya”; ibunya untuk “keberaniannya”; dan ayahnya untuk “dinamismenya”. Selain keluarga, ia juga memanggil teman-teman musisi yang telah tiada, seperti Tracy Pew (bassist Birthday Party), Conway Savage (pianis Bad Seeds), Shane McGowan (The Pogues), Anita Lane (mantan penyanyi-penulis lagu Bad Seeds), dan Rowland S. Howard (gitaris Birthday Party).
Cave memanggil mereka semua untuk “subversivitas, kekacauan, dan humor jahat mereka.” Sementara itu, Anita Lane dipanggil untuk “kreativitasnya yang murni,” dan Rowland S. Howard untuk “daya ciptanya yang luar biasa.” Bayangkan saja, di atas panggung, Cave dikelilingi oleh energi dari orang-orang yang dicintainya, memberikan kekuatan ekstra untuk tampil maksimal.
Meminta Bantuan Para “Santo”
Cave menyamakan ritualnya ini dengan orang saleh yang memohon bantuan kepada para santo. Ia mengingat semua orang yang dipanggilnya dan merasakan pemberdayaan spiritual yang mendalam. Dengan begitu, ketika ia naik ke panggung, ia merasa didukung oleh “persaudaraan dunia lain” dan kekuatan khusus mereka. Ini adalah cara yang unik untuk mengatasi demam panggung dan terhubung dengan energi positif.
Tambahan Anggota Baru: Mengingat yang Terlupakan
Baru-baru ini, Cave memutuskan untuk menambahkan satu orang lagi ke dalam daftar “pasukan gaibnya”: David “Dud” Green, teman sekolah yang sudah lama hilang kontak. Ia akan memberikan Green “kualitas kewaspadaan atau perhatian” untuk menghubungi “mereka yang telah hilang dari pikiranku, mereka yang dicintai tetapi tidak diingat, mereka yang hidup terlupakan, selagi mereka masih bersama kita.” Ini adalah pengingat yang menyentuh tentang pentingnya menghargai orang-orang di sekitar kita sebelum terlambat.
Seni Tidak Bisa Lahir dari Nihilisme: Pesan Moral di Balik Karya
Cave juga menepis anggapan bahwa seni bisa lahir dari nihilisme. Menurutnya, “Begitu kamu mulai membuat seni, kamu berhenti menjadi seorang nihilis.” Ia percaya bahwa seni pada dasarnya baik, memiliki nilai moral. Tidak peduli dari mana asalnya, jika seni itu membawa dampak positif bagi dunia, maka itu adalah hal yang baik. Pendapat ini cukup kontroversial, mengingat banyak seniman yang justru terinspirasi dari kegelapan dan keputusasaan.
Ketika Seni Mengalahkan Politik (atau Sebaliknya?)
Cave bahkan mengatakan bahwa ia tidak terlalu peduli dari mana seninya berasal. Ia tidak mempermasalahkan jika seseorang mendukung pandangan politik yang bertentangan dengannya, asalkan mereka menghasilkan musik yang luar biasa. Ini adalah pernyataan yang berani, terutama di era polarisasi politik seperti sekarang ini. Cave seolah ingin mengatakan bahwa seni harus dinilai berdasarkan kualitasnya, bukan berdasarkan latar belakang atau pandangan politik penciptanya.
Menolak “Anti-Woke Screed”: Batasan Seorang Seniman
Meskipun terbuka terhadap berbagai ide, Cave memiliki batasan sendiri. Ia mengungkapkan bahwa ia menolak tawaran untuk menyanyikan “anti-woke screed yang sedikit konyol” dalam lagu baru Morrissey. Ini menunjukkan bahwa meskipun ia menghargai kebebasan berekspresi, ia tetap memiliki prinsip dan nilai-nilai yang ia pegang teguh.
Rahasia Awet Muda dalam Berkarya: Keseimbangan Antara Disiplin dan Inspirasi
Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari Nick Cave? Pertama, penting untuk menemukan “ide misterius” dalam diri kita dan mengejarnya sampai tuntas. Kedua, jangan takut untuk memiliki ritual unik yang membantu kita terhubung dengan diri sendiri dan sumber inspirasi kita. Ketiga, berpegang teguh pada prinsip dan nilai-nilai yang kita yakini, meskipun itu berarti menolak tawaran yang menggiurkan.
Pada akhirnya, rahasia awet muda Nick Cave dalam berkarya mungkin terletak pada keseimbangan antara disiplin dan inspirasi, antara spiritualitas dan kreativitas, antara keberanian dan kerendahan hati. Dengan menggabungkan elemen-elemen ini, kita semua bisa menjadi “maestro” dalam bidang kita masing-masing. Siapa tahu, mungkin kamu adalah Nick Cave selanjutnya!