Dark Mode Light Mode

PHK Massal Mengintai Rocket Boy Usai Peluncuran Mengenaskan MindsEye

Dunia gaming kembali bergejolak. Kali ini, bukan karena update terbaru atau game yang bikin ketagihan, tapi karena kabar kurang sedap dari salah satu developer yang cukup ambisius. Mari kita bedah, apa yang sebenarnya terjadi di balik layar industri yang gemerlap ini.

Kisah di Balik Layar: Ambisi dan Realitas

Build A Rocket Boy, studio game yang berbasis di Edinburgh, Skotlandia, sedang menghadapi badai. Nama mereka sempat mencuat karena game ambisius mereka, MindsEye. Awalnya, MindsEye adalah bagian dari Everywhere, platform kreasi game yang digadang-gadang sebagai “Roblox untuk orang dewasa,” dipimpin oleh mantan design chief Grand Theft Auto, Leslie Benzies. Namun, fokus mereka kemudian beralih sepenuhnya ke MindsEye, game action adventure yang menjanjikan narasi mendalam.

Sayangnya, peluncuran MindsEye tidak berjalan sesuai rencana. Banyak pemain melaporkan berbagai masalah, mulai dari performance yang buruk, glitches, hingga tingkah laku AI yang kurang memuaskan. Bahkan, streaming berbayar yang seharusnya menjadi bagian dari promosi game ini pun dibatalkan di menit-menit terakhir. Bisa dibilang, ini bukan awal yang baik untuk sebuah game yang diharapkan bisa "terbang tinggi".

Build A Rocket Boy sendiri mengakui bahwa mereka "patah hati" dengan masalah yang dialami pemain. Mereka berjanji untuk merilis serangkaian patch untuk memperbaiki masalah tersebut, dan proses rollout patch ini sudah dimulai. Namun, kepercayaan pemain tentu perlu dibangun kembali, dan ini bukan perkara mudah.

Gelombang PHK Menghantam Build A Rocket Boy

Kabar buruk tidak berhenti di situ. Di tengah upaya perbaikan MindsEye, Build A Rocket Boy dilaporkan memulai proses redundancy, atau lebih dikenal dengan istilah PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Informasi ini disampaikan langsung kepada para karyawan, dan diperkirakan akan berdampak pada lebih dari 100 orang. Sumber internal studio mengonfirmasi bahwa proses konsultasi standar 45 hari telah dimulai sejak 23 Juni.

Menurut hukum di Inggris, proses konsultasi ini wajib dilakukan jika perusahaan berencana melakukan PHK terhadap 100 orang atau lebih dalam periode 90 hari. Kabarnya, Build A Rocket Boy memiliki sekitar 300 karyawan di Inggris, dan sekitar 200 karyawan di luar negeri. Hal ini tentu menimbulkan kecemasan di kalangan karyawan yang terkena dampak, menunggu kepastian nasib mereka.

Kondisi ini memunculkan pertanyaan serius tentang kemampuan Build A Rocket Boy untuk memenuhi roadmap konten post-launch yang telah dijanjikan, termasuk mode multiplayer yang sangat dinantikan. Apakah mereka bisa tetap fokus pada pengembangan game di tengah situasi yang serba tidak pasti ini? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Apa yang Sebenarnya Terjadi dengan MindsEye

Data di Steam, meskipun tidak sepenuhnya mencerminkan popularitas MindsEye, memberikan gambaran yang cukup jelas. Game ini mencapai puncak jumlah pemain bersamaan sebanyak 3.302 orang saat peluncuran. Namun, dalam 24 jam terakhir, jumlah tersebut anjlok drastis menjadi hanya 130 pemain. Pada saat artikel ini ditulis, hanya 52 orang yang bermain di Steam, dengan ulasan pengguna yang mayoritas negatif. Ouch!

Strategi Pasca-Peluncuran: Antara Harapan dan Kenyataan

Dalam sebuah email kepada karyawan yang bocor ke publik, co-CEO Mark Gerhard menegaskan bahwa studio tetap berkomitmen pada MindsEye. Namun, ia juga menyinggung tentang pergeseran dari fase pengembangan dan peluncuran yang intens ke fase dukungan post-launch yang lebih berkelanjutan. Well, terdengar seperti usaha menenangkan hati, bukan?

Gerhard sebelumnya sempat membuat heboh dengan klaim bahwa ada "upaya terkoordinasi" untuk "menjelek-jelekkan game dan studio", bahkan menuduh ada pihak yang dibayar atau menggunakan spam bot untuk menyebarkan komentar negatif. Klaim ini tentu saja mengundang kontroversi dan penolakan dari berbagai pihak, termasuk bos penerbit IO Interactive, yang membuat game Hitman.

Dari Ambisi ke Realitas Pahit: Apa yang Bisa Dipelajari?

Peristiwa yang menimpa Build A Rocket Boy dan MindsEye menjadi pelajaran berharga bagi industri game secara keseluruhan. Ambisi tinggi dan ide brilian saja tidak cukup untuk menjamin kesuksesan sebuah game. Eksekusi yang baik, marketing yang tepat, dan community management yang responsif juga memegang peranan penting.

Mengapa MindsEye Tidak Terbang Sesuai Harapan?

Beberapa faktor mungkin menjadi penyebab kegagalan MindsEye. Pertama, ekspektasi yang terlalu tinggi. Dengan latar belakang tim developer yang berpengalaman dan janji platform kreasi game yang revolusioner, MindsEye dibebani dengan ekspektasi yang sangat besar. Kedua, masalah teknis yang signifikan. Performa game yang buruk, glitches, dan masalah AI membuat pemain frustrasi dan enggan untuk terus bermain.

Ketiga, persaingan yang ketat. Industri game dipenuhi dengan ratusan game baru setiap bulannya. Untuk bisa menonjol, sebuah game harus benar-benar menawarkan sesuatu yang unik dan menarik. Keempat, mungkin juga ada faktor eksternal, seperti sentimen negatif yang diakibatkan oleh tuduhan Gerhard tentang "upaya terkoordinasi" untuk menjelek-jelekkan game.

Dampak PHK pada Pengembangan Game

PHK massal tentu akan berdampak signifikan pada pengembangan MindsEye. Tim developer yang lebih kecil mungkin akan kesulitan untuk memenuhi roadmap konten yang telah dijanjikan, dan kualitas patch yang dirilis mungkin juga akan terpengaruh. Selain itu, moral karyawan yang tersisa juga bisa menurun akibat ketidakpastian dan tekanan kerja yang meningkat.

Apakah MindsEye masih punya harapan untuk bangkit? Tentu saja. Dengan kerja keras, dedikasi, dan strategi yang tepat, Build A Rocket Boy masih bisa membalikkan keadaan. Namun, mereka harus bergerak cepat dan fokus pada perbaikan masalah teknis, mendengarkan feedback dari pemain, dan membangun kembali kepercayaan komunitas.

Masa Depan Build A Rocket Boy: Terbang Atau Jatuh?

Masa depan Build A Rocket Boy kini berada di persimpangan jalan. Mereka bisa memilih untuk menyerah dan fokus pada proyek lain, atau berjuang untuk menghidupkan kembali MindsEye. Pilihan yang mereka ambil akan menentukan nasib studio ini dalam jangka panjang.

Namun, satu hal yang pasti: industri game adalah industri yang penuh dengan risiko dan ketidakpastian. Tidak ada jaminan kesuksesan, dan bahkan studio yang paling berpengalaman pun bisa mengalami kegagalan. Yang terpenting adalah belajar dari kesalahan dan terus berinovasi.

Pelajaran Berharga dari Kisah *MindsEye***

Kisah MindsEye mengingatkan kita bahwa dunia gaming tidak hanya tentang hype dan janji-janji manis. Di balik layar, ada kerja keras, dedikasi, dan perjuangan untuk mewujudkan visi kreatif. Kegagalan adalah bagian dari proses, dan yang terpenting adalah bagaimana kita belajar dan bangkit dari kegagalan tersebut. Semoga Build A Rocket Boy bisa mengambil pelajaran berharga dari pengalaman ini dan kembali dengan game yang lebih baik di masa depan.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Hotel Indigo Bali Seminyak Beach Memasuki Usia ke-8, Semakin Memantapkan Diri di Kancah Pariwisata

Next Post

Spotify Semakin Dekat Luncurkan Audio Lossless yang Lama Ditunggu (Laporan)