Dark Mode Light Mode

Perjalanan Berliku Le Mans Ultimate: Sebuah Game yang Akhirnya Terwujud

Siapa bilang video game balap itu cuma buat buang-buang waktu? Buktinya, ada satu game yang nyaris menyelamatkan sebuah perusahaan dari jurang kebangkrutan. No pressure, kan?

Dari Mimpi Buruk Jadi Mimpi Indah: Kisah Le Mans Ultimate

Beberapa tahun lalu, Motorsport Games, perusahaan yang punya ambisi besar, menggenggam lisensi untuk membuat game resmi FIA World Endurance Championship, termasuk ajang legendaris 24 Hours of Le Mans. Bayangkan, punya lisensi balapan sekeren Le Mans! Tapi sayangnya, mereka malah kesandung batu berkali-kali.

Dengan suntikan dana segar setelah melantai di Nasdaq, mereka berusaha menggarap banyak proyek sekaligus: IndyCar, NASCAR, British Touring Car Championship, dan tentu saja, Le Mans. Ambisius banget, ya? Sayangnya, debut mereka dengan NASCAR 21: Ignition malah jadi bahan tertawaan. AI-nya payah, banyak bug visual, dan reputasi perusahaan langsung hancur lebur. Istilahnya, dari rising star jadi shooting star, langsung redup.

Di tengah kekacauan itu, Stephen Hood, mantan direktur kreatif game Formula 1 di Codemasters, kembali sebagai CEO dengan satu misi: menyelamatkan perusahaan. Langkah pertamanya? Memangkas proyek-proyek yang tidak realistis. Lisensi NASCAR dijual ke iRacing, kesepakatan dengan BTCC dinegosiasi ulang, dan proyek game IndyCar dibatalkan. Semuanya demi satu fokus: Le Mans.

Keputusan krusial diambil. Tim rFactor 2 dari Studio 397, yang tadinya mau bikin rFactor 3, dialihkan untuk fokus penuh ke Le Mans Ultimate. Ini adalah perjudian terakhir. Lisensi terakhir yang tersisa. Tim terakhir yang bertahan. Kalau gagal, tamat sudah riwayat Motorsport Games. Bisa dibilang, ini bukan sekadar game, tapi nyawa perusahaan.

Hood sendiri mengakui tekanan yang luar biasa. Mereka tidak hanya membuat game baru, tetapi juga membangun platform multiplayer online, sistem DLC, dan memperbarui banyak sistem. Semua itu dilakukan di tengah kondisi keuangan perusahaan yang sangat genting. Talk about pressure cooker!

Le Mans Ultimate: Ketika Underdog Jadi Idola

Awalnya, Le Mans Ultimate dirilis dalam program early access di PC. Konsepnya sederhana: jual game yang belum selesai dengan harga lebih murah, dan dengarkan feedback dari komunitas. Saat itu, grafisnya oke, suaranya keren, dan sistem multiplayer-nya lumayan. Tapi, bug bertebaran, kontennya minim, dan user interface-nya bikin pusing.

Peluang suksesnya waktu itu mungkin sama tipisnya dengan Nico Hulkenberg menang di Le Mans untuk pertama kalinya. Spoiler alert: keduanya berhasil melawan semua prediksi! Perlahan tapi pasti, Le Mans Ultimate mulai mendapatkan momentum. Pengalaman berkendara dasarnya memang sudah sangat baik. Meskipun Motorsport Games masih boros duit, Le Mans Ultimate justru lebih banyak dimainkan daripada Assetto Corsa Competizione, game SRO GT yang sudah lama mapan.

Setahun kemudian, setelah banyak perbaikan, Le Mans Ultimate mengalami peningkatan yang signifikan. Fitur-fitur baru seperti rolling start markers, radar pembalap saingan, dan race replay ditambahkan. Keputusan kontroversial sempat diambil dengan menjual konten musim 2024 secara terpisah, padahal game ini masih dalam tahap early access. Tapi, banyak penggemar tetap membelinya, meskipun tidak tahu apakah game ini akan bertahan.

Akhirnya, semua bagian dari rencana konten awal dirilis. Mobil Lamborghini Huracán LMGT3 EVO2, Lexus RC F LMGT3, dan sirkuit Lusail International Circuit di Qatar ditambahkan. Selain itu, ada juga fitur driver swap dalam balapan multiplayer dan kustomisasi livery (khusus untuk pelanggan tier tertentu). Pengalaman berkendara tetap memukau, dan pengalaman keseluruhan menjadi jauh lebih mulus.

Version 1.0 dan Masa Depan yang Cerah

Kabar gembira datang: Le Mans Ultimate akan keluar dari early access dan dirilis sebagai Version 1.0 pada 22 Juli. Mobil Mercedes-AMG LMGT3 dan Aston Martin Valkyrie AMR-LMH akan ditambahkan secara gratis. Ini adalah momen bersejarah bagi game yang nyaris hilang ditelan bumi. Alih-alih menyerah, Le Mans Ultimate justru berkembang pesat, menantang dominasi game-game balap yang sudah mapan.

Kesuksesan ini memungkinkan Motorsport Games untuk mencatatkan keuntungan pada kuartal pertama tahun ini. Mereka bahkan menerima investasi sebesar $2.5 juta dari Pimax, produsen headset VR. Bayangkan, dari nyaris bangkrut, sekarang dapat suntikan dana segar!

Hood mengakui bahwa banyak perusahaan lain yang tertarik untuk mengakuisisi Le Mans Ultimate. Tapi, mereka menolak semua tawaran itu. Sekarang, Motorsport Games lebih percaya diri. Mereka berencana untuk merilis Le Mans Ultimate di konsol PlayStation dan Xbox, meskipun masih butuh waktu setidaknya setahun.

Mereka juga mulai memperluas konten game dengan menambahkan European Le Mans Series. Ini akan menjadi bagian dari mode karier single-player, di mana pemain bisa meniti karier dari bawah hingga puncak balap endurance. Peluncurannya ditargetkan pada kuartal pertama 2026.

Sim Racing is Back

Le Mans Ultimate membuktikan bahwa kualitas dan dedikasi bisa mengalahkan segala rintangan. Dari bencana total, sekarang mereka punya sim yang sangat bagus, dengan lisensi yang kuat, yang menyelamatkan perusahaan dan membuka jalan menuju masa depan yang cerah. Le Mans Ultimate bukan sekadar game, tapi kisah tentang kebangkitan dan harapan. Siapa tahu, mungkin kamu yang akan jadi juara berikutnya di lintasan virtual Le Mans?

Intinya, jangan pernah meremehkan kekuatan sebuah video game. Siapa tahu, game favoritmu berikutnya bisa jadi penyelamat perusahaan atau bahkan pengubah dunia. Game on!

Jangan Sampai Ketinggalan: Le Mans Ultimate Siap Menggebrak!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Gaji Hakim Naik Drastis: Berantas Korupsi atau Ancaman Baru?

Next Post

Steam Siap Meluncur di Mac Apple Silicon: Era Baru Gaming Dimulai