Bayangkan dunia tempat video game bertemu dengan dunia nyata, di mana Anda bisa menjelajahi lingkungan yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) secara real-time. Kedengarannya seperti adegan dari film fiksi ilmiah, bukan? Nah, inilah yang sedang diupayakan oleh beberapa perusahaan AI, dan hasilnya… cukup membuat penasaran.
Teknologi AI terus berkembang pesat, merambah ke berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari asisten virtual hingga mobil swakemudi. Salah satu area yang menarik perhatian adalah kemampuannya untuk menciptakan dunia interaktif yang dihasilkan oleh AI. Bayangkan sebuah versi AI dari Minecraft atau Quake, di mana setiap pengalaman unik dan tidak terduga. Google DeepMind bahkan sedang membangun tim untuk mengembangkan model yang mensimulasikan dunia. Pertanyaannya adalah, seberapa jauh kita dari kenyataan virtual yang benar-benar imersif?
Muncul sebuah startup bernama Odyssey, yang didukung oleh salah satu pendiri Pixar, Edwin Catmull. Mereka memperkenalkan konsep yang disebut "video interaktif," yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan video yang sepenuhnya dihasilkan oleh AI secara real-time. Anggap saja ini sebagai game orang pertama, tetapi dalam lingkungan yang menyerupai dunia nyata. Mereka bahkan menyebutnya sebagai "versi awal dari Holodeck," meskipun mereka mengakui bahwa pengalamannya saat ini terasa seperti menjelajahi mimpi yang glitchy – mentah, tidak stabil, tetapi jelas baru.
Namun, jangan terlalu bersemangat dulu. Meskipun idenya sangat menarik, implementasi praktisnya masih jauh dari sempurna. Mari kita telusuri lebih dalam apa yang ditawarkan oleh Odyssey dan apa yang dapat kita harapkan dari masa depan video interaktif yang dihasilkan oleh AI.
Odyssey: Petualangan ke Dunia yang Dibuat AI
Odyssey menggambarkan video interaktif sebagai "video yang dapat Anda tonton dan berinteraksi, yang sepenuhnya dibayangkan oleh AI secara real-time." Anda dapat berinteraksi dengan video tersebut dengan cara tertentu, seperti menjelajahi lingkungan menggunakan tombol WASD, layaknya bermain game. Terdapat beberapa dunia berbeda yang dapat Anda pilih, seperti area berhutan dengan kabin, pusat perbelanjaan, dan tempat parkir di depan bangunan besar. Setiap kali Anda memuat ulang, dunia akan sedikit berbeda karena sistem terus-menerus menghasilkan ulang apa yang ada di hadapan Anda.
Namun, jangan mengharapkan kualitas grafis yang menakjubkan. Saat ini, pengalaman Odyssey terasa seperti berjalan melalui versi buram dari Google Street View. Kualitas gambarnya umumnya fuzzy atau kabur. Jadi, jika Anda mencari visual yang jernih dan detail, Anda mungkin akan sedikit kecewa. Tetapi, ingatlah bahwa ini hanyalah pratinjau riset, dan kualitasnya diharapkan akan meningkat seiring waktu.
Untuk saat ini, Anda hanya memiliki dua setengah menit untuk menjelajahi pratinjau sebelum berhenti, tetapi Anda dapat memuat ulang dan melompat kembali jika Anda ingin. Ini mungkin cukup untuk mendapatkan gambaran umum tentang apa yang ditawarkan Odyssey, tetapi jangan berharap untuk sepenuhnya tenggelam dalam dunia yang dihasilkan AI.
Teknologi di Balik Layar: Mesin AI yang Bertenaga
Odyssey menyatakan bahwa mereka menggunakan cluster GPU H100 di AS dan Eropa untuk menghasilkan video interaktif. "Menggunakan input dan riwayat frame, model kemudian menghasilkan apa yang menurutnya seharusnya menjadi frame berikutnya, mengalirkannya kembali kepada Anda secara real-time," tulis perusahaan tersebut di situs web mereka, menambahkan bahwa proses tersebut dapat terjadi dalam "sesedikit" 40 milidetik. Singkatnya, mereka menggunakan hardware kelas atas untuk memberikan pengalaman real-time.
Kecepatan pemrosesan ini sangat penting untuk menciptakan pengalaman yang mulus dan responsif. Tanpa hardware yang kuat, video interaktif akan terasa lambat dan patah-patah, yang akan merusak pengalaman secara keseluruhan. Namun, bahkan dengan hardware yang canggih, masih ada ruang untuk peningkatan dalam hal kualitas gambar dan stabilitas.
Bukan Fortnite, Tapi Punya Potensi
Pratinjau saat ini jelas tidak akan menggantikan Fortnite dalam waktu dekat. Objek hanya terkadang memiliki collision; dalam satu contoh, saya dihentikan oleh pagar, tetapi ketika saya mencoba berjalan melalui sebuah rumah besar, saya menembus langsung melaluinya. Di kesempatan lain, saya menuruni beberapa anak tangga hanya untuk melihat pintu yang saya tuju berubah menjadi dinding bata. Pratinjau ini juga bertingkah aneh ketika Anda berdiri diam; Saya melakukan satu instance penuh di mana saya tidak menyentuh kontrol sama sekali, dan model itu perlahan terus memutar saya ke kiri dan mendekatkan saya ke dinding. Ada banyak glitches dan inkonsistensi yang perlu diperbaiki.
Namun, terlepas dari kekurangannya, pratinjau Odyssey menunjukkan potensi besar. Dengan kecepatan perkembangan alat AI, tidak terlalu sulit untuk membayangkan versi dari ini yang tidak memiliki terlalu banyak masalah. Mungkin bukan Holodeck sekarang, dan masih ada jalan panjang jika video AI akan sampai ke sana.
Masa Depan Video Interaktif yang Dihasilkan AI: Akankah Dunia Kita Menjadi Game?
Edwin Catmull mengakui bahwa kualitas gambar masih noisy, tetapi dia mengatakan bahwa sebagian besar noise, seperti tekstur pada bangunan, adalah "persis jenis hal yang dimaksudkan untuk dipecahkan dengan menerapkan neural network filters." Artinya, mereka menyadari masalahnya dan sedang berupaya untuk memperbaikinya. Pertanyaannya adalah, seberapa cepat mereka dapat membuat peningkatan yang signifikan?
Masa depan video interaktif yang dihasilkan AI sangat bergantung pada kemajuan dalam teknologi AI dan hardware. Seiring dengan meningkatnya daya komputasi dan algoritma AI menjadi lebih canggih, kita dapat mengharapkan untuk melihat peningkatan yang signifikan dalam kualitas gambar, stabilitas, dan interaktivitas. Mungkin suatu hari nanti, kita akan dapat menjelajahi dunia virtual yang hampir tidak dapat dibedakan dari kenyataan.
Apakah video interaktif yang dihasilkan AI akan menggantikan film atau video game tradisional? Mungkin tidak sepenuhnya. Namun, ia memiliki potensi untuk menciptakan bentuk hiburan dan pengalaman baru yang unik. Bayangkan menjelajahi museum virtual yang dihasilkan oleh AI, menghadiri konser langsung dalam lingkungan yang dipersonalisasi, atau bahkan belajar keterampilan baru dalam dunia yang imersif.
Singkatnya, video interaktif yang dihasilkan AI masih dalam tahap awal pengembangan, tetapi ia menawarkan sekilas tentang masa depan yang menarik di mana dunia virtual dan dunia nyata saling berbaur. Meskipun pratinjau Odyssey mungkin belum sempurna, ini adalah langkah penting ke arah yang benar. Jadi, siapkan diri Anda, karena masa depan video game dan hiburan mungkin lebih dekat daripada yang Anda kira!