Oke, siap! Berikut artikelnya:
Siapa Bilang Cello Cuma Buat Musik Klasik? Apocalyptica Mau Bikin ‘Gloomy Thing’ Bareng Nick Cave!
Bayangkan, deh. Malam minggu, bukannya dengerin lagu galau pop, malah konser cello yang bikin merinding disko. Kedengarannya aneh? Mungkin, tapi itulah Apocalyptica. Band asal Finlandia ini sukses menggabungkan keindahan musik klasik dengan brutal nya metal. Dan sepertinya, mereka belum puas dengan semua kolaborasi keren yang sudah mereka lakukan.
Apocalyptica, buat yang belum tahu, adalah band yang beranggotakan para pemain cello terlatih. Mereka terkenal karena membawakan lagu-lagu Metallica dengan aransemen cello yang unik. Gak cuma itu, mereka juga punya lagu-lagu original yang gak kalah keren. Bayangin aja thrash metal diiringi cello, mind blowing kan?
Sejak debut mereka di tahun 1996 dengan album Apocalyptica Plays Metallica, mereka telah menarik perhatian dunia. Ide sederhana ini, memainkan lagu Metallica dengan cello, ternyata menjadi formula sukses yang membawa mereka ke panggung-panggung besar di seluruh dunia. Mereka membuktikan bahwa musik itu universal, dan batasan genre itu cuma ada di kepala kita.
Album terbaru mereka, Apocalyptica Plays Metallica Vol. 2, semakin menegaskan eksistensi mereka di dunia musik. Dengan single andalan "The Four Horsemen" yang menampilkan Robert Trujillo dari Metallica, album ini menjadi bukti bahwa mereka masih punya banyak ide segar dan inovatif.
Kesuksesan mereka bukan datang begitu saja. Apocalyptica bekerja keras untuk menciptakan identitas musik yang unik dan berbeda. Mereka tidak hanya sekadar meng-cover lagu, tetapi memberikan sentuhan artistik yang membuat lagu-lagu tersebut menjadi sesuatu yang baru dan menarik. Dan yang terpenting, mereka berani bereksperimen dan keluar dari zona nyaman.
Perttu Kivilaakso, lead cellist dari Apocalyptica, baru-baru ini mengungkapkan daftar impian kolaborasinya. Dalam wawancara di festival Download di Inggris, ia menyebut beberapa nama besar seperti Nick Cave dan Pink. Dan tentu saja, ia juga menyinggung kolaborasi mereka yang sukses dengan James Hetfield dari Metallica di lagu "One".
Kivilaakso menekankan bahwa Apocalyptica selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan musisi dari berbagai genre. Baginya, keberagaman musik adalah kekuatan, dan kolaborasi adalah cara untuk menciptakan sesuatu yang baru dan menantang. Itulah mengapa mereka selalu mencari cara untuk menggabungkan elemen-elemen musik yang berbeda menjadi satu kesatuan yang harmonis.
James Hetfield & Mimpi Apocalyptica yang Terwujud
Bisa dibilang, kolaborasi Apocalyptica dengan James Hetfield di lagu "One" adalah sebuah dream come true. Kivilaakso mengakui bahwa Hetfield adalah salah satu musisi yang paling ingin mereka ajak kerja sama. Kehadiran Hetfield dalam lagu tersebut memberikan dimensi baru bagi musik Apocalyptica, sekaligus membuktikan bahwa mimpi itu bisa jadi nyata kalau kita berusaha. Apalagi James Hetfield juga sempat menonton konser Apocalyptica di Denver, Colorado, so sweet!
Nick Cave: Kolaborasi Gelap yang Diidamkan
Selain Hetfield, Kivilaakso juga menyebut nama Nick Cave sebagai salah satu musisi yang ingin ia ajak kolaborasi. Ia membayangkan kolaborasi dengan Cave akan menghasilkan sesuatu yang "dark, gloomy thing" dengan cello dan ekspresi khas Cave. Bayangan ini saja sudah bikin penasaran, ya kan? Menggabungkan suara cello yang melankolis dengan vokal Cave yang brooding pasti akan menciptakan atmosfer yang intens dan memukau.
Alissa White-Gluz: Sentuhan Brutal yang Membara
Kivilaakso juga mengungkapkan keinginannya untuk bekerja sama dengan Alissa White-Gluz, vokalis Arch Enemy. Ia menyebut Alissa sebagai salah satu "greatest growers" yang memiliki bakat luar biasa. Kolaborasi dengan Alissa akan memberikan sentuhan brutal dan agresif pada musik Apocalyptica, menjadikannya semakin beragam dan menarik. Bayangkan saja, cello berpadu dengan growl Alissa, epic!
Tantangan dan Harapan di Balik Kolaborasi
Namun, Kivilaakso menyadari bahwa tidak semua ide bisa direalisasikan. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk jadwal, anggaran, dan kesesuaian artistik. Terkadang, ide-ide brilian harus disimpan dulu karena keterbatasan sumber daya. Tapi, hal itu tidak membuat Apocalyptica menyerah. Mereka tetap optimis dan terus mencari cara untuk mewujudkan impian-impian mereka.
Apocalyptica merasa bersyukur karena masih bisa berkarya dan menghibur penggemar di seluruh dunia. Mereka menganggapnya sebagai berkah yang memotivasi mereka untuk terus menciptakan hal-hal baru dan keren. Rasa syukur inilah yang menjadi bahan bakar kreativitas mereka, dan membuat mereka tetap relevan di industri musik yang terus berubah. Mereka juga appreciate banget dukungan dari para penggemar setia mereka. Tanpa dukungan itu, mereka tidak akan bisa sampai sejauh ini.
Intinya, Apocalyptica adalah bukti bahwa musik itu tidak mengenal batas. Dengan keberanian untuk bereksperimen dan berkolaborasi, mereka telah menciptakan identitas musik yang unik dan menginspirasi. Dan dengan mimpi-mimpi kolaborasi yang masih membara, kita bisa yakin bahwa mereka akan terus memberikan kejutan-kejutan menarik di masa depan. Jadi, tunggu saja kolaborasi Apocalyptica selanjutnya, siapa tahu idola kamu yang bakal diajak kerjasama!