Dark Mode Light Mode

Opeth Mengenang Ozzy Osbourne dengan Cover ‘Solitude’ Black Sabbath yang Menyentuh Hati

Siap-siap, metalheads! Sebuah penghormatan mendalam baru saja mengguncang dunia musik, dan bukan karena konser dadakan di depan rumah tetangga.

Kematian Ozzy Osbourne, sang Pangeran Kegelapan, pada tanggal 22 Juli lalu, meninggalkan duka mendalam bagi penggemar musik di seluruh dunia. Kepergiannya menginspirasi banyak musisi untuk memberikan penghormatan, dan salah satu yang paling menyentuh datang dari band progressive metal asal Swedia, Opeth.

Opeth membawakan Solitude, lagu dari album Master of Reality (1971) milik Black Sabbath, sebagai bagian dari penampilan mereka di festival Beyond The Gates di Bergen, Norwegia. Ini bukan sekadar cover lagu, tapi sebuah dedikasi yang tulus untuk legenda yang baru saja pergi.

Kalian tahu kan, Solitude itu bukan lagu sembarangan. Melodinya yang melankolis dan liriknya yang menyentuh, pas banget buat menggambarkan perasaan kehilangan. Opeth berhasil membawakan lagu ini dengan sentuhan khas mereka, menjadikannya sebuah pengalaman yang unik dan emosional.

Lantas, mengapa Opeth memilih Solitude? Apa yang membuat lagu ini begitu istimewa? Mari kita telaah lebih dalam.

Warisan Ozzy: Lebih dari Sekedar Gigitan Kelelawar

Oke, kita semua tahu cerita tentang Ozzy menggigit kelelawar di atas panggung (dan segala kontroversi lainnya). Tapi, warisan Ozzy Osbourne jauh lebih besar dari sekadar aksi panggung yang kontroversial. Dia adalah icon heavy metal, seorang trendsetter, dan suara generasi.

Ozzy dan Black Sabbath bukan hanya menciptakan musik; mereka menciptakan sebuah genre. Mereka adalah pelopor heavy metal, dan musik mereka telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Dari Iron Man hingga Paranoid, lagu-lagu mereka telah menjadi soundtrack hidup bagi banyak orang.

Kepergian Ozzy meninggalkan lubang besar di dunia musik. Tapi, warisannya akan terus hidup melalui musiknya dan melalui penghormatan dari band-band seperti Opeth, Mastodon, Gojira, Haken, dan Machine Head. Bahkan, Band Of The Coldstream Guards di Istana Buckingham memainkan Paranoid saat upacara Changing Of The Guard! Bukti bahwa musik Ozzy menembus batas genre dan generasi.

Opeth Memainkan Solitude: Penghormatan yang Menyentuh

Penampilan Opeth membawakan Solitude adalah momen yang mengharukan. Mikael Åkerfeldt, vokalis dan gitaris Opeth, mengakui bahwa kepergian Ozzy terasa sangat berat baginya. “John Michael Osbourne telah meninggalkan kita, dan ini sangat sulit untuk diterima,” tulis Åkerfeldt di media sosial. “Dia seperti pohon oak kuno bagiku.”

Penghormatan Opeth bukanlah sekadar memainkan lagu. Mereka membawakan Solitude dengan rasa hormat dan cinta yang mendalam. Aransemen mereka mempertahankan esensi dari lagu aslinya, sambil menambahkan sentuhan khas Opeth yang progresif dan atmosferik.

Performance tersebut, yang diunggah ke YouTube, mendapatkan pujian dari para penggemar di seluruh dunia. Banyak yang berkomentar bahwa Opeth berhasil menangkap emosi yang ada dalam lagu Solitude, dan menjadikannya sebuah penghormatan yang layak untuk Ozzy Osbourne.

Namun, ada juga yang berkomentar, “Semoga Ozzy tidak melihat ini dari atas sana. Dia bisa marah.” Tapi, kita yakin Ozzy akan menghargai ketulusan dari penghormatan ini.

Mengapa Solitude Begitu Berarti?

Solitude bukan hanya sekadar lagu. Lagu ini adalah sebuah ungkapan perasaan kesepian, isolasi, dan kehilangan. Liriknya yang puitis dan melodinya yang menghantui, mampu menyentuh hati siapa saja yang pernah merasakan perasaan serupa.

Lagu ini juga merupakan salah satu karya Black Sabbath yang paling underappreciated. Sementara lagu-lagu seperti Iron Man dan Paranoid mendapatkan popularitas yang luas, Solitude seringkali terlupakan. Padahal, lagu ini memiliki keindahan dan kedalaman yang sama.

Pemilihan lagu Solitude oleh Opeth sebagai penghormatan untuk Ozzy Osbourne sangatlah tepat. Lagu ini mewakili perasaan kehilangan yang dirasakan oleh banyak orang atas kepergian Ozzy, dan juga menunjukkan apresiasi terhadap karya-karya Black Sabbath yang seringkali terlupakan.

Musik Metal: Lebih dari Sekadar Distorsi dan Jeritan

Banyak orang memiliki persepsi yang salah tentang musik metal. Mereka menganggapnya sebagai musik yang berisik, agresif, dan tidak bermakna. Padahal, musik metal jauh lebih dari itu.

Musik metal adalah sebuah bentuk seni yang kompleks dan beragam. Genre ini mencakup berbagai macam subgenre, dari heavy metal klasik hingga death metal yang ekstrem. Musik metal seringkali menggabungkan elemen-elemen dari musik klasik, blues, dan folk, menciptakan sebuah sound yang unik dan inovatif.

Selain itu, musik metal juga seringkali mengeksplorasi tema-tema yang mendalam dan kompleks, seperti kematian, kehilangan, ketidakadilan, dan perjuangan. Lirik-liriknya seringkali puitis dan metaforis, membutuhkan pendengaran yang cermat untuk memahami maknanya. Jadi, lain kali ada yang bilang musik metal itu berisik, ajak mereka dengerin Solitude versi Opeth!

Jadi, penghormatan Opeth terhadap Ozzy Osbourne dengan membawakan Solitude adalah sebuah pengingat bahwa musik metal lebih dari sekadar distorsi dan jeritan. Ini adalah bentuk seni yang mampu menyentuh hati dan menginspirasi jiwa.

Warisan Ozzy akan terus hidup dalam musik yang ia ciptakan dan dalam penghormatan yang diberikan oleh musisi lain. Rest in power, Pangeran Kegelapan.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

AI Google Ungkap 20 Celah Keamanan Bahasa Indonesia: Potensi Disinformasi Meningkat

Next Post

Akreditasi ACGME International di Indonesia: Peningkatan Standar Pendidikan Kedokteran