Baiklah, mari kita buat artikelnya sesuai dengan instruksi dan gaya Mojok.
Dulu, kaset dan CD bajakan adalah soundtrack kehidupan anak muda. Sekarang? Anak muda lebih pilih streaming atau beli game digital. Pertanyaannya, nasib kepingan game fisik sekarang gimana? Apakah sudah masuk museum atau masih punya nyawa?
Angka Bicara: Ketika Kepingan Mulai Minder
Sebuah laporan terbaru dari Sony bikin alis kita naik sebelah. Bayangin aja, cuma 3% dari total pendapatan PlayStation yang berasal dari penjualan game fisik. Dari total sekitar 31,5 miliar dolar AS, cuma 945 juta dolar AS yang disumbang oleh kepingan PS5 dan PS4. Ibaratnya, kepingan game ini cuma remah-remah keripik kentang di dasar toples.
Tapi, jangan buru-buru menghakimi. Analis industri, Daniel Ahmad, punya argumen menarik. Menurutnya, angka 3% itu agak tricky karena Sony cuma mengakui pendapatan penuh dari game pihak pertama. Sementara, game pihak ketiga cuma dihitung royaltinya. Beda cerita kalau game digital, semua pendapatan dihitung penuh.
Logikanya begini, kalau kita beli game digital, Sony dapat semua duitnya, lalu sebagian disetor ke developer atau publisher. Kalau beli kepingan, Sony cuma dapat bagian kecil dari penjualan game pihak ketiga. Makanya, margin keuntungan Sony kelihatan “bermasalah” karena semua pendapatan digital dihitung, padahal sebagian balik lagi ke pembuat game.
Akuntansi ala Sony: Rumitnya Lebih dari Skripsi
Kita nggak akan sok jadi akuntan di sini, tapi intinya begini: cara Sony menghitung pendapatan bikin angka penjualan game fisik kelihatan lebih kecil dari yang sebenarnya. Mungkin ini trik biar pendapatan total kelihatan lebih tinggi? Entahlah, yang jelas, angka 3% itu agak menyesatkan.
Ahmad menambahkan, angka penjualan unit mungkin lebih akurat. Saat ini, sekitar 24% penjualan game adalah dalam bentuk fisik. Artinya, ada sekitar 73 juta keping game yang terjual dalam 12 bulan terakhir. Lumayan banyak, kan? Nggak bisa dibilang mati suri juga.
Era Digital: Kepingan Nggak Sepenuhnya Kehilangan Magis
Meski pangsa pasarnya terus menurun, kepingan game masih punya tempat di hati para gamer. Ada sensasi tersendiri saat memegang kotak game, membuka segelnya, dan memasukkan kepingan ke konsol. Aroma kepingan baru itu… ah, sudahlah, cuma gamer sejati yang paham.
PS6 dan Masa Depan Kepingan: Detachable Disc Drive?
Rumor tentang PS6 juga menarik untuk disimak. Konon, Sony berencana menyertakan detachable disc drive alias pemutar kepingan yang bisa dilepas. Artinya, pemain bisa milih mau main game digital atau fisik. Fleksibel, kan?
Keputusan ini menunjukkan komitmen Sony terhadap game fisik. Mereka sadar, meski era digital semakin merajalela, masih ada pasar yang setia dengan kepingan. Sebuah langkah yang patut diapresiasi.
Kenapa Masih Ada yang Beli Kepingan? Sentimen dan Koleksi
Selain soal fleksibilitas, ada alasan lain kenapa orang masih beli kepingan game. Pertama, soal sentimen. Bagi sebagian gamer, kepingan adalah bagian dari sejarah dan identitas mereka. Koleksi kepingan adalah harta karun yang tak ternilai harganya.
Kedua, soal koleksi. Kepingan game bisa jadi barang koleksi yang menarik. Apalagi kalau edisi terbatas atau punya desain yang unik. Nilainya bisa melonjak di masa depan.
Kepingan vs Digital: Mana yang Lebih Oke?
Pertanyaan ini klise, tapi tetap relevan. Game digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan. Tinggal unduh, main, selesai. Nggak perlu repot nyimpen kepingan atau takut hilang. Tapi, game fisik menawarkan nilai lebih dalam hal kepemilikan dan koleksi.
Pada akhirnya, pilihan tergantung pada preferensi masing-masing. Mau serba praktis atau mau punya koleksi yang bisa dipamerkan ke teman-teman? Dua-duanya sama-sama oke.
Jadi, Kepingan Masih Relevan?
Jelas masih! Meski pangsa pasarnya mengecil, kepingan game tetap punya tempat di hati para gamer. Sony pun sadar akan hal ini dan terus berkomitmen untuk mendukung game fisik. Jadi, jangan buru-buru mengubur kepingan. Siapa tahu, di masa depan, kepingan justru jadi barang antik yang dicari-cari kolektor.
Industri memang bergerak ke arah digital, tapi setidaknya di PlayStation, fisik tetaplah ceruk penting. Kita lihat saja nanti, apakah kepingan akan bertahan atau malah berevolusi jadi sesuatu yang baru. Yang jelas, nostalgia itu mahal harganya.