Dark Mode Light Mode

Ozzy Osbourne: Opera Rock Rasputin Bahasa Indonesia – Kegilaan yang Terungkap

Di balik gerbang kayu setinggi delapan kaki yang kokoh, tersembunyi di sudut Beverly Hills yang mewah, berdiri sebuah rumah bergaya Mediterania. Plakat kuningan dengan tulisan gotik ala The Munsters terpampang: “NEVER MIND THE DOG. BEWARE OF THE OWNER.” Sebuah throwback ke masa lalu liar John ‘Ozzy’ Osbourne. Siapa sangka, di sinilah kita akan menyelami pikiran seorang legenda rock.

Kilas Balik ke Bunker Ozzy

Rumah ini, dikenal jutaan orang dari reality show “The Osbournes,” menjadi saksi bisu banyak momen ikonik. Bayangkan dapur tempat perdebatan sengit, atau ruang duduk, yang dijuluki ‘The Bunker’ oleh Sharon Osbourne, istri dan manajer Ozzy. Di sinilah, di tengah kesunyian yang tak biasa, Ozzy menyambut majalah MOJO pada suatu siang musim panas tahun 2003. Tony Dennis, asisten setia Ozzy selama 21 tahun, menyajikan kopi sementara Ozzy sibuk dengan CD player. Di tengah-tengah itu semua, ide gila dan brilian lahir.

Di ‘The Bunker’ itu, dikelilingi barang-barang kesukaan Ozzy, termasuk litograf lirik tulisan tangan John Lennon untuk lagu “Imagine,” serta foto dirinya bersama Paul McCartney, terungkap sebuah proyek ambisius: sebuah rock opera tentang kehidupan Rasputin. Sebuah ide yang sudah dipendam selama 20 tahun.

Dari Madman ke Musikal: Obsesi Ozzy dengan Rasputin

Rasputin, biarawan eksentrik yang kontroversial, sosok yang penuh paradoks. Ozzy tertarik dengan dualitas Rasputin: seorang holy man, namun juga terlibat dalam orgies yang tak terbayangkan. “Mereka menyebutnya The Mad Monk,” kata Ozzy. Menurutnya, Rasputin adalah kambing hitam, sebuah skenario yang sangat mencerminkan sosok Ozzy sendiri. Rasputin bagi Ozzy adalah refleksi dari dirinya sendiri, seorang yang disalahpahami.

Ozzy membayangkan Rasputin sebagai sebuah produksi panggung, di mana ia berperan sebagai co-writer dan arranger, bukan sebagai performer. Salah satu lagu, “Before The Dawn”, dinyanyikan oleh putrinya, Aimee. Lagu lainnya bahkan menampilkan balalaika. Ozzy berusaha menyajikan penggambaran Rasputin yang lebih lengkap daripada sekadar lagu “Rasputin” dari Boney M. Sebuah visi yang ambisius, bahkan mungkin sedikit… Ozzy.

Rasputin menemui akhir yang tragis pada tahun 1916: diracun, dipukuli, ditembak, dan akhirnya ditenggelamkan di Sungai Neva. Sebuah kematian yang brutal, namun juga menambah aura mistis sosok tersebut. Ozzy merasa ada koneksi dengan subjeknya ini. Mungkin karena keduanya adalah sosok yang kontroversial, atau mungkin karena Ozzy melihat ada sedikit dirinya dalam diri Rasputin.

Sober dan Serius: Sisi Lain dari Prince of Darkness

Yang mengejutkan, proyek Rasputin ini dikerjakan saat Ozzy benar-benar sober. “Saya tidak pernah berpikir saya bisa melakukan apa pun tanpa sebatang rokok ganja atau segelas bir, dan itu omong kosong,” ujarnya. Di ruangan itu pula, Ozzy berhenti minum alkohol. Bukan untuk pertama kalinya, tapi ia berharap ini adalah yang terakhir.

Ozzy mengakui dirinya memiliki ADHD, disleksia kronis, dan tremor bawaan yang diperparah oleh sindrom Parkinsonian akibat penyalahgunaan kokain selama bertahun-tahun. Hal inilah yang menyebabkan jalannya goyah dan bicaranya gagap. Namun, di balik semua itu, ada tekad untuk menciptakan sesuatu yang bermakna. Karya yang akan menunjukkan bahwa Ozzy lebih dari sekadar “Prince of Darkness”.

Ozzy bersikeras bahwa karyanya itu adalah sesuatu yang paling hebat yang pernah dilakukannya dalam hidupnya, apalagi ia kerjakan dengan kesadaran penuh. “Saya bukan Ozzy Lloyd-Webber,” katanya. “Salah satu lagunya seperti sesuatu dari Fiddler On The Roof, tetapi ada beberapa heavy rock juga.” Perpaduan yang menarik, bukan?

Keluarga, Kesuksesan, dan… Toilet Pribadi?

Ozzy berbicara tentang banyak hal, termasuk tentang menjadi orang tua. “Ketika saya masih kecil, ibu dan ayah saya tidak pernah memberi tahu saya bahwa mereka mencintai saya atau bahwa mereka bangga pada saya. Jadi yang saya lakukan hanyalah apa yang saya inginkan.” Ia berusaha memberikan kasih sayang yang tidak pernah ia dapatkan saat kecil.

Tentang kesuksesan, Ozzy mengaku tidak tahu berapa banyak uang yang ia miliki. Ia melakukan semuanya untuk Sharon dan anak-anaknya. Baginya, yang terpenting adalah cinta dan kebersamaan dalam keluarga. Terlepas dari semua kekacauan dan drama, keluarga Osbourne tetaplah keluarga. “The overriding thing that comes across [on The Osbournes] is that we all love each other,” ujar Ozzy.

Ketika ditanya apakah orang menertawakannya, Ozzy menjawab dengan santai: “Son, as long as they’re laughing I couldn’t give a fuck!” Baginya, yang penting adalah menghibur. Jika orang menertawakannya, bagus, setidaknya mereka tidak menangis. That’s the spirit, Ozzy!

Lalu, apa puncak kesuksesan bagi Ozzy? Sebuah toilet pribadi. Dengan urinal dan wastafel berwarna hitam, serta kelelawar yang diawetkan dalam kotak kaca. Iconic, kan? “Spend a day in my head,” katanya, “and you’d realise how crazy I really am.”

Legasi Seorang Legenda

Sayangnya, rock opera Rasputin tidak pernah terwujud. Tapi, itu tidak masalah. Ozzy Osbourne, bahkan pada tahun 2003, sudah melakukan lebih dari cukup. Ia adalah legenda, ikon, dan sosok yang tak terlupakan. Ozzy adalah working class hero, sama seperti idolanya, John Lennon.

Momen ketika Ratu Inggris berkata kepadanya, “I hear you’re quite the wild one,” adalah bukti betapa Ozzy telah menembus batas dan menjadi bagian dari budaya pop global. Dari Aston, Inggris, hingga Buckingham Palace, Ozzy telah menempuh perjalanan yang luar biasa.

Pada akhirnya, Ozzy Osbourne adalah lebih dari sekadar Prince of Darkness. Dia adalah seorang ayah, suami, seniman, dan legenda. Dan meskipun rock opera Rasputin tidak pernah naik panggung, obsesi Ozzy terhadap sosok kontroversial itu memberikan kita gambaran yang lebih dalam tentang pikiran seorang musisi yang jenius dan sedikit… gila. Ingatlah, di balik semua stage act dan kontroversi, ada manusia yang berusaha memahami dunia di sekitarnya. Dan mungkin, kita semua sedikit seperti itu.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

LBB Bermitra dengan AWARD di This Way Up: Mengungkap Rahasia di Balik Karya

Next Post

Defisit APBN 2025 Diprediksi Membengkak Akibat Penurunan Penerimaan di Semester I