Bayangkan ini: kamu sedang asyik scrolling TikTok, tiba-tiba muncul asap tebal di timeline-mu. Bukan asap vape aesthetic, tapi asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang bikin mata perih dan bikin kita mikir, "Ini seriusan, kan?"
Karhutla, masalah klasik Indonesia yang seakan nggak pernah libur, kembali menghantui. Padahal, kita semua tahu dampaknya nggak main-main. Mulai dari kualitas udara yang bikin batuk-batuk manja sampai kerugian ekonomi yang bikin dompet menjerit.
Karhutla: Bukan Sekadar Asap, Tapi Masalah Serius
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) baru-baru ini mengingatkan semua pihak, terutama perusahaan-perusahaan yang mengelola lahan skala besar, tentang tanggung jawab mereka dalam mencegah karhutla. Intinya, karhutla bukan cuma urusan pemerintah, tapi urusan kita bersama.
Lantas, kenapa karhutla ini selalu jadi drama tahunan? Singkatnya, ada banyak faktor. Mulai dari perubahan iklim yang bikin musim kemarau makin panjang dan kering, praktik pembukaan lahan dengan cara membakar yang outdated, sampai kurangnya kesadaran masyarakat tentang bahaya api.
Data dari KLH menunjukkan bahwa dari 1 Januari hingga 22 Mei 2025, sudah terjadi 179 kejadian karhutla di berbagai provinsi, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan. Angka ini memang lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tapi tetap saja jadi alarm bagi kita semua.
Pemerintah sendiri sudah melakukan berbagai upaya, mulai dari patroli rutin, operasi modifikasi cuaca (TMC) alias hujan buatan, sampai pemadaman api. Tapi, semua usaha ini akan sia-sia kalau nggak ada dukungan dari semua pihak, termasuk kamu, iya kamu!
Salah satu kunci utama pencegahan karhutla adalah keterlibatan aktif dari sektor swasta, terutama perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sektor perkebunan dan kehutanan. Mereka punya sumber daya yang besar dan punya kepentingan langsung dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Peran Perusahaan: Lebih dari Sekadar Bayar Pajak
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofqi menegaskan pentingnya aksi bersama dalam menghadapi risiko karhutla, apalagi menjelang musim kemarau. Beliau berharap keterlibatan aktif dari perusahaan-perusahaan anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan perusahaan lainnya di Sumatera Selatan akan memperkuat upaya pencegahan karhutla.
Lalu, apa saja yang bisa dilakukan perusahaan? Banyak! Mulai dari memperkuat sistem pengawasan, melakukan pelatihan penanggulangan kebakaran, menginvestasikan teknologi pencegahan kebakaran, sampai bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya api.
Bukan cuma itu, perusahaan juga bisa memanfaatkan teknologi monitoring berbasis satelit untuk mendeteksi titik api sejak dini. Dengan begitu, tindakan pencegahan bisa dilakukan lebih cepat dan efektif. Ini penting, mengingat kecepatan penyebaran api di lahan gambut bisa sangat tinggi.
Kolaborasi: Kunci Sukses Pencegahan Karhutla
Intinya, pencegahan karhutla membutuhkan kolaborasi yang solid antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah bertugas membuat regulasi dan menjalankan program-program pencegahan. Perusahaan berkontribusi melalui investasi dan praktik bisnis yang berkelanjutan. Masyarakat berperan aktif dalam menjaga lingkungan dan melaporkan potensi kebakaran.
Bayangkan kalau semua pihak bekerja sama dengan baik, karhutla bukan lagi jadi mimpi buruk tahunan. Kita bisa menikmati udara segar, alam yang lestari, dan ekonomi yang stabil. Sounds good, right?
Tapi, kenapa kolaborasi ini seringkali sulit terwujud? Salah satu penyebabnya adalah kurangnya komunikasi dan koordinasi antar pihak. Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat seringkali bekerja sendiri-sendiri tanpa ada sinergi yang jelas. Akibatnya, upaya pencegahan menjadi kurang efektif.
Selain itu, masih ada perusahaan yang abai terhadap tanggung jawab lingkungan. Mereka lebih fokus mengejar keuntungan semata tanpa memperhatikan dampak negatif dari aktivitas mereka terhadap lingkungan. Ini tentu saja sangat disayangkan dan perlu ditindak tegas.
Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati (dan Lebih Murah)
Pencegahan karhutla jauh lebih efektif dan efisien daripada pemadaman api. Biaya pemadaman api bisa sangat mahal, belum lagi dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, investasi dalam pencegahan adalah langkah yang cerdas dan berkelanjutan.
Jadi, mari kita jadikan pencegahan karhutla sebagai prioritas bersama. Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah. Ingat, bumi ini cuma satu, guys! Jangan sampai generasi mendatang cuma bisa lihat hutan dan lahan di foto.