Duh, liburan ke Bali emang seru, tapi jangan sampai keseruan itu berujung di balik jeruji besi ya, guys. Apalagi kalau sampai berurusan dengan narkoba. Negara kita ini anti banget sama yang namanya narkotika, dan hukumannya bisa bikin merinding disko!
Narkoba di Indonesia bukan main-main. Hukumannya, jangan kaget, bisa sampai hukuman mati. Yes, hukuman mati! Kita bukan lagi ngomongin denda tilang atau kerja sosial. Jadi, sebelum kepikiran aneh-aneh, mending mikir dua kali deh.
Bali, Surga atau Neraka Bagi Penyelundup Narkoba?
Baru-baru ini, seorang pria asal Australia bernama Lamar Aaron Ahchee (43), dicokok polisi Bali karena diduga menyelundupkan 1.7 kilogram kokain. Jumlahnya lumayan bikin dompet tebel ya, tapi tebelan penjara nantinya.
Penangkapan ini bukan hasil sulap, guys. Tim anti-narkoba Polda Bali udah lama mengintai gerak-geriknya. Kabarnya, Ahchee menerima dua paket mencurigakan dari Inggris. Modusnya lumayan canggih, pakai jasa ojek online buat ngambil dan nganter paket. Zaman now banget ya, narkoba juga melek teknologi.
Menurut keterangan polisi, Ahchee disuruh seseorang yang dia sebut "Boss" untuk mengedarkan kokain di Bali. Imbalannya? 50 juta rupiah. Lumayan sih, tapi kalau ujungnya dipenjara seumur hidup, atau bahkan… ya sudahlah, jangan disebut.
Terancam Hukuman Mati, Bukan Sekadar Isapan Jempol
Kepala Polda Bali, Daniel Adityajaya, menegaskan bahwa Ahchee terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup. Serem, kan? Dia diduga melanggar undang-undang tentang impor dan distribusi narkotika golongan 1.
Sidang vonis untuk warga negara Inggris lainnya, Thomas Parker, yang juga terlibat kasus narkoba, dijadwalkan digelar di Pengadilan Negeri Denpasar. Jadi, kasus narkoba di Bali ini bukan cuma satu-dua ya, tapi udah kayak trend yang harus dihentikan.
Pengacara Ahchee, Edward Pangkahila, mengatakan bahwa kliennya hanya seorang kurir. Dia meminta polisi untuk mengejar dan menangkap "Boss" yang sebenarnya. Yah, semoga aja "Boss"-nya cepet ketangkep, biar kasus ini jadi terang benderang.
Indonesia, Pusat Peredaran Narkoba?
Menurut Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC), Indonesia merupakan jalur utama penyelundupan narkoba. Ironisnya, padahal kita punya hukum narkoba yang super ketat.
Kenapa bisa begitu? Salah satu alasannya, sindikat narkoba internasional mengincar populasi muda Indonesia. Mereka memanfaatkan celah dan mencari orang-orang yang mudah dibujuk rayu, seperti Ahchee ini mungkin.
Selain Ahchee dan Parker, ada juga kasus penangkapan warga negara Argentina dan Inggris pada bulan Maret lalu, karena menyelundupkan 324 gram kokain. Bali, yang seharusnya jadi tempat healing, malah jadi ladang bisnis haram.
Hukuman Mati: Efektifkah Melawan Narkoba?
Data dari Kementerian Hukum dan HAM menunjukkan bahwa ada sekitar 530 orang yang terpidana mati di Indonesia, sebagian besar karena kasus narkoba. Dari jumlah itu, 96 orang adalah warga negara asing.
Eksekusi mati terakhir dilakukan pada Juli 2016, terhadap seorang WNI dan tiga WNA. Kontroversi tentang hukuman mati ini selalu muncul, tapi pemerintah tetap berpegang pada pendiriannya.
Jangan Jadi Korban Narkoba, Hidup Masih Panjang!
Intinya, narkoba itu no-go zone di Indonesia. Jangan pernah coba-coba, apalagi sampai terlibat dalam jaringan peredaran. Hidup masih panjang, dan banyak hal positif yang bisa dilakukan daripada berakhir di penjara, atau lebih buruk lagi.
Ingat, Bali itu indah, tapi keindahannya nggak sebanding dengan risiko yang harus ditanggung kalau main-main sama narkoba. Liburan boleh, senang-senang boleh, tapi tetap smart dan bertanggung jawab.
Jangan sampai deh, liburan yang seharusnya jadi kenangan indah malah jadi nightmare seumur hidup. Mendingan fokus cari spot foto yang instagramable, daripada cari masalah yang un-instagramable.
