Dark Mode Light Mode

Pullman Jakarta & Cokelatin Perkenalkan Kelezatan Java Criollo

Dunia ini memang penuh kejutan, ya? Terutama kalau kejutannya berbentuk cokelat yang super lezat dan sustainable. Bayangkan, menikmati secangkir cokelat sambil menyelamatkan dunia, one sip at a time. Kedengarannya seperti plot film superhero, tapi ini nyata!

Cokelat bukan sekadar camilan manis; ia adalah bagian dari sejarah, budaya, dan bahkan diplomasi. Dari peradaban kuno Maya dan Aztec yang menganggap cokelat sebagai minuman para dewa, hingga kedai-kedai cokelat mewah di Eropa, cokelat telah menempuh perjalanan panjang dan berliku. Di Indonesia sendiri, kakao memiliki peran penting dalam perekonomian dan warisan kuliner. Tapi, pernahkah kita benar-benar memikirkan dari mana cokelat kita berasal dan bagaimana dampaknya bagi para petani kakao?

Membahas fine chocolate berarti juga membahas kualitas, keberlanjutan, dan cerita di baliknya. Cokelat yang baik bukan hanya soal rasa yang memanjakan lidah, tetapi juga soal proses produksi yang etis dan ramah lingkungan. Hal ini melibatkan praktik pertanian yang berkelanjutan, perlindungan terhadap keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan para petani kakao agar mendapatkan harga yang adil. Kita semua punya peran dalam memastikan industri cokelat yang lebih bertanggung jawab.

Lalu, apa hubungan semua ini dengan diplomasi? Ternyata, cokelat bisa menjadi jembatan penghubung antar budaya dan negara. Melalui pertukaran pengetahuan dan kerjasama di bidang kakao, negara-negara dapat mempererat hubungan bilateral, mempromosikan perdagangan yang adil, dan mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan. Jadi, lain kali saat kamu menikmati cokelat, ingatlah bahwa kamu sedang berpartisipasi dalam diplomasi kuliner!

Bagaimana cokelat bisa menjadi medium untuk cultural storytelling? Setiap biji kakao memiliki cerita unik tentang asal-usulnya, cara penanamannya, dan proses pengolahannya. Para artisan cokelat dapat menceritakan kisah-kisah ini melalui kreasi mereka, menggunakan cokelat sebagai canvas untuk mengekspresikan identitas budaya dan warisan lokal. Dengan demikian, cokelat bukan hanya menjadi makanan, tetapi juga menjadi artefak budaya yang bernilai tinggi.

Di tengah arus globalisasi, penting bagi kita untuk melestarikan warisan kakao lokal dan mempromosikan produk-produk cokelat Indonesia. Ini bukan hanya soal kebanggaan nasional, tetapi juga soal mendukung para petani kakao lokal dan menjaga keberlangsungan industri cokelat Indonesia. Bayangkan jika Java Criollo, misalnya, bisa mendunia dan menjadi ikon cokelat Indonesia. Keren, kan?

Java Criollo: Kisah Cokelat Indonesia yang Mendunia

Kabar gembira bagi para chocolate enthusiast! Pullman Jakarta Indonesia, berkolaborasi dengan artisan chocolatier Indonesia, Cokelatin Signature, meluncurkan Java Criollo, minuman cokelat eksklusif yang terinspirasi dari varietas kakao terlangka di dunia. Acara peluncuran yang diadakan di Le Chocolat Lounge pada hari Jumat, 25 Juli, menjadi perayaan cita rasa dan warisan budaya Indonesia. Serius, siapa yang bisa menolak tawaran mencicipi cokelat langka di tempat se-Instagrammable itu?

Peluncuran Java Criollo ini bukan sekadar event seremonial; ini adalah langkah nyata dalam mempromosikan kakao Indonesia dan mendukung para petani lokal. Pullman Jakarta Indonesia dan Cokelatin Signature berkomitmen untuk melakukan sustainable sourcing dan menghadirkan pengalaman kuliner yang unik bagi para tamu. Bisa dibilang, ini adalah contoh bagaimana bisnis dan pelestarian budaya bisa berjalan beriringan.

Diplomasi Cokelat: Jembatan Antara Indonesia dan Ekuador

Kehadiran H.E. Luis Guillermo Arellano Jibaja, Duta Besar Ekuador untuk Indonesia, dalam acara peluncuran Java Criollo, semakin menegaskan pentingnya peran cokelat dalam diplomasi budaya. Diskusi yang hangat seputar nilai budaya dan diplomasi cokelat menjadi bukti bahwa kakao dapat menjadi alat yang efektif untuk mempererat hubungan antar negara. Siapa sangka, secangkir cokelat bisa membuka pintu diplomasi?

Panel diskusi bertajuk “Crafting Legacy: How Chocolate Builds Culture, Diplomacy and Creative Economy,” yang dimoderatori oleh aktivis budaya Arto Biantoro, menyoroti kesamaan antara warisan kakao Nacional Ekuador dan gerakan Java Criollo di Indonesia. Kedua negara memiliki komitmen yang sama dalam mempromosikan pertanian berkelanjutan dan perdagangan kreatif melalui kakao. Ini menunjukkan bahwa cokelat bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal nilai-nilai yang dijunjung tinggi.

Cokelatin Signature: Visi dan Misi di Balik Cokelat

Irena Surosoputra, Founder & CEO Cokelatin Signature, berbagi visi tentang bagaimana cokelat dapat menjadi medium yang kuat untuk cultural storytelling, sustainable craftsmanship, dan kebanggaan nasional. Cokelatin Signature bukan hanya memproduksi cokelat, tetapi juga menceritakan kisah tentang Indonesia melalui setiap produknya. Ini adalah contoh bagaimana passion dan kreativitas dapat menghasilkan produk yang tidak hanya lezat, tetapi juga bermakna.

Selain peluncuran Java Criollo, acara ini juga menghadirkan sesi journaling terapeutik yang dipandu oleh psikolog dan penulis Anette Isabella. Sesi ini berjudul “Relasi Serasi dari Diri: Cokelat, Self-Love, dan Jeda yang Menyembuhkan”. Ternyata, cokelat juga bisa menjadi sarana untuk self-love dan relaksasi. Siapa yang tidak setuju bahwa menikmati cokelat adalah salah satu cara terbaik untuk memanjakan diri?

Rasakan Sensasi Java Criollo di Le Chocolat Lounge

Java Criollo kini tersedia secara eksklusif di Le Chocolat Lounge, Pullman Jakarta Indonesia, untuk waktu yang terbatas. Minuman cokelat yang kaya dan memanjakan ini merupakan perpaduan sempurna antara warisan lokal dan inspirasi global. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi Le Chocolat Lounge dan rasakan sendiri sensasi Java Criollo! Jangan lupa siapkan kamera untuk foto-foto Instagrammable, ya.

Sebagai penutup, peluncuran Java Criollo bukan hanya tentang minuman cokelat baru; ini adalah perayaan warisan budaya Indonesia, komitmen terhadap keberlanjutan, dan jembatan penghubung antar negara. Dengan mendukung produk-produk cokelat Indonesia, kita turut berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan dan pelestarian warisan budaya. Jadi, mari kita nikmati cokelat dengan bijak dan bertanggung jawab!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Debby Friday: Suara Masa Depan Musik Elektronik dari Toronto

Next Post

Naskah Bagian I & II Hadir dalam Edisi Hardcover, Pesan Sekarang Juga