Kota Birmingham berduka. Ribuan penggemar memadati jalanan, mengantar kepergian The Prince of Darkness untuk perjalanan terakhirnya melalui kota kelahirannya. Keluarga tercinta dengan air mata menghiasi prosesi tersebut, diiringi lantunan nama sang legenda. Sebuah penghormatan yang layak bagi ikon heavy metal yang telah berpulang di usia 76 tahun. Momen ini terasa begitu nyata, mengiris hati para penggemar musik keras di seluruh dunia.
Mungkin kita bertanya-tanya, kenapa seorang musisi bisa begitu dicintai? Apa yang membuat Ozzy Osbourne begitu istimewa? Jawabannya mungkin terletak pada kombinasi antara bakatnya yang luar biasa, musiknya yang inovatif, dan kepribadiannya yang unik. Ia adalah sosok yang kompleks, penuh kontradiksi, namun selalu jujur pada dirinya sendiri.
Ozzy Osbourne bukanlah sekadar penyanyi. Ia adalah seorang entertainer sejati, seorang showman yang mampu menghipnotis penonton dengan kehadirannya di atas panggung. Ia juga seorang penulis lagu yang handal, yang mampu menciptakan lagu-lagu yang relevan dengan kehidupan dan pengalaman banyak orang.
Namun, yang paling penting, Ozzy Osbourne adalah seorang survivor. Ia telah melewati banyak rintangan dan kesulitan dalam hidupnya, namun ia selalu berhasil bangkit kembali. Ia adalah contoh nyata bahwa siapa pun bisa mencapai kesuksesan, asalkan memiliki kemauan dan tekad yang kuat.
Warisan musik Ozzy Osbourne sangatlah besar. Ia telah menginspirasi banyak musisi dan band di seluruh dunia. Musiknya terus didengarkan dan dinikmati oleh jutaan orang dari berbagai generasi. Bahkan, banyak yang mengatakan bahwa Ozzy Osbourne adalah salah satu tokoh paling penting dalam sejarah musik rock.
Black Sabbath, band yang membesarkan namanya, telah mengubah lanskap musik dunia. Dengan riff gitar yang berat, lirik yang gelap, dan vokal Ozzy yang khas, mereka menciptakan genre heavy metal yang kemudian menginspirasi banyak band lain. Dari Metallica hingga Guns N’ Roses, pengaruh Black Sabbath terasa begitu kuat.
Meskipun telah tiada, semangat dan musik Ozzy Osbourne akan terus hidup dalam hati para penggemarnya. Ia akan selalu dikenang sebagai salah satu legenda musik yang tak terlupakan. Kisahnya adalah inspirasi bagi kita semua untuk mengejar impian dan tidak pernah menyerah.
Mengenang Sang Pangeran Kegelapan: Perjalanan Terakhir Ozzy Osbourne
Prosesi pemakaman Ozzy Osbourne melewati “Black Sabbath Bridge”, sebuah tempat yang sakral bagi para penggemarnya. Di sana, keluarga meletakkan karangan bunga di antara ratusan tribut yang ditinggalkan penggemar di depan bangku yang menggambarkan band legendaris tersebut. Sharon Osbourne, istri tercinta selama 43 tahun, terlihat sangat emosional, dibantu oleh anak-anaknya.
Kerumunan meneriakkan namanya, mengangkat simbol rock and roll dengan jari-jari mereka, dan melemparkan mawar ke arah mobil jenazah yang dihiasi bunga ungu bertuliskan “Ozzy”. Sungguh pemandangan yang mengharukan. Kepergian Ozzy Osbourne meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan jutaan penggemarnya di seluruh dunia.
Sebuah brass band lokal, Bostin Brass, memainkan lagu-lagu Black Sabbath, termasuk “Iron Man”, sebelum iring-iringan kendaraan. Bayangkan, Iron Man dimainkan dengan brass band! Siapa yang menyangka musik sekeras itu bisa diaransemen ulang sedemikian rupa?
Dari Aston ke Villa Park: Jejak Langkah Sang Legenda
Mobil jenazah memulai perjalanannya dari Aston, melewati rumah masa kecil Osbourne di Lodge Road dan stadion sepak bola Villa Park, tempat ia mengadakan konser perpisahan besar-besaran bersama rekan-rekan band Black Sabbath beberapa minggu lalu. Perjalanan ini adalah penghormatan terakhir kepada akar dan identitasnya.
Ozzy pernah berkata dalam sebuah wawancara tahun 2011 bahwa ia tidak peduli musik apa yang dimainkan di pemakamannya asalkan itu adalah “perayaan, bukan ratapan”. Suasana di sepanjang Broad Street tampaknya mencerminkan keinginannya. Sebuah perayaan kehidupan, meskipun diiringi air mata kesedihan.
Will Howell, seorang mahasiswa berusia 18 tahun, mengatakan bahwa Osbourne adalah “seorang legenda, jadi Anda tahu, Anda harus pergi dan mengucapkan selamat tinggal kepadanya”. Ia telah mendengarkan musik Osbourne sejak diperkenalkan oleh ayahnya pada usia delapan tahun. “Mungkin bukan usia terbaik,” katanya sambil bercanda.
“He’s Had More Comebacks Than a Boomerang”: Kata Mereka Tentang Ozzy
Paul Allen, seorang musisi berusia 58 tahun dari Birmingham, mengatakan Osbourne adalah “duta besar yang hebat” untuk kota tersebut. “Dia jelas merupakan karakter yang cacat, dan kita semua adalah karakter yang cacat, bukan?” katanya. “Itu hanya menunjukkan bahwa Anda masih bisa membuat sesuatu dari hidup Anda, meskipun Anda memiliki kekurangan ini.” Ini adalah pengakuan yang jujur tentang manusiawi-nya Ozzy.
“Dia adalah salah satu karakter kehidupan, sungguh. Mereka semua mati. Itu memilukan. Aku tidak percaya dia pergi.” Paul menambahkan bahwa ia melewatkan konser terakhir Osbourne karena berada di luar negeri. “Itu adalah salah satu saat ketika Anda berpikir mungkin akan ada waktu lain. Kami tidak menyangka dia akan meninggal. Dia memiliki lebih banyak comeback daripada boomerang,” ujarnya, berusaha mencairkan suasana dengan humor.
Will Taylor, seorang musisi dari Chesterfield, mengatakan adalah “hal yang mudah” untuk datang ke kota itu untuk menyaksikan prosesi pemakaman bersama istri dan anjingnya. Ia adalah penggemar berat Black Sabbath dan kolaborasi Osbourne dengan gitaris Amerika, Randy Rhoads. “Sedikit dari diriku berpikir jika ada sesuatu setelah kematian maka Ozzy bersama Rhoads melihat ke bawah di mana pun mereka berada,” katanya. Sebuah harapan yang indah untuk kedua legenda musik tersebut.
Warisan Musik yang Abadi: Menginspirasi Generasi Penerus
Ozzy Osbourne adalah vokalis utama Black Sabbath, yang dibentuk di Birmingham pada tahun 1968 dan secara luas diakui sebagai band yang mendefinisikan dan mempopulerkan musik heavy metal. Tahun ini, Osbourne dan rekan-rekan bandnya diberi kebebasan kota Birmingham untuk mengakui “layanan luar biasa mereka kepada kota.”
Kesehatan Osbourne telah menurun dalam beberapa tahun terakhir dan ia didiagnosis dengan penyakit Parkinson pada tahun 2019. Ia tampil secara mengejutkan di upacara penutupan Commonwealth Games di Birmingham pada tahun 2022 dan menampilkan last gig pada tanggal 5 Juli, sebuah konser perpisahan di Villa Park yang menampilkan bintang-bintang metal global seperti Anthrax, Metallica, dan Guns N’ Roses.
Kepergian Ozzy Osbourne adalah kehilangan besar bagi dunia musik. Namun, warisannya akan terus hidup melalui musiknya dan inspirasi yang ia berikan kepada jutaan orang. Ia adalah bukti bahwa musik dapat menyatukan orang, melampaui batasan bahasa, budaya, dan generasi.
Sebagai penutup, mari kita kenang Ozzy Osbourne bukan hanya sebagai Prince of Darkness, tetapi juga sebagai sosok yang penuh semangat, jujur, dan inspiratif. Musiknya akan terus menemani kita, mengingatkan kita untuk selalu menjadi diri sendiri dan tidak pernah menyerah pada impian kita. Goodbye, Ozzy. You will be missed.