Siap-siap para gamer! Ada drama seru nih di dunia League of Legends (LoL). Seorang booster (orang yang jasanya dipakai untuk menaikkan rank akun orang lain) kena sentil telak oleh developer Riot Games. Bukannya simpati, malah dikasih link lowongan kerja McD. Pedes banget, kan?
Dulu Jasa, Sekarang…McDonald’s? Ironi Dunia Boosting LoL
Industri boosting di League of Legends memang lagi panas. Bayangin aja, ada orang yang berani bayar demi rank akunnya naik. Praktis, tapi ya…agak cheating juga sih. Nah, Riot Games nggak tinggal diam. Mereka mau berantas praktik boosting dan smurfing (pemain jago bikin akun baru buat ‘mencicipi’ pemain newbie) mulai tahun 2025.
Rencana ini jelas bikin para booster kelimpungan. Salah satunya curhat di Twitter ke Drew Levin, Director of Product Riot Games. Ngakunya, penghasilan utamanya dari boosting. Coaching sih cuma sampingan.
Yang bikin ngakak, Levin malah nge-reply dengan link halaman karir McDonald’s. Kayak bilang, “Udah deh, mending cari kerja halal aja.” Savage abis!
Riot vs. Booster: Perang Komentar di Twitter
Nggak terima, si booster bales lagi, bilang boosting itu nggak ngerusak game. Malah bantu pemain high rank yang butuh order spesifik. Levin langsung nyamber, “Industri? Order? Bro, lo dibayar buat ngerusak sistem ranking kita!” Skakmat!
Perseteruan ini jadi tontonan seru para gamer. Banyak yang mendukung tindakan tegas Riot Games. Akhirnya, banyak gamer merasa senang karena Riot Games menanggapi serius penyalahgunaan akun alt di tahun 2025.
Intinya, Riot Games nggak main-main dengan upaya pemberantasan boosting dan smurfing. Pertanyaannya sekarang, seberapa efektif ya upaya mereka? Dan secepat apa para booster nemuin cara baru buat ngakalin sistem? Stay tuned!
Boosting di LoL: Emang Sepenting Itu?
Sebenarnya, kenapa sih boosting ini jadi masalah? Pertama, jelas unfair. Pemain yang seharusnya ada di rank tertentu, jadi naik karena dibantu orang lain. Ini merusak matchmaking, bikin pertandingan jadi nggak seimbang.
Kedua, merugikan pemain lain yang berusaha naik rank dengan cara fair. Mereka harus berhadapan dengan pemain yang skill-nya sebenarnya nggak selevel dengan rank yang didapat. Frustrasi, kan?
Ketiga, boosting seringkali melibatkan penggunaan bot atau script. Ini jelas melanggar terms of service Riot Games dan bisa berakibat banned permanen. Udah bayar mahal, eh, akun malah lenyap. Kan nyesek.
Bukan Cuma LoL: Elon Musk Juga Pernah Kena!
Ternyata, praktik boosting ini nggak cuma ada di LoL. Elon Musk pun pernah mengakui pakai jasa boosting di Path of Exile II. Wah, ternyata orang tajir juga demen jalan pintas, ya?
Kasus Musk ini jadi bukti kalau boosting memang menggiurkan. Apalagi buat orang yang sibuk dan nggak punya banyak waktu buat grinding. Tapi ya tetep aja, cheating itu nggak keren.
Efek Jera: Banned Massal atau Evolusi Boosting?
Riot Games berencana memberlakukan banned massal bagi akun yang terbukti melakukan boosting. Ini diharapkan bisa jadi efek jera bagi para pelaku. Tapi, jangan salah, para booster juga pasti nggak bakal tinggal diam.
Bisa jadi, mereka akan berevolusi dengan cara yang lebih canggih, lebih sulit dideteksi. Misalnya, dengan menggunakan VPN atau teknik cloaking lainnya. Ini bakal jadi tantangan berat buat Riot Games.
Yang jelas, perang melawan boosting ini masih panjang. Kita lihat saja, siapa yang bakal menang. Tapi yang pasti, fair play harus tetap jadi prioritas utama. Jangan sampai game jadi ajang kecurangan.
Kerja di McD: Lebih Mulia daripada Nge-Boost Akun?
Oke, balik lagi ke kasus booster yang kena sentil McD. Sebenarnya, joke Levin ini agak double-edged. Di satu sisi, nunjukkin betapa nggak berharganya pekerjaan boosting di mata Riot Games.
Di sisi lain, kayak merendahkan pekerjaan di McDonald’s. Padahal, kerja di McD juga butuh skill dan ketahanan mental yang tinggi. Melayani ratusan pelanggan setiap hari, dengan senyum palsu yang dipaksakan (kadang-kadang), itu nggak gampang, bro!
Lagipula, semua pekerjaan itu mulia asalkan halal dan nggak merugikan orang lain. Daripada nge-boost akun yang jelas-jelas cheating, mending nge-boost semangat orang lain dengan senyuman dan pelayanan yang baik. Setuju?
Akhir kata, boosting di League of Legends memang jadi isu yang kompleks. Riot Games bertekad memberantas, para booster berusaha bertahan, dan kita sebagai pemain cuma bisa berharap game jadi lebih fair dan menyenangkan. Ingat, kemenangan sejati adalah kemenangan yang diraih dengan skill dan kerja keras, bukan dengan jalan pintas.