Siapa bilang reuni itu cuma buat mantan? Bahkan John Lennon dan Paul McCartney, partner in crime dalam menciptakan sejarah musik, punya cerita reuni yang lebih seru dari sinetron. Kisah ini akhirnya terungkap berkat Elliot Mintz, saksi mata yang mungkin lebih beruntung dari kita yang cuma bisa dengerin “Let It Be” sambil baper.
Kisah yang selama ini kita tahu adalah pertemuan terakhir Lennon dan McCartney terjadi pada 25 April 1976. Konon, McCartney datang tanpa pemberitahuan ke apartemen Lennon di Dakota, New York, tapi ditolak karena Lennon sedang sibuk dengan putranya, Sean. Tapi, ternyata ada plot twist!
Rahasia di Balik Pohon Natal: Pertemuan Terakhir Lennon-McCartney
Mintz, seorang teman dekat Lennon dan Yoko Ono, punya cerita lain. Menurutnya, Lennon dan McCartney bertemu dua tahun kemudian, saat libur Natal. Dan dia tahu pasti, karena dia sendiri diundang John dan Yoko!
“Mereka mengundangku ke Dakota untuk merayakan Natal bersama,” kata Mintz kepada Billy Corgan di podcast The Magnificent Others. “Saat tiba, aku melihat vas dengan satu tangkai pohon di ruang tamu. Itu dekorasi Natal mereka.” Cukup minimalis, ya? Mungkin mereka lagi go green banget waktu itu.
Mintz duduk di sofa putih di ruang tamu putih itu, dan mereka hanya berbasa-basi. Tiba-tiba, ada ketukan di pintu setelah interkom berbunyi. Lennon membukanya, dan Paul serta Linda McCartney masuk! Mintz sendiri mengaku ini adalah pertemuan pertamanya dengan separuh dari duo pencipta lagu legendaris Lennon-McCartney.
“Kami duduk dan berbicara sebentar. Suasananya tidak terlalu gembira, tapi juga tidak dingin. Biasa saja,” ujarnya. Just correct, katanya. Kayak lagi meeting biasa aja, ya? Padahal ini dua legenda yang lagi kumpul!
Pizza, Gosip Seleb, dan Sebuah Gagasan yang Gagal
McCartney lalu mengusulkan untuk pergi ke restoran selebriti terkenal di Manhattan, Elaine’s. “Elaine’s punya reputasi,” kata Mintz. “Di sana ada Woody Allen, Gore Vidal, dan Tom Wolf. Tapi makanannya biasa saja, dan semua orang tahu itu.” Jadi, selain ngobrol, mereka juga sambil nge-ghibah, ya?
Melihat menu yang kurang menggugah selera, Linda McCartney punya ide brilian. “Linda berkata, ‘Ada tempat pizza enak tidak jauh dari sini. Pizza tipis. Bisakah kita pesan pizza diantar ke sini?'”
Karena tahu Elaine bisa “bermasalah,” mereka mengatur agar pizza diantar melalui pintu belakang. Pizza itu kemudian dikeluarkan dari kardus dan disajikan di piring cantik milik Elaine’s. Biar kayak hidangan rahasia yang belum pernah ada di menu! Sneaky banget, ya?
Obrolan Ringan di Tengah Senja Manhattan
Saat matahari mulai terbenam, mereka kembali ke ruang tamu putih Lennon. Tak lama kemudian, hanya ada Lennon, McCartney, dan Mintz di sana. “John dan Paul berjalan ke jendela tinggi yang menghadap sisi barat Manhattan,” kata Mintz. Karena masih duduk di sofa, ia hanya bisa mendengar sebagian percakapan mereka.
“Itu hanya obrolan ringan,” katanya. “Tidak ada yang substansial. Tapi saya ingat Paul bertanya kepada John, ‘Apa kamu membuat musik akhir-akhir ini?’, dan John menjawab, ‘Tidak. Waktuku untuk bayiku,'” katanya, merujuk pada Sean, yang lahir pada tahun 1975. “‘Bagaimana denganmu?’.”
“Dan Paul menjawab, ‘Saya selalu membuat musik. Saya membuat musik setiap hari dalam hidup saya. Saya tidak bisa berhenti membuat musik.'” Classic Paul, ya? Nggak bisa diem tanpa bikin lagu. Beda sama John yang lagi menikmati peran jadi stay-at-home dad.
Memang, McCartney terus menulis lagu, kadang solo, kadang bersama Linda, dan pada tahun 1980-an, dengan tamu seperti Michael Jackson, Stevie Wonder, dan Elvis Costello. Bayangin, guys, kalau mereka berdua jamming lagi di ruang tamu itu? Bisa meledak dunia permusikan!
Mintz menduga, jika Lennon tertarik, mereka bisa saja “duduk di ruang tamu itu dan mengubah wajah musik kontemporer sekali lagi.” Tapi, itu tidak terjadi. The McCartneys pergi dalam waktu satu jam. Sayang banget, ya? Padahal dikit lagi bisa reuni bikin album baru!
Meskipun pertemuan terakhir dua mind jenius musik itu “anti-klimaks,” Mintz percaya bahwa itu adalah momen perpisahan yang lebih menyentuh daripada cerita yang selama ini kita dengar.
The Beatles: Lebih dari Sekadar Musik
Intinya, guys, kisah ini nunjukkin kalau bahkan legenda pun punya drama kehidupan yang kadang lebih absurd dari meme di internet. Tapi di balik semua itu, ada persahabatan dan koneksi yang lebih kuat dari kabel charger iPhone. Semoga kita semua bisa punya circle pertemanan kayak The Beatles, yang meski nggak selalu akur, tapi tetep saling support dan bikin sejarah bareng!