Dunia musik itu penuh kejutan, kan? Kadang kita ketemu band yang vokalnya bikin merinding, tapi musiknya… ya, gitu deh. Untungnya, ada King Witch, band doom metal asal Edinburgh yang punya vokalis super keren dan musik yang nggak kalah gahar! Siap-siap terpesona sama album terbaru mereka, "III".
King Witch: Bukan Sekadar Band Doom Metal Biasa
King Witch muncul di kancah musik sejak 2015, dan mereka terus berevolusi. Album debut mereka, Under the Mountain (2018), udah nunjukkin potensi besar mereka. Kemudian, Body of Light (2021) lebih fokus ke dinamika musik. Nah, dengan III, mereka pengen gabungin semua kekuatan mereka dan bawa musik mereka ke level selanjutnya. Bisa dibilang, ini adalah evolusi yang worth it.
Kekuatan utama King Witch ada di Laura Donnelly, vokalis mereka. Suaranya itu lho, kombinasi antara Janis Joplin yang garang, Chris Cornell yang punya range luas, dan Ann Wilson (Heart) yang punya tonalitas khas. Nggak heran kalau banyak yang bilang Donnelly adalah salah satu vokalis terbaik saat ini. Bayangin aja, dengerin dia nyanyi itu kayak lagi naik roller coaster emosi!
Tapi, inget ya, no "I" in "band". Vokalis keren butuh dukungan instrumental yang solid. Di sinilah Jamie Gilchrist (gitaris/produser) dan Rory Lee (bassist) berperan. Riff-riff mereka yang berat, terinspirasi dari doom, rock 70-an, dan grunge, bener-bener nambahin kekuatan buat vokal Donnelly. Kombinasi maut!
"III": Ketika Harmoni dan Kegelapan Bertemu
III itu album yang top-notch banget. Penulisannya oke, yang bener-bener nunjukkin kekuatan King Witch. Donnelly mendominasi, dengan menyajikan anthem rock yang semangat ("Digging in the Dirt", "Suffer in Life"), suasana akustik yang menenangkan ("Little Witch"), dan bagian introspektif ("Behind the Veil", "Last Great Wilderness") dengan vibrato yang memukau dan range vokal yang luas.
Gilchrist juga nunjukkin versatilitasnya lewat riff yang memorable. Dia sukses ngebentuk Soundgarden versi doom, grunge, dan classic rock jadi satu kesatuan yang kohesif. Dari "Sea of Lies" yang berat dan grungy sampe "Deal with the Devil" yang kental blues, Gilchrist ngerancang fondasi musik yang sophisticated dan magnetic. Dijamin bikin ketagihan!
Drummer sesi, Andrew Scott (mantan Paul Gilbert, Slice the Cake), juga nggak kalah keren. Dia ngebangun ritme ala Sabbath yang raksasa, nyatu sama bass-nya Lee, ngehasilin tempo yang solid banget. Semua itu nambahin kekuatan buat attack King Witch yang dahsyat. Produksi Gilchrist yang cemerlang juga bikin semua yang ada di III itu penuh energi.
Bukan Sekadar Lagu, Tapi Pengalaman Mendalam
Penulisan lagu King Witch di III makin matang dan ringkas. Mereka jago banget ngebikin variasi di setiap lagu, bahkan yang durasinya panjang, biar pendengar nggak bosen. Chorus yang makin tinggi dari sebelumnya ("Sea of Lies"), bagian bridge yang lembut dan kontras sama bagian verse yang keras ("Last Great Wilderness"), dan variasi suasana yang bikin permainan Scott dan Lee makin menonjol ("Behind the Veil", "Swarming Flies"). Semua itu nambahin dimensi baru di tengah framework verse-chorus yang sebenernya udah familiar.
Di sisi lain, variasi yang nuanced itu juga ngasih kebebasan buat para pemain buat nunjukkin kemampuan mereka. Penulisan lagu yang ringkas juga ngehindarin kejenuhan. Solo gitarnya Gilchrist juga menonjol dan selalu bikin kagum. Dia ngegabungin virtuoso dengan feel yang luar biasa tanpa berlebihan. Phrase blues dan teknik progresifnya juga ngekomplementasi tone wah yang hidup.
Kekuatan Vokal yang Mendominasi
Vokal Laura Donnelly tetep jadi kekuatan utama di musik King Witch. Performa dia yang emosional dan kuat bikin III jadi pengalaman yang menyenangkan. Suaranya adalah masterclass dalam drama, kekuatan, dan kontrol dinamika. Range vokalnya nggak main-main, ngebuat hook dan melodi di III makin catchy.
Donnelly nyanyi dengan full-force belting di "Swarming Flies", soulful croon di "Deal with the Devil", "Last Great Wilderness", bahkan falsetto di "Sea of Lies" yang bikin kita terpaku sama setiap nada. Singkatnya, vocalnya itu next level.
Yang paling bikin merinding adalah penampilannya di "Little Witch". Dia nyanyi dengan Heart banget, bikin lagu itu jadi menenangkan tapi juga bikin merinding. Bener-bener soulful.
Siap Terbang Lebih Tinggi
III itu album yang solid banget, dari awal sampe akhir. Sulit buat nyari kekurangannya. Kalaupun ada, mungkin "Last Great Wilderness" agak sedikit bertele-tele, dan "Behind the Veil" berakhir terlalu tiba-tiba. Selain itu, pembukaan "Diggin in the Dirt" juga nggak terlalu bikin kita langsung hooked. Tapi, kekurangan kecil itu nggak ngurangin kesuksesan III.
Album ini sukses ngegabungin semua kekuatan King Witch di masa lalu jadi satu rekaman yang terbaik tahun ini. Musik yang bagus seringkali nggak bisa dikotak-kotakin, dan III nunjukkin itu. Siap-siap aja, King Witch udah dateng, dan masa depan mereka cerah banget! Kalau kamu cari band yang out of the box, dengerin nih King Witch.
Jangan Sampai Ketinggalan Kereta
Intinya, "III" adalah bukti bahwa King Witch bukan sekadar band doom metal biasa. Mereka punya vokalis yang luar biasa, musik yang solid, dan kemampuan menulis lagu yang matang. Album ini wajib didengerin buat kamu yang suka musik yang powerful, emosional, dan out of the box. Jangan sampe ketinggalan kereta! Cobain dengerin album III sekarang juga dan rasakan sendiri sensasinya.