Pernahkah Anda membayangkan bepergian dari Bangkok lalu mendadak bertemu dengan…seekor kukang? Bukan, ini bukan adegan film kartun, tapi kejadian nyata di Bandara Kolkata!
Kejutan di Bandara: Kukang Bukan Oleh-Oleh Biasa!
Baru-baru ini, petugas bea cukai Bandara Kolkata berhasil menggagalkan penyelundupan dua ekor kukang (cuscus) yang merupakan hewan marsupial nokturnal dari wilayah Australasia. Kejadian ini terjadi selang beberapa hari setelah penangkapan dua orang di Bandara Mumbai yang mencoba menyelundupkan 120 hewan eksotis, termasuk Waigeou cuscus. Ini menimbulkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kukang menjadi tren fashion baru di kalangan influencer? Tentu saja tidak, tapi keberadaan mereka di bandara adalah masalah serius.
Penyelundupan hewan eksotis seperti ini bukanlah lelucon. Selain melanggar hukum, tindakan ini juga mengancam keberlangsungan populasi hewan-hewan tersebut. Kukang, misalnya, memiliki peran penting dalam ekosistem. Bayangkan dunia tanpa kukang – mungkin serangga akan merajalela dan keseimbangan alam terganggu. Mengerikan, kan?
Lebih jauh lagi, ini bukan pertama kalinya kejadian serupa terjadi. Penangkapan ini terjadi selang empat bulan setelah penyitaan dua primata yang terancam punah—douc berkaki merah—di bandara yang sama. Terlihat adanya pola yang mengkhawatirkan dalam perdagangan satwa liar ilegal melalui jalur udara.
Siapakah Kukang Sebenarnya? Bukan Selebriti, Tapi Hewan Dilindungi!
Mungkin banyak dari kita yang baru mendengar tentang kukang. Well, jangan khawatir, Anda tidak sendirian. Kukang adalah marsupial arboreal yang berasal dari Australia, Papua Nugini, dan pulau-pulau sekitarnya. Mereka terlihat seperti kukang (slow loris) tapi sebenarnya berbeda. Mereka dikenal dengan bulu tebalnya dan mata yang besar. Bayangkan perpaduan antara koala dan hamster – imut, kan?
Kukang memakan daun, tumbuhan, dan terkadang bahkan menangkap burung kecil dan kadal. Mereka bergerak lambat, mungkin karena terlalu nyaman dengan gaya hidup slow living. Ada beberapa jenis kukang, termasuk Waigeou cuscus yang hanya ditemukan di Pulau Waigeo, Indonesia, dan common spotted cuscus atau kukang tutul biasa yang lebih umum.
Waigeou cuscus dianggap terancam punah karena rentang habitatnya yang sempit. Penyelundupan seperti ini semakin memperburuk situasi mereka. Common spotted cuscus juga menghadapi berbagai ancaman, termasuk hilangnya habitat dan perburuan ilegal.
Modus Operandi: Bagaimana Kukang Bisa Sampai Kolkata?
Menurut informasi yang beredar, seorang pemuda dari Kamarhati ditahan di bandara setelah tiba dari Bangkok dengan penerbangan Thai Airways. Pemuda ini diduga adalah kurir yang bertugas membawa kukang-kukang malang tersebut.
Pertanyaannya, bagaimana mereka bisa melewati pemeriksaan keamanan di Bangkok? Apakah mereka menyamar sebagai oleh-oleh? Atau mungkin disembunyikan di dalam koper yang dilengkapi dengan filter Instagram? Tentu saja, jawabannya tidak sesederhana itu.
Modus operandi penyelundupan satwa liar sangat beragam dan seringkali melibatkan jaringan yang kompleks. Para pelaku memanfaatkan berbagai cara untuk menyembunyikan hewan-hewan tersebut, mulai dari memasukkan ke dalam wadah yang tidak mencurigakan hingga memalsukan dokumen.
Apa Kata Pihak Berwenang? Diplomasi Kukang: Dipulangkan dengan Selamat!
Jimlee Sarmah, joint commissioner dari Kementerian Perikanan, Peternakan, dan Persusuan, layanan karantina dan sertifikasi hewan, menyatakan bahwa perintah telah dikeluarkan agar kukang-kukang tersebut dapat dideportasi dengan penerbangan yang sama ke negara asal mereka.
Keputusan ini menunjukkan komitmen pihak berwenang untuk melindungi satwa liar dan menegakkan hukum. Pemulangan kukang-kukang ini diharapkan dapat membantu memulihkan populasi mereka di habitat aslinya.
Namun, tindakan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas langkah-langkah pencegahan dan pengawasan di bandara. Apakah sistem keamanan sudah cukup kuat untuk mendeteksi upaya penyelundupan satwa liar?
Dampak Penyelundupan: Lebih dari Sekadar Hewan Hilang!
Penyelundupan satwa liar memiliki dampak yang luas, tidak hanya bagi hewan-hewan yang menjadi korban, tetapi juga bagi ekosistem, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Hilangnya spesies tertentu dapat mengganggu keseimbangan alam dan menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga.
Perdagangan satwa liar ilegal juga seringkali terkait dengan kejahatan terorganisir dan pendanaan kegiatan ilegal lainnya. Selain itu, penyelundupan hewan eksotis dapat membawa penyakit yang berpotensi menular ke manusia.
Stop Penyelundupan Satwa Liar: Mari Jadi Pahlawan Konservasi!
Penyelundupan satwa liar adalah masalah global yang membutuhkan perhatian dan tindakan dari semua pihak. Kita semua memiliki peran untuk dimainkan dalam melindungi keanekaragaman hayati dan mencegah kepunahan spesies.
Sebagai konsumen, kita harus berhati-hati dalam membeli produk-produk yang berasal dari satwa liar. Pastikan produk tersebut berasal dari sumber yang legal dan berkelanjutan. Selain itu, kita juga dapat mendukung organisasi konservasi yang bekerja untuk melindungi satwa liar dan habitatnya.
Kukang di Kolkata: Pelajaran Berharga untuk Kita Semua
Kasus penyelundupan kukang di Bandara Kolkata adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya konservasi satwa liar dan perlunya tindakan tegas untuk menghentikan perdagangan ilegal. Jangan biarkan hewan-hewan ini menjadi korban keserakahan manusia. Mari bersama-sama menjadi pahlawan konservasi dan melindungi masa depan bumi kita. Mari lindungi rumah kita, rumah para kukang, dan semua makhluk hidup lainnya.