Dark Mode Light Mode

Nick Cave Tolak Kolaborasi, Isyarat Hubungan dengan Morrissey Renggang

Dunia musik selalu penuh drama, intrik, dan terkadang, penolakan halus yang menusuk. Bayangkan dua legenda, Nick Cave dan Morrissey, bertemu di persimpangan jalan musik… hanya untuk berpisah jalan karena perbedaan pendapat tentang bouzouki dan "anti-woke screed."

Musik adalah bahasa universal, katanya. Tapi, bagaimana jika pesan yang disampaikan tidak sesuai dengan selera sang pendengar? Di sinilah letak permasalahannya. Nick Cave, yang dikenal dengan lirik puitis dan musik yang menggugah jiwa, baru-baru ini mengungkapkan pengalaman menariknya dengan Morrissey, mantan pentolan The Smiths yang kontroversial.

Morrissey dan Aksi "Anti-Woke Screed": Ketika Kolaborasi Gagal Total

Semuanya berawal dari permintaan Morrissey kepada Nick Cave untuk berkolaborasi dalam lagu solonya yang baru. Cave, yang mengakui kekagumannya pada kemampuan lirik Morrissey, awalnya merasa senang. Namun, antusiasmenya meredup dengan cepat setelah mendengar materi yang diajukan.

Menurut Cave, lagu tersebut dimulai dengan intro bouzouki Yunani yang panjang dan benar-benar tidak relevan. Lebih buruk lagi, Morrissey tidak ingin Cave benar-benar bernyanyi. Ia justru ingin Cave menyampaikan "anti-woke screed" (semacam orasi penentang gerakan woke) yang provokatif dan agak konyol di atas intro bouzouki tersebut. Serius, bouzouki?

Cave, yang selalu berusaha menjaga politik di luar musiknya, dengan sopan menolak tawaran tersebut. Ia merasa bahwa memasukkan pandangan politik ke dalam seni memiliki efek yang mengurangi dan bertentangan dengan tujuannya sebagai musisi. Bayangkan momen canggung itu. Kirim email penolakan mungkin lebih mudah daripada menelepon.

Seni vs. Artis: Batasan yang Kabur di Era Digital

Kasus ini memicu kembali perdebatan abadi: bisakah kita memisahkan karya seni dari pandangan politik sang artis? Cave sendiri pernah menulis bahwa meskipun pernyataan politik Morrissey kadang "tidak masuk akal," katalog musiknya telah memperkaya kehidupan banyak penggemarnya. Ini menunjukkan bahwa Cave, setidaknya sampai batas tertentu, percaya pada pemisahan tersebut. Namun, di mana garisnya ditarik? Apakah ada titik di mana pandangan artis menjadi terlalu ofensif untuk diabaikan? Pertanyaan ini terus menghantui dunia seni dan budaya pop.

Musik Sebagai Penyembuh: Mencari Kebenaran di Tengah Kebisingan

Meskipun menolak kolaborasi tersebut, Cave tetap memuji kontribusi Morrissey pada musik populer. Ia berpendapat bahwa musik Morrissey, terlepas dari nadanya yang terkadang sinis dan kecewa, justru mengarahkan kita pada kebenaran. Ini adalah pandangan yang mendalam tentang kekuatan musik untuk menyembuhkan dan menghubungkan kita, bahkan ketika pesan yang disampaikan tidak selalu menyenangkan. Musik yang bagus adalah musik yang membuatmu merasa, entah itu bahagia, sedih, atau sedikit risih.

Album "Bonfire of Teenagers": Nasib Album yang Terkatung-Katung

Tidak jelas apakah lagu yang ditawarkan Morrissey kepada Cave dimaksudkan untuk masuk dalam album Bonfire of Teenagers, yang telah lama tertunda. Morrissey mengklaim bahwa album tersebut "tidak akan dirilis oleh siapa pun" karena perang terhadap "kebebasan berbicara" di Inggris. Apakah ini benar-benar masalah kebebasan berbicara, atau sekadar masalah konten yang kontroversial? Spekulasi terus beredar.

Nick Cave Tetap Berkarya: "Wild God" dan Tur Amerika Utara

Sementara drama Morrissey terus berlanjut, Nick Cave tetap aktif berkarya. Tahun lalu, ia merilis album ke-18 bersama The Bad Seeds, Wild God, dan menyelesaikan tur Amerika Utara pertamanya dalam delapan tahun. Ini adalah bukti ketahanan dan dedikasinya pada musik, terlepas dari kontroversi yang mengelilingi rekan-rekannya. Mungkin kunci sukses adalah menjauhi bouzouki dan "anti-woke screed."

Morrissey dan Rencana Tur Amerika Utara: Akankah Ia Kembali?

Morrissey sendiri dijadwalkan untuk melakukan tur Amerika Utara pada musim gugur dan musim dingin ini, meskipun beberapa pertunjukan sebelumnya ditunda karena serangan sinusitis yang parah. Semoga saja ia bisa kembali ke panggung dan berbagi musiknya dengan para penggemarnya. Mungkin tanpa "anti-woke screed", untuk kali ini saja.

Ketika "Tidak" Berarti Lebih dari Sekadar Penolakan

Penolakan Nick Cave terhadap tawaran Morrissey bukan sekadar penolakan kolaborasi musik. Ini adalah pernyataan tentang batasan pribadi, integritas artistik, dan keyakinan akan kekuatan musik yang menyembuhkan. Ini juga merupakan pengingat bahwa bahkan legenda pun memiliki hak untuk mengatakan "tidak," terutama jika diminta untuk bernyanyi di atas bouzouki.

Pelajaran Berharga dari Dunia Musik: Tetaplah Setia pada Dirimu Sendiri

Kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi kita semua: dalam dunia yang penuh dengan kebisingan dan polarisasi, penting untuk tetap setia pada diri sendiri dan keyakinan kita. Dan mungkin, hindari bouzouki kecuali Anda benar-benar, benar-benar menyukainya.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Kontroversi Abadi: Game Ini Akan Hadir Kembali di Indonesia

Next Post

<p><strong>Revitalisasi Perikanan: Menciptakan 100 Desa Perikanan Merah Putih dalam 4 Bulan</strong></p>