Mungkin kamu lebih suka lagu-lagu feel-good dari Stevie Wonder atau ABBA. Tapi, pernahkah terpikir bahwa anthem yang bisa bikin semangat datangnya dari band goth legendaris, The Cure? Friday I’m in Love, dirilis tahun 1992, adalah bukti bahwa kebahagiaan sejati bisa ditemukan di tempat yang paling tak terduga. Lagu ini menangkap euforia cinta dan janji manis akhir pekan dengan cara yang jarang bisa dilakukan musisi lain.
Mengapa Friday I’m in Love Begitu Spesial?
Robert Smith, frontman The Cure, dikenal dengan lirik-lirik melankolis dan atmosfer gelap. Namun, di Friday I’m in Love, ia menyajikan versi “himne akhir pekan” yang lebih berwarna dan sadar diri. Liriknya mengakui perjuangan untuk merasa positif, terutama bagi penggemar The Cure yang terbiasa dengan kegelapan.
Justru karena The Cure begitu terbiasa dengan kegelapan, cahaya Friday I’m in Love bersinar begitu terang. Ini seperti seberkas cahaya yang menembus awan tebal, memberikan harapan dan kebahagiaan yang tulus. Ini bukan sekadar lagu pop biasa; ini adalah pengakuan bahwa kebahagiaan itu layak diperjuangkan.
Lahirnya Sebuah Anthem: Antara Kegelapan dan Cahaya
Setelah album Disintegration yang kelam, The Cure ingin kembali ke era The Head on the Door yang lebih komersial. Disintegration memang brilian, tetapi Smith ingin keluar dari kegelapan dan kembali menyentuh potensi populist The Cure. Album Wish, yang menghasilkan Friday I’m in Love, menemukan keseimbangan antara kedua ekstrem tersebut.
Wish direkam di studio Richard Branson, dengan produser David M. Allen. Materi album ini berfluktuasi antara terang dan gelap. Ada Open yang tegang, Apart yang melankolis, dan From the Edge of the Deep Green Sea yang penuh kerinduan. Namun, ada juga Doing the Unstuck yang konyol, Trust yang cerah, dan A Letter to Elise yang klasik. Namun, semua lagu ini akhirnya dibayangi oleh Friday I’m in Love.
Proses Kreatif yang Unik
Tidak seperti kebanyakan lagu The Cure yang lahir dari jam session panjang, Friday I’m in Love muncul secara spontan di benak Robert Smith. Terinspirasi oleh chord progression yang terlintas saat berkendara pulang di hari Jumat, Smith berbalik arah dan langsung menuju studio. Lagu ini direkam malam itu juga, dan diberi judul sementara Friday.
Judul inilah yang memicu ide lirik yang relatable. Smith ingin menulis tentang pengalaman universal tentang perasaan bosan dan menantikan akhir pekan. Ia ingin menyentuh hati jutaan orang yang merindukan kebebasan.
Lirik yang Menyentuh Hati
Lirik Friday I’m in Love menggunakan struktur seperti lagu anak-anak Monday’s Child, mendaftar nama-nama hari. Smith menggambarkan bagaimana kegelapan, depresi, dan isolasi (tema-tema khas The Cure) memudar di hadapan cinta yang tulus.
- “I don’t care if Monday’s blue
- Tuesday’s grey and Wednesday too
- Thursday, I don’t care about you
- It’s Friday, I’m in love
- Monday you can fall apart
- Tuesday, Wednesday break my heart
- Oh, Thursday doesn’t even start
- It’s Friday, I’m in love”
Lirik ini menyeimbangkan kesengsaraan di hari-hari lain dengan janji kebahagiaan di hari Jumat. Bagian chorus menyebutkan akhir pekan, dengan sedikit nada sinis khas The Cure: hubungan ini mungkin hanya bertahan hingga Jumat malam.
- “Saturday, wait
- And Sunday always comes too late
- But Friday, never hesitate”
Pesan yang disampaikan jelas: lupakan masa lalu (minggu) dan masa depan (akhir pekan) yang suram, nikmati momen Jumat yang sempurna ini. Bebaskan diri dan hiduplah saat ini. Manfaatkan weekend getaway untuk relaksasi dan me time.
Kecurigaan Robert Smith
Setelah backing track selesai, Smith mulai mencurigai chord progression yang cerah itu. Ia khawatir telah secara tidak sadar mencuri dari lagu lain. Chord dari D ke G, lalu D ke A, kemudian ke B minor, terasa terlalu sempurna.
Smith bertanya kepada semua orang yang ia kenal, bahkan menelepon orang dan menyanyikan lagu itu, menanyakan apakah mereka pernah mendengarnya sebelumnya. Namun, tidak ada yang mengenalinya. Akhirnya, Smith menerima bahwa ia telah menciptakan sesuatu yang benar-benar orisinal.
Sentuhan Keberuntungan
Produser Dave M. Allen dan Robert Smith mencoba mempercepat dan mengubah pitch rekaman untuk menemukan versi yang lebih baik. Namun, tidak ada yang melampaui suara aslinya. Sampai terjadi kesalahan kecil…
Smith lupa mengatur ulang varispeed control setelah mencoba beberapa variasi. Akibatnya, pitch lagu naik seperempat nada. Smith terkejut dengan hasilnya dan menyukainya! Perubahan kecil ini membuat lagu itu terdengar lebih segar dan unik.
Kesuksesan yang Mendunia
Friday I’m in Love adalah lagu yang sangat berbeda dari lagu-lagu The Cure lainnya. Lagu ini menjadi single utama dari album Wish, dan didukung oleh video musik yang disutradarai oleh Tim Pope yang menampilkan band ini dengan gaya yang lucu dan kekanak-kanakan.
Video musik ini mematahkan persepsi publik tentang The Cure sebagai band yang selalu murung. Menampilkan band yang tertawa dan bermain-main dengan properti film set, video ini menyampaikan pesan: It’s Friday afternoon, and we’re off duty.
Lagu ini dan video musiknya sukses besar. Friday I’m in Love menjadi lagu anthem di radio dan MTV, memenangkan penghargaan European Viewer’s Choice di MTV Video Music Awards 1992. Lagu ini mencapai posisi keenam di Inggris dan posisi ke-18 di Billboard Hot 100 AS.
Anthem Sepanjang Masa
Friday I’m in Love telah menjadi anthem hari Jumat yang abadi. Lagu ini adalah ajakan untuk melepaskan pekerjaan, melarikan diri dari kesengsaraan, dan menikmati kebahagiaan akhir pekan. Jatuh cinta, patah hati, ulangi lagi.
Meskipun Smith memiliki hubungan yang rumit dengan popularitas lagu ini, ia menghargai bagaimana lagu ini telah melampaui karya-karya The Cure yang lebih kelam dan menjadi lagu yang paling dikenal dari band ini.
Bahkan, lagu ini terus menginspirasi generasi baru. Olivia Rodrigo pernah membawakan cover lagu ini bersama Robert Smith di Glastonbury 2025. Friday I’m in Love adalah lagu yang akan terus dinikmati oleh penggemar musik dari semua generasi.
Warisan Abadi Friday I’m in Love
Robert Smith pernah berkata bahwa ia selalu merasa paradoks karena orang-orang menganggap The Cure sebagai band goth. Karena, bagi masyarakat umum, ia dikenal sebagai orang yang menyanyikan Friday I’m in Love.
Friday I’m in Love adalah lebih dari sekadar lagu; ini adalah perasaan. Ini adalah perasaan lega dan gembira yang kita rasakan saat hari Jumat tiba. Ini adalah janji akhir pekan yang menyenangkan dan penuh cinta. Ini adalah pengingat bahwa bahkan di tengah kegelapan, selalu ada cahaya. Jadi, putar lagunya, crank up volumenya, dan nikmati Friday feeling yang luar biasa itu! Happy weekend, guys!