Wisata itu seharusnya menyenangkan, bukan bikin dompet menjerit dan kepala pening. Sayangnya, kejadian kurang mengenakkan menimpa sepasang YouTuber saat berkunjung ke salah satu desa wisata di Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Desa Adat Ratenggaro, Sumba Barat Daya (SBD). Video keluhan mereka soal pungutan liar (pungli) mendadak viral dan menjadi perbincangan hangat. Duh, auto bikin citra pariwisata NTT jadi kurang kece!
Pariwisata NTT Tercoreng: Apa yang Terjadi?
Kejadian ini bermula ketika YouTuber dengan akun Jajago Keliling Indonesia mengunggah video yang berisi keluhan mereka tentang biaya-biaya tak terduga yang muncul selama mereka berada di Desa Adat Ratenggaro. Mulai dari sewa kuda yang harganya tiba-tiba naik, hingga jasa fotografi yang tarifnya mendadak "turbo". Bahkan, mereka juga mengaku dimintai uang saat melintas di jalan setelah meninggalkan desa wisata tersebut.
Gubernur NTT sendiri, Bapak Melkiades Laka Lena, sangat menyayangkan kejadian ini. Beliau berharap kejadian serupa tidak terulang kembali, karena dampaknya sangat besar bagi nama baik pariwisata NTT, khususnya Sumba. Ibarat kata, gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga. Beliau pun meminta Kepala Dinas Pariwisata NTT untuk segera berkoordinasi dengan pihak terkait di SBD dan daerah lain yang memiliki potensi serupa.
Intinya, menurut Bapak Gubernur, pariwisata di Desa Adat Ratenggaro ini berbasis komunitas, jadi harus ada kesepakatan yang jelas dengan masyarakat setempat soal pembagian keuntungan. Tata kelola yang baik juga menjadi kunci utama untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Jangan sampai, keindahan alam dan budaya NTT ternoda oleh praktik-praktik yang merugikan wisatawan.
NTT Berbenah: Jaminan Kenyamanan Wisatawan
Menanggapi kejadian viral ini, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Bapak Noldi Pellokila, menegaskan bahwa pemerintah provinsi telah meminta seluruh kepala daerah di SBD untuk menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata. Surat resmi pun telah disiapkan untuk dikirimkan kepada Bupati SBD.
Kejadian di Ratenggaro ini menjadi pelajaran berharga bagi semua daerah yang memiliki desa dengan potensi wisata tinggi. Banyak desa di NTT yang sebenarnya memiliki potensi wisata, namun belum ditetapkan statusnya sebagai desa wisata sehingga pengelolaannya belum optimal.
Jika sebuah desa sudah berstatus desa wisata, tentu akan ada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang bertugas mengelola pariwisata di desa tersebut. Pokdarwis ini akan bertanggung jawab mulai dari pengelolaan parkir, pengawasan area wisata, hingga menjamin kenyamanan dan keamanan wisatawan yang berkunjung.
Pemerintah Provinsi NTT berencana untuk segera memfasilitasi seluruh dinas pariwisata di kabupaten/kota untuk memberikan pelatihan dan menetapkan status desa wisata, serta memfasilitasi pembentukan Pokdarwis. Ini adalah salah satu upaya untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, seperti pungutan liar.
Pungutan Liar di Ratenggaro: Kronologi Singkat
Dalam video viral yang diunggah di media sosial, John dan Riana, pemilik akun Jajago Keliling Indonesia, mengaku dimintai uang yang tidak sesuai dengan kesepakatan oleh anak-anak dan orang dewasa saat berkunjung ke Desa Adat Ratenggaro.
Mereka melakukan berbagai aktivitas wisata, seperti berfoto, menunggang kuda, dan menerbangkan drone. Sejumlah anak-anak terlihat mengikuti mereka dan meminta biaya yang, menurut John, tidak sesuai dengan perjanjian awal.
- Sewa kuda: Awalnya disepakati Rp 50.000, namun diminta Rp 75.000.
- Jasa fotografi: Awalnya disepakati Rp 10.000, namun diminta Rp 25.000.
Membangun Kesadaran Wisata: Kunci Pariwisata Berkelanjutan
Pentingnya Tata Kelola yang Baik: Tata kelola pariwisata yang baik adalah fondasi utama untuk menciptakan lingkungan wisata yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Ini mencakup regulasi yang jelas, pengawasan yang ketat, dan transparansi dalam pengelolaan keuangan. Tanpa tata kelola yang baik, potensi wisata yang luar biasa bisa ternoda oleh praktik-praktik yang merugikan, seperti pungutan liar.
Peran Pokdarwis: Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan desa wisata. Mereka adalah garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan, menjaga keamanan, dan melestarikan budaya lokal. Pokdarwis harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Edukasi Masyarakat: Edukasi masyarakat tentang pentingnya pariwisata berkelanjutan juga sangat krusial. Masyarakat perlu memahami bahwa pariwisata bukan hanya sekadar mencari keuntungan sesaat, tetapi juga tentang menjaga kelestarian alam dan budaya untuk generasi mendatang. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat akan lebih peduli dan bertanggung jawab dalam menjaga citra positif pariwisata daerahnya. Coba deh, bayangin, kalau semua sadar, kan enak ya?
Manfaat Pariwisata Berkelanjutan: Pariwisata berkelanjutan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat lokal. Selain meningkatkan pendapatan, pariwisata juga dapat membuka lapangan kerja baru, melestarikan budaya lokal, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jadi, mari kita jaga bersama agar pariwisata NTT tetap lestari dan memberikan manfaat bagi semua.
Tips Aman dan Nyaman Berwisata di NTT (dan di Mana Saja)
- Cari Informasi Sebanyak Mungkin: Sebelum berangkat, cari informasi sebanyak mungkin tentang destinasi wisata yang akan dikunjungi. Pelajari adat istiadat, budaya, dan potensi masalah yang mungkin timbul.
- Negosiasi Harga: Jangan ragu untuk menegosiasi harga sebelum menggunakan jasa atau membeli barang. Pastikan harga yang disepakati sesuai dengan standar yang wajar.
- Laporkan Jika Ada Pungutan Liar: Jika mengalami pungutan liar atau tindakan tidak menyenangkan lainnya, jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak berwenang.
- Hormati Budaya Lokal: Selalu hormati budaya dan adat istiadat masyarakat setempat. Berpakaian sopan, berbicara dengan santun, dan hindari perilaku yang dapat menyinggung perasaan masyarakat.
- Jaga Kebersihan: Jaga kebersihan lingkungan selama berwisata. Buang sampah pada tempatnya dan hindari merusak fasilitas umum.
Pariwisata NTT: Harapan dan Tantangan
NTT memiliki potensi wisata yang luar biasa. Keindahan alamnya yang memukau, budayanya yang unik, dan keramahan penduduknya adalah daya tarik yang tak ternilai harganya. Namun, di balik potensi yang besar itu, terdapat tantangan yang harus dihadapi. Pungutan liar adalah salah satu tantangan yang harus segera diatasi agar pariwisata NTT dapat berkembang secara berkelanjutan.
Dengan tata kelola yang baik, edukasi masyarakat yang memadai, dan kesadaran wisata yang tinggi, kita optimis pariwisata NTT akan semakin maju dan memberikan manfaat bagi semua. Jangan sampai pengalaman kurang mengenakkan seperti yang dialami oleh YouTuber Jajago Keliling Indonesia terulang kembali. NTT itu indah, mari kita jaga bersama!