Perhatikan baik-baik, dunia teknologi sedang memanas! Rumor beredar kencang tentang dua raksasa teknologi, Apple dan Meta, yang kepincut dengan startup AI berumur jagung, Perplexity AI. Apakah ini pertanda persaingan AI akan semakin sengit? Mari kita selami lebih dalam drama di balik layar ini.
Meta, yang kita kenal lewat Facebook dan Instagram, dikabarkan sempat menjajaki kemungkinan mengakuisisi Perplexity. Sementara itu, Apple, sang penguasa iPhone, juga melakukan diskusi internal tentang hal serupa. Walaupun kesepakatan belum terjadi, ketertarikan ini menunjukkan betapa krusialnya talenta AI bagi kedua perusahaan. Bayangkan saja, fitur AI di iPhone 17 atau Instagram Reels akan semakin canggih berkat expertise dari Perplexity!
Persaingan di dunia AI memang hyper-competitive. Google dan OpenAI sudah berlari kencang, sementara Apple dan Meta berusaha mengejar ketertinggalan. Akuisisi strategis seperti ini bisa menjadi jalan pintas untuk meningkatkan kemampuan AI mereka dan mempercepat inovasi. Jadi, siapa yang akan memenangkan perlombaan ini?
Apa Itu Perplexity AI dan Kenapa Jadi Rebutan?
Perplexity AI itu ibarat asisten pribadi yang super pintar. Mereka menggunakan model AI untuk memproses informasi dari internet dan menyajikan jawaban yang ringkas dan relevan. Bayangkan Google Search, tapi dengan sentuhan AI yang lebih personal dan on point. Mereka bahkan memberikan link ke sumber informasi, jadi kita bisa double-check keakuratannya. Keren, kan?
Perplexity menawarkan dua mode pencarian: "Quick Search" untuk pertanyaan umum dan "Pro Search" untuk riset yang lebih mendalam. Versi gratisnya memberikan tiga "Pro Search" per hari. Jadi, kalau kamu sering melakukan riset, Perplexity bisa jadi game changer.
Awalnya, Perplexity memungkinkan pengguna berinteraksi dengan berbagai model AI dari perusahaan berbeda. Tapi sekarang, mereka sudah berkembang menjadi one-stop-shop untuk berbagai kebutuhan, mulai dari menjawab pertanyaan, mengelola proyek, membuat itinerary perjalanan, hingga membuat playlist. Mirip ChatGPT, tapi dengan fokus pada pencarian informasi.
Tentu saja, fitur-fitur premium seperti akses ke lebih banyak model AI, upload file tanpa batas, dan image generation hanya tersedia untuk pelanggan berbayar. Tapi dengan harga $20 per bulan, rasanya cukup worth it bagi mereka yang serius ingin memanfaatkan kekuatan AI. Mereka bahkan sedang mengembangkan web browser bernama Comet. Saingan berat Chrome dan Safari nih!
Meskipun popularitasnya terus meningkat, Perplexity menghadapi persaingan ketat dari ChatGPT. Menurut Sensor Tower, ChatGPT menguasai 45% unduhan aplikasi chatbot AI pada kuartal ketiga 2024, sementara Perplexity termasuk dalam kategori "lain-lain." But hey, menjadi incaran Apple dan Meta saja sudah membuktikan kualitas mereka, kan?
Apple dan Meta: Mengejar Ketertinggalan di Dunia AI
Apple memperkenalkan update AI untuk fitur-fitur seperti terjemahan bahasa dan kreasi emoji kustom pada konferensi pengembang WWDC. Mereka juga sedang menjajaki kemungkinan mengintegrasikan mesin pencari AI ke dalam Safari. Eddy Cue, Senior Vice President of Software and Services Apple, bahkan mengonfirmasi hal ini di pengadilan. Wah, siap-siap Google ketar-ketir!
Tapi, jujur saja, Apple masih harus banyak berbenah di bidang AI. Versi terbaru Siri yang dijanjikan sejak lama belum juga dirilis. Google membayar Apple miliaran dolar untuk menjadi mesin pencari default di Safari, tetapi kesepakatan ini sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman. Jika Google kalah dalam gugatan antitrust, Apple harus mencari alternatif. Perplexity bisa jadi solusinya!
Strategi Akuisisi atau Kemitraan AI: Langkah Cerdas atau Panik?
Meta juga tidak mau kalah. Mereka rela menawarkan paket gaji hingga $100 juta untuk merekrut talenta AI terbaik. Bahkan, CEO OpenAI, Sam Altman, mengatakan bahwa Meta menawarkan bonus penandatanganan sebesar $100 juta kepada karyawannya! Edan!
Meta juga baru saja berinvestasi besar-besaran di Scale AI, startup yang menyediakan tools untuk melabeli data yang digunakan untuk melatih model AI. Meta bahkan merekrut pendiri Scale AI, Alexandr Wang. Ini menunjukkan keseriusan Meta dalam mengembangkan AI.
Meskipun model Llama Meta banyak digunakan oleh pengembang dan kacamata Ray-Ban AI mereka cukup populer, perusahaan ini dikabarkan mengalami kesulitan di area lain. Peluncuran model Llama andalan mereka dilaporkan ditunda, dan aplikasi AI standalone mereka menuai kritik karena masalah privasi. Duh!
Masa Depan AI: Revolusi atau Sekadar Hype?
Beberapa raksasa teknologi memprediksi bahwa AI akan menjadi lompatan besar seperti internet dan smartphone. Jika prediksi ini benar, Apple dan Meta harus berinovasi di bidang AI agar tetap relevan. AI diharapkan dapat mengubah cara orang bekerja, berkomunikasi, dan mencari informasi.
Intinya, drama perebutan Perplexity AI ini bukan sekadar gosip teknologi. Ini adalah indikasi betapa pentingnya AI bagi masa depan Apple dan Meta. Siapa yang akan menang? Waktu yang akan menjawab. Tapi yang jelas, kita sebagai konsumen akan diuntungkan dengan inovasi AI yang semakin canggih. Siap-siap upgrade iPhone dan Instagram kalian!