Hei kamu, pernah merasa bingung dengan musik zaman sekarang? Genre seakan lebur jadi satu, bikin kita garuk-garuk kepala sambil bertanya, “Ini sebenernya musik apa, sih?” Nah, siap-siap karena kita mau membahas fenomena ini, khususnya lewat satu nama yang lagi ngetren: Jessie Murph. Siap? Mari kita mulai!
Musik itu luas dan terus berkembang, seperti playlist di Spotify yang nggak ada habisnya. Kita seringkali terjebak dalam kotak-kotak genre: pop, rock, jazz, dangdut (tentunya!). Tapi, generasi sekarang, terutama Gen Z dan Millennials, sepertinya nggak terlalu peduli dengan batasan itu. Mereka lebih suka eksplorasi, mencampur adukkan berbagai elemen musik, dan menciptakan sesuatu yang baru, unik, dan totally mereka.
Munculnya platform media sosial seperti TikTok dan YouTube juga sangat berpengaruh. Mereka menjadi wadah bagi musisi independen untuk unjuk gigi, membangun komunitas, dan bahkan mendapatkan kontrak rekaman. Jessie Murph, contohnya, memulai karirnya di platform tersebut.
Dari TikTok ke Panggung Dunia: Kisah Jessie Murph
Jessie Murph, penyanyi muda asal Alabama, adalah contoh nyata dari fenomena ini. Ia awalnya membangun following di TikTok dan YouTube. Setelah menandatangani kontrak dengan Columbia Records pada tahun 2021, namanya melambung dengan lagu “Blue Strips” yang masuk Top 20. Namanya semakin dikenal setelah berkolaborasi dengan Jelly Roll di lagu “Wild Ones,” dan muncul di “High Road” milik Koe Wetzel. Bahkan, dia pernah berjalan di red carpet ACM Awards sambil menggandeng babi peliharaannya! Gokil, kan?
Namun, kesuksesan Murph juga memicu perdebatan tentang genre musiknya. Banyak yang mempertanyakan apakah dia benar-benar seorang penyanyi country, mengingat background dan gaya musiknya yang eclectic. Bahkan, Murph sendiri mengakui hal tersebut. Self-awareness yang patut diapresiasi, bukan?
Fenomena cross-over genre semakin marak dengan keberhasilan artis seperti Beyoncé dan Post Malone di dunia musik country. Batasan antara genre menjadi semakin kabur, dan ini memunculkan pertanyaan menarik tentang identitas dan evolusi musik.
Genre? It’s Just a Label, Bro!
Jessie Murph secara tegas menolak untuk dikategorikan dalam genre tertentu. Baginya, musik adalah ekspresi diri, dan membatasi diri dalam satu genre sama saja dengan mengenakan dress code yang nggak nyaman. Dia lebih suka mencampur berbagai elemen musik, menciptakan sesuatu yang unik dan personal.
“Gue bukan penyanyi country, dude,” tegasnya dalam video TikTok. “Gue juga bukan penyanyi rap, pop, EDM – gue bukan apa-apa, dude. Kecuali diri gue sendiri, dan gue nggak mau dimasukkan ke genre apapun, ever.” Pendirian yang kuat, ya? Ini mencerminkan semangat generasi muda yang ingin mendobrak batasan dan mengekspresikan diri secara bebas.
Bahkan, saat dinominasikan sebagai Pendatang Baru Wanita Terbaik Tahun Ini di ACM Awards, Murph merasa terkejut. Dia merasa ada penyanyi country lain yang lebih pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Kejujuran yang langka di industri hiburan!
Musik Masa Depan: Tanpa Batas, Penuh Eksplorasi
Lalu, apa artinya semua ini? Apakah genre musik akan benar-benar hilang di masa depan? Mungkin tidak. Tapi, yang jelas, kita akan melihat semakin banyak musisi yang berani bereksperimen, mencampur adukkan berbagai elemen musik, dan menciptakan sesuatu yang benar-benar baru.
Cross-over genre akan semakin marak, dan batasan antara genre akan semakin kabur. Ini adalah era di mana kreativitas dan inovasi menjadi kunci. Musik bukan lagi tentang label, tapi tentang bagaimana ia bisa menyentuh hati dan menginspirasi pendengarnya.
Jadi, jangan heran kalau suatu hari nanti kamu mendengar lagu country yang ada sentuhan EDM, atau lagu rap yang ada melodi jazz. Inilah masa depan musik, tanpa batas, penuh eksplorasi, dan totally awesome!
Pesan Moral:
Intinya, stop judging musik dari cover-nya aja. Dengerin dulu, rasain, baru deh kasih pendapat. Siapa tahu, kamu malah jadi suka sama perpaduan genre yang nggak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Ingat, musik itu universal language, nggak perlu paspor atau visa buat menikmatinya.