Dark Mode Light Mode

Pengait Besar untuk Dunia yang Kacau Balau

Apakah kamu pernah merasa hidup itu seperti kopi instan yang kurang diaduk – pahit di awal, tapi lama-lama ya gitu-gitu aja? Kalau iya, mungkin kita senasib. Tapi tenang, ada sedikit escapism dalam bentuk musik yang bisa jadi teman di kala suntuk.

Dunia musik memang penuh kejutan. Dari genre yang serius sampai yang absurd, semuanya punya tempat di hati pendengar. Nah, kali ini kita akan membahas album yang namanya saja sudah bikin penasaran: Deluxe Edition. Judulnya memang terdengar mewah, tapi isinya? Mari kita bedah satu per satu.

Nihilistic Easyrider: Bukan Sekadar Nama Band

Jacob Duarte, otak di balik proyek solo Nihilistic Easyrider, sepertinya punya selera humor yang unik. Nama bandnya saja sudah kontradiktif. “Easyrider” yang konotasinya bebas dan anti-establishment digabung dengan “Nihilistic” yang pesimis dan tidak peduli moral. Apakah ini sebuah pernyataan filosofis yang mendalam? Mungkin iya, mungkin juga Duarte hanya ingin nama yang catchy dan bikin teman-temannya penasaran. Siapa tahu?

Album Deluxe Edition ini adalah debut full-length dari Nihilistic Easyrider. Kalau kamu familiar dengan band Duarte yang lain, Narrow Head, kamu pasti tahu gaya mereka yang grungy dan shoegaze. Musik Narrow Head seringkali fatalistik dan paranoid, seolah-olah hidup adalah beban yang paling enak ditemani dengan self-destruction. Deluxe Edition sedikit lebih ringan, mendekati masalah eksistensi dengan sly wink. Hidup memang berantakan, tapi setidaknya sementara, kan?

Sentuhan Nostalgia Power-Pop-Punk di Deluxe Edition

Jika kamu penggemar Narrow Head, terutama album Moments Of Clarity (2023), kamu pasti akan menikmati Deluxe Edition. Album ini juga cocok buat kamu yang suka Fountains Of Wayne atau Blink-182. Duarte menciptakan musik power-pop-punk yang nostalgic, terinspirasi dari musik yang ingin ia buat sejak remaja. Album ini bukan hanya sekadar kumpulan lagu, tetapi juga pseudo-mixtape yang menggabungkan ide-ide lama yang baru dikembangkan.

Dalam proses pembuatan Deluxe Edition, Duarte berkolaborasi dengan beberapa musisi yang memiliki selera yang sama, termasuk Carson Wilcox (drummer Narrow Head), Graham Hunt (multi-instrumentalis dan produser), serta Allegra Weingarten dan Etta Friedman dari Momma. Hasilnya adalah album yang fun, meskipun tidak terlalu balanced atau carefully considered. The album’s throughline is found in Duarte’s pursuit of pure amusement while navigating a bleak universe.

Getaway Plan: Anthem untuk Kaum Rebahan

Album ini dibuka dengan single “Getaway Plan”, sebuah anthem yang caffeinated dan hedonistic. Bayangkan dirimu sedang membereskan kekacauan setelah pesta di halaman belakang rumah teman di Houston, saat semua orang sudah pada tidur. “No one is there to bring us down tonight,” kata Duarte. Tapi, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Hangover mulai menyerang, dan Duarte merenung: “This is all I am/ I don’t think I can/ Everyone’s waiting for the getaway plan.”

Duarte seolah-olah mencari pelarian, merasa nyaman dengan meyakinkan diri sendiri bahwa semua orang di sekitarnya juga tidak puas. Berbeda dengan lagu-lagu Narrow Head yang cenderung menyendiri, Deluxe Edition terasa seperti bangkit dari episode depresi, dibantu oleh friendly commiseration. Di lagu “Weekend Fever”, Duarte menyadari bahwa dunia terus berputar meskipun ia merasa spiritually absent. “I won’t say hi but I’ll see you around.”

Lebih dari Sekadar Self-Deprecation: Mencari Secercah Kepastian

Meskipun masih ada banyak self-deprecation dalam Deluxe Edition, album ini juga memiliki momen-momen di mana Duarte mulai menemukan sedikit self-assuredness. Di lagu ballad “Everything Is So Fucked Up”, Duarte meratapi persahabatan yang kandas, sebelum akhirnya menyadari bahwa persahabatan itu mungkin tidak baik untuknya sejak awal. “We don’t even talk these days/ ‘Cause everything’s so fucked up/ I’m making myself proud/ ‘Cause I don’t even miss you now.” Itu namanya growth, bro!

Lagu “Well Kept Secret” menggambarkan Duarte yang tumbuh menjadi versi dirinya yang lebih otentik. “Telling my secrets tonight/ Losing my reason to hide.” Judul lagu “Sanatorium” melebih-lebihkan kesepian yang dirasakannya, seolah-olah satu-satunya jalan keluar adalah dengan menghadapinya. “Don’t look back, it’s suicide.”

Di lagu “Smiles And Cries”, Duarte mungkin menyadari bahwa persahabatan sejati dengan orang-orang yang well-adjusted tidak hanya possible, tetapi juga sehat. “I’ve been feeling not so good/ It feels like I’m nearly at the end,” nyanyinya. “Like a song you’ve grown to like/ You’re feeling all right.” Album Deluxe Edition ini penuh dengan hook yang catchy dan mudah dinikmati. Tidak terlalu mendalam, tetapi juga tidak berusaha untuk menjadi seperti itu.

Deluxe Edition adalah album yang tepat untuk didengarkan saat kamu merasa terbebani oleh dunia, butuh pelarian dari siksaan eksistensial, dan bersyukur karena semua ini tidak akan berlangsung selamanya. Jadi, lain kali kalau kamu merasa hidup ini seperti buffering video yang tak kunjung selesai, coba dengarkan Deluxe Edition. Siapa tahu, kamu bisa menemukan sedikit healing di dalamnya. Deluxe Edition merupakan rilisan Run For Cover Records yang bisa didengarkan di berbagai platform music streaming.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Uji Ketahanan Ungkap Layar Samsung Galaxy Z Fold 7 Mampu Ditekuk 500 Ribu Kali

Next Post

Implementasi Fisika Drifting Kart Bergaya Arcade dalam Proyek UE5 Anda