Dark Mode Light Mode
AI YouTube: Pengalaman Pencarian Lebih Baik, Konten Lebih Mudah Ditemukan
Panduan Mendengarkan ‘Tracks II’ Bruce Springsteen: Lagu Wajib Dengar (Implikasi Budaya Indonesia)
Polri Berbakti untuk Negeri di HUT Bhayangkara ke-79

Panduan Mendengarkan ‘Tracks II’ Bruce Springsteen: Lagu Wajib Dengar (Implikasi Budaya Indonesia)

Bayangkan, kamu lagi scroll TikTok, tiba-tiba muncul notifikasi: Bruce Springsteen rilis Tujuh album baru sekaligus. Bukan remix, bukan live session, tapi album yang belum pernah didengar sebelumnya. Gila, kan? Ini bukan lagi throwback Thursday, ini time warp ke masa lalu!

Menjelajahi Harta Karun "Tracks II": Lebih dari Sekadar B-Sides

Ketika seorang artis sekelas Bruce Springsteen merilis box set arsip, itu bukan sekadar kumpulan lagu yang "dibuang". Ini adalah jendela menuju proses kreatif seorang legenda, potongan-potongan teka-teki yang membentuk gambaran utuh seorang seniman. Tracks II: The Lost Albums adalah persis itu: sebuah perjalanan melintasi berbagai era musik Springsteen, dari mid-fi proto-bedroom-pop hingga Great American Songbook.

Album ini bukan sekadar kumpulan lagu "sisa". Ini adalah bukti bahwa kreativitas tidak mengenal batas, dan bahkan materi yang tidak terpilih untuk album resmi pun bisa jadi permata tersembunyi. Bayangkan alternate universe di mana lagu-lagu ini menjadi hit!

"Unsatisfied Heart": Kegelapan di Balik "Born in the U.S.A."

"Unsatisfied Heart" adalah lagu yang terasa seperti film noir dalam bentuk musik. Bercerita tentang seorang pria yang dihantui masa lalunya, lagu ini menggali tema eksistensial yang lebih dalam yang Springsteen eksplorasi pada tahun 1983. Ini adalah sisi gelap dari The Boss, kontras dengan lagu-lagu anthem yang akhirnya muncul di Born in the U.S.A.

Liriknya, "Can you live with an unsatisfied heart?" menggema dengan kejujuran yang menyakitkan. Springsteen, yang saat itu sedang menjalani terapi, menghadapi trauma masa kecilnya, yang memengaruhi penulisan lagu-lagunya.

"Farewell Party": Cinta yang Dihantui Takdir

"Farewell Party" adalah love song yang, menurut Springsteen sendiri, "doomed". Lagu ini menampilkan suara full-band yang berbeda dari rekaman berbasis drum-loop awal yang membentuk The Streets of Philadelphia Sessions.

Lagu ini mengeksplorasi tema perpisahan dan penyesalan, dengan lirik yang menyentuh seperti, "Don’t we all dream of a life somewhere/Untouched by our failures?" Ini adalah pengingat bahwa cinta, seperti hidup, seringkali tidak berjalan sesuai rencana.

Mencari yang Tak Terduga: Beberapa Sorotan Lain dari "Tracks II"

Selain dua lagu tersebut, Tracks II menawarkan beragam permata tersembunyi lainnya:

  • "Under A Big Sky": Balada patah hati yang megah dengan sentuhan organ dari Danny Federici dan steel guitar dari Marty Rifkin. Sebuah lost classic sejati.

  • "Blind Spot": Lagu pembuka yang gelap dan introspektif dari The Streets of Philadelphia Sessions.

  • "Delivery Man": Kisah rockabilly lucu tentang seorang pengantar yang kehilangan kendali atas ayam-ayam yang dibawanya.

  • "Our Lady of Monroe": Cerita akustik yang menyentuh tentang seorang mantan polisi yang mengalami pencerahan spiritual di New Jersey Turnpike.

Eksperimen dan Evolusi: Menemukan Kembali Diri Sendiri

Tracks II bukan hanya tentang lagu-lagu yang bagus. Ini juga tentang melihat Springsteen bereksperimen dengan berbagai suara dan gaya. Dari drum-loop eksperimental hingga balada supper-club, album ini menunjukkan range dan fleksibilitasnya sebagai seorang seniman.

Salah satu contohnya adalah Twilight Hours, album yang terinspirasi dari kolaborasi Elvis Costello dan Burt Bacharach. Lagu seperti "Dinner at Eight" menampilkan vokal Springsteen yang luar biasa, didukung oleh aransemen orkestra yang megah.

"Inyo": Kisah Sejarah yang Terlupakan

"Inyo", lagu utama dari album The Ghost of Tom Joad, adalah story-song yang mendalam tentang dampak pembangunan bendungan dan saluran air di Owens Valley, California. Springsteen menceritakan kisah kerusakan lingkungan dan ketidakadilan sosial dengan detail yang cermat.

Lagu ini terinspirasi oleh buku Rivers in the Desert karya Margaret Leslie Davis, yang memberikan latar belakang sejarah yang kaya. Liriknya, "Ain’t you feeling dry, boys?" Menggema dengan kesedihan dan keputusasaan.

"Sugarland": Pukulan Telak dari Krisis Pertanian

"Sugarland" adalah lagu yang kuat tentang dampak krisis pertanian tahun 1980-an. Springsteen melukiskan gambaran yang memilukan tentang keluarga petani yang berjuang untuk bertahan hidup di tengah kesulitan ekonomi.

Versi yang ada di Tracks II adalah campuran antara demo dan rekaman studio full-fledged, dengan gitar akustik sederhana, drum-machine, dan riff keyboard. Lagu ini kemudian dicoba dengan E Street Band, tetapi versi itu belum pernah dirilis.

"Blue Highway": Sentuhan Country dari Sang Boss

Springsteen selalu mengagumi Hank Williams, dan "Blue Highway" adalah penghormatan langsung kepada legenda musik country tersebut. Lagu ini menampilkan twang Springsteen yang meyakinkan, dipadukan dengan steel guitar Marty Rifkin yang liris.

Liriknya, "pain and memory have been stilled," terasa dalam dan bermakna. Lagu ini adalah bukti bahwa Springsteen mampu merangkul berbagai genre musik dengan mudah.

Sisi Humor Springsteen: "Detail Man"

Di tengah lagu-lagu yang serius dan introspektif, Tracks II juga menawarkan sedikit humor. "Detail Man" adalah lagu ringan di mana Springsteen membual tentang kehebatan seksualnya, menggunakan metafora otomotif.

Liriknya, "Don’t matter if you’re custom, don’t matter if you’re stock/Have you purring like a kitty and humming like a clock," lucu dan nakal. Lagu ini adalah pengingat bahwa Springsteen memiliki sisi playful juga.

Pengaruh Patti Scialfa: "The Lost Charro"

Patti Scialfa, istri Springsteen, berperan penting dalam proses kreatif "The Lost Charro". Dia memposting foto Bruce sedang merekam dengan musisi mariachi di studio rumah mereka.

Lagu ini adalah eksperimen unik yang menggabungkan gaya Springsteen dengan musik mariachi tradisional. Hasilnya adalah sesuatu yang belum pernah terdengar sebelumnya dalam katalognya.

Pilihan Sulit: "High Sierra"

Springsteen merekam Western Stars dan Twilight Hours pada waktu yang hampir bersamaan, dan sempat mempertimbangkan untuk merilisnya sebagai album ganda. Hal ini berarti membuat pilihan sulit tentang lagu mana yang akan dimasukkan.

"High Sierra" adalah salah satu lagu yang akhirnya tidak masuk. Lagu ini adalah kisah hubungan yang hancur dengan pelayan di kota kecil, dihiasi dengan horn dan string ala Burt Bacharach.

Kebangkitan Spiritual: "All God's Children"

"All God’s Children" adalah lagu gospel yang kuat dengan sentuhan chain-gang. Springsteen mengeluarkan suara blues yang penuh semangat.

Lagu ini adalah puncak dari Faithless, soundtrack misterius untuk film "spiritual Western" yang tidak pernah dibuat. Satu-satunya lagu dalam katalognya yang mirip adalah "Shackled and Drawn" dari Wrecking Ball.

Kisah Veteran yang Terlupakan: "Shut Out The Light"

"Shut Out The Light", B-side dari "Born in the U.S.A.", menggali lebih dalam kisah veteran yang bermasalah yang kembali dari Vietnam. Versi alternatif di Tracks II bahkan lebih eksplisit tentang masalah narkoba veteran tersebut.

Liriknya, "He lies awake until the morning light stretched across the chair/Just him and a few of the bad habits he brought back from there," menghantui dan tragis.

Kerja Sama Tak Terduga: "I'm Not Sleeping"

Springsteen dan penyanyi/penulis lagu Pittsburgh, Joe Grushecky, mulai menulis lagu bersama pada tahun 1990-an. "I’m Not Sleeping" terinspirasi oleh lelucon rutin di mana ibu Grushecky memarahi ayahnya karena tidur di sofa.

Lagu ini menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan cara yang relatable dan lucu. Kolaborasi Springsteen dan Grushecky membuktikan bahwa inspirasi dapat datang dari tempat yang tidak terduga.

Kesedihan dan Harapan: "Late In The Evening"

"Late In The Evening" adalah balada yang menyentuh tentang seseorang yang merindukan pasangannya yang telah meninggal. Springsteen menyanyikan lagu ini dengan perasaan dan kerentanan.

Liriknya, "In bed as shadows fall/I stare at empty walls/And listen for your footsteps to fall," sangat memilukan. Aransemen string yang megah memberikan secercah harapan di tengah kesedihan.

Mencari Kesempurnaan: "Perfect World"

"Perfect World", lagu utama dari album dengan judul yang sama, adalah balada yang menyesakkan tentang penyesalan. Springsteen bernyanyi tentang dunia ideal di mana anjing-anjing yang hilang menemukan jalan pulang dan tim yang kalah memenangkan pertandingan.

Liriknya, "I’d have had the guts to let our love stand/I’d have never let you slip through my hands," adalah pengakuan yang menyakitkan. Lagu ini adalah pengingat bahwa kita seringkali baru menghargai apa yang kita miliki setelah kehilangannya.

Jadi, Tracks II: The Lost Albums bukan sekadar koleksi lagu lama. Ini adalah perjalanan mendalam ke dalam pikiran dan jiwa Bruce Springsteen, sebuah kesempatan untuk melihat seorang seniman bereksperimen, berjuang, dan akhirnya menang. Ini adalah bukti bahwa bahkan lagu-lagu yang tidak pernah dirilis pun dapat memiliki kekuatan untuk menyentuh dan menginspirasi. Sekarang, siapa yang mau dengerin bareng?

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

AI YouTube: Pengalaman Pencarian Lebih Baik, Konten Lebih Mudah Ditemukan

Next Post

Polri Berbakti untuk Negeri di HUT Bhayangkara ke-79