Dunia ini memang kadang bikin geleng-geleng kepala, ya kan? Dari berita politik yang bikin emosi sampai macetnya Jakarta yang abadi, rasanya pengen kabur ke planet lain. Tapi, daripada cuma mengeluh, mending dengerin musik yang relate sama perasaan kita. Nah, kenalan deh sama Preoccupations, band yang musiknya pas banget buat menemani kegelisahan zaman now.
Dari Women Hingga Preoccupations: Sebuah Evolusi Musik Post-Punk
Setelah bubarnya Women di tahun 2012, Patrick dan Matt Flegel seolah membagi warisan band tersebut. Patrick fokus pada melodi unik Women dalam proyek pop phantasmagoric Cindy Lee. Sementara Matt, bersama Mike Wallace, mengolah disonansi dan drone menjadi fondasi Preoccupations. Ibaratnya, bongkar rumah lama, bangun dua rumah baru dengan gaya yang beda.
Preoccupations, band yang lahir dari abu Women, telah melewati satu dekade berkarya. Mereka berkembang pesat, mirip dengan band-band post-punk era 80-an yang dulunya DIY tapi kemudian muncul di MTV. Musik mereka yang awalnya kasar dan konfrontatif kini lebih matang dan kompleks, tanpa kehilangan esensi kegelisahannya. Ini namanya evolusi, bro!
Album kelima mereka menegaskan bahwa post-punk sebenarnya adalah pop music. Mungkin satu-satunya jenis musik yang masih masuk akal di dunia yang sepertinya sedang menuju kiamat. Kalau dipikir-pikir, liriknya yang gelap dan aransemen yang catchy memang kombinasi yang aneh tapi perfect. Ibarat makan pedas tapi nagih, bikin keringetan tapi tetep mau lagi.
Tema ill at ease memang bukan hal baru bagi Preoccupations. Lagu-lagu mereka sebelumnya seperti "Anxiety," "Pointless Experience," dan "Death" sudah menggambarkan kegelisahan eksistensial. Tapi kali ini, mereka menyampaikannya dengan lebih elegan, bahkan dengan sedikit jubilation. Buktinya, gebukan pintu panik di awal album, antara mengancam dan riang.
Lagu "Focus" melanjutkan garis tipis tersebut. Ritmenya yang gila senada dengan lirik Flegel yang psychoanalitis, tapi chorus ceria dan vokal latar ala B-52’s mengangkat lagu ini ke level yang lebih tinggi. Jadi, meskipun liriknya bikin merinding, musiknya tetap bikin pengen joget. Ini nih, yang namanya balance.
Ketika Lirik Semakin Gelap, Musik Semakin Cerah
Semakin gelap lirik Flegel, semakin cerah musiknya. Di lagu "Bastards," ia bernyanyi, "I think we're ready for the asteroid" di atas synth-pop motorik yang optimis. "Andromeda" bahkan berisi harapan agar Bumi segera bertabrakan dengan galaksi Andromeda, namun dikemas dalam rocker yang mengingatkan pada Interpol yang ngebut di jalan tol California. Ironis, tapi jujur.
Ketegangan antara lirik suram dan desain musik yang megah bukanlah irony murahan. Hal ini menyoroti sisi kemanusiaan dan romantisme di dunia yang mengancam untuk membekukan hati kita. "I can't believe the apocalypse is taking so long," gerutu Flegel di chorus "Sken" yang Depeche Mode-esque, sebelum membuat janji yang menyentuh: "You're the only thing that's keeping me calm." Kalau dari standar Preoccupations, itu udah termasuk lagu cinta, lho!
Preoccupations: Soundtrack Kegelisahan Generasi Z dan Millenial
Preoccupations bukan cuma sekadar band post-punk. Mereka adalah soundtrack kegelisahan generasi Z dan Millenial. Musik mereka menangkap perasaan anxiety, kebingungan, dan ketidakpastian yang kita rasakan di dunia yang serba cepat dan penuh tekanan ini. Tapi, mereka juga menawarkan harapan, bahkan di tengah kiamat sekalipun.
Kenapa Harus Dengerin Preoccupations?
- Musik yang Jujur: Preoccupations tidak berusaha menutupi kegelisahan mereka. Mereka justru menjadikannya kekuatan, menciptakan musik yang relate dan otentik.
- Kombinasi Unik: Lirik yang gelap dipadukan dengan musik yang catchy menciptakan pengalaman mendengarkan yang unik dan tak terlupakan.
- Soundtrack yang Pas: Musik mereka cocok untuk menemani berbagai momen, dari merenung di kamar sampai nge-drive di tengah malam.
Mengapa Preoccupations Relevan di Era Digital Ini
Di era digital ini, kita dibombardir dengan informasi dan tekanan dari berbagai arah. Preoccupations menawarkan pelarian, sebuah ruang di mana kita bisa jujur dengan perasaan kita tanpa merasa dihakimi. Musik mereka menjadi semacam terapi, membantu kita memproses kegelisahan dan menemukan harapan.
Tips Mendengarkan Preoccupations untuk Pemula
Mulai dari album terbaru mereka, lalu telusuri karya-karya mereka sebelumnya. Dengarkan dengan seksama liriknya, perhatikan detail aransemennya. Jangan takut untuk merasa aneh atau tidak nyaman. Justru, itulah yang membuat musik Preoccupations begitu menarik. Cari tahu lebih lanjut tentang band-band yang menginspirasi mereka, seperti Joy Division atau The Cure.
Preoccupations dan Pengaruhnya pada Scene Musik Indie
Preoccupations telah memberikan kontribusi besar pada scene musik indie. Mereka menginspirasi band-band lain untuk bereksperimen dengan suara dan lirik yang lebih jujur dan otentik. Musik mereka juga membantu membuka jalan bagi band-band post-punk modern lainnya. Mereka bukan sekadar band, mereka adalah trendsetter.
Jadi, daripada terus-terusan scrolling TikTok atau doomscrolling di Twitter, coba deh dengerin Preoccupations. Siapa tahu, musik mereka bisa membantu kamu menghadapi kegelisahan zaman now dengan lebih tenang dan stylish. Mungkin, malah bikin kamu pengen bikin band sendiri. Siapa tahu, kan?
Preoccupations membuktikan bahwa musik bisa menjadi pelarian, refleksi, dan bahkan harapan di tengah dunia yang semakin absurd. Jadi, crank up the volume dan nikmati kegelisahanmu!