Dark Mode Light Mode

Riot Games Dituduh Bungkam Diskusi Mastercard di VCT Chat: Dampak bagi Kebebasan Berpendapat

Siap-siap, gamers! Dunia esports lagi panas nih. Kabarnya, ada drama seru antara Riot Games dan Mastercard yang melibatkan komentar netizen dan sensor. Penasaran? Yuk, kita kulik lebih dalam!

Mastercard Minta Riot Games Jadi ‘Polisi’ Komentar?

Jadi gini, Mastercard, si raksasa kartu kredit yang juga sponsor lama League of Legends dan VALORANT esports, dikabarkan “meminta” Riot Games buat mantau komentar negatif tentang mereka di livestream. Alasannya? Mastercard lagi kena sorot gara-gara isu pembatasan konten NSFW (Not Safe For Work) di platform seperti Steam dan itch.io. Wah, kira-kira ada apa ya?

Mastercard memang lagi under pressure karena dianggap menekan platform-platform tersebut untuk menghapus atau membatasi akses ke konten yang dianggap NSFW. Nah, biar citra mereka nggak makin rusak, kabarnya mereka minta Riot Games buat waspada terhadap komentar negatif di channel livestream dan event esports terkait. Rumornya, Riot diminta buat flag komentar-komentar yang “tidak biasa”.

Riot Games sendiri sih belum kasih komentar resmi soal isu ini. Tapi, ada bocoran screenshot percakapan internal Riot yang beredar, yang mengindikasikan adanya permintaan dari Mastercard tersebut. Ini tentu saja menimbulkan pertanyaan: seberapa jauh sponsor boleh ikut campur dalam konten dan opini publik?

Esports dan Sponsor: Hubungan yang Rumit

Hubungan antara esports dan sponsor memang complicated. Di satu sisi, sponsor memberikan dana yang sangat penting untuk perkembangan esports. Tanpa sponsor, banyak turnamen dan tim esports nggak akan bisa eksis. Di sisi lain, terlalu banyak campur tangan sponsor bisa mengancam independensi dan integritas esports.

Bayangin aja, kalau setiap sponsor bisa seenaknya minta esports organizer buat sensor komentar atau mengubah konten sesuai keinginan mereka, lama-lama esports bisa jadi ajang promosi terselubung doang. Kan nggak seru!

Integritas dan independensi adalah kunci penting dalam esports. Fans pengen lihat pertandingan yang adil dan konten yang jujur, bukan iklan berjalan yang disamarkan jadi livestream.

Reaksi Netizen: Dari Sindiran Halus Sampai Demo Digital

Reaksi netizen terhadap isu ini juga nggak kalah seru. Di media sosial, banyak yang nyindir Mastercard dengan komentar-komentar lucu tapi menusuk. Ada juga yang terang-terangan nge- bash Mastercard karena dianggap playing victim.

Beberapa gamer bahkan ngamuk dan ngebanjirin chat livestream dengan komentar negatif tentang Mastercard. Alhasil, Riot Games sampai harus mengubah setting chat jadi follower-only atau subscriber-only. Beberapa pengguna melaporkan bahwa pesan yang menyebutkan Mastercard atau frasa tertentu langsung dihapus dan penggunanya di-timeout. Namun, anehnya, di beberapa channel lain, komentar negatif tentang Mastercard justru dibiarkan bebas berkeliaran. Konsistensi di mana, nih?

Aksi protes online ini menunjukkan bahwa gamer zaman sekarang nggak gampang dibodohi. Mereka aware dengan isu-isu yang terjadi di industri gaming dan nggak takut buat menyuarakan pendapat mereka. Ini juga jadi sinyal buat para sponsor: be careful what you wish for.

Pembatasan Konten NSFW: Masalah yang Lebih Dalam

Isu ini sebenarnya bagian dari masalah yang lebih besar, yaitu pembatasan konten NSFW di internet. Awalnya, isu ini dipicu oleh kampanye dari kelompok anti-pornografi yang menargetkan game-game yang menampilkan konten kekerasan seksual.

Namun, dampaknya meluas ke game-game lain yang sebenarnya nggak mengandung konten ilegal, tapi dianggap “tidak pantas” oleh kelompok tertentu. Banyak developer game indie dan artist yang khawatir bahwa pembatasan ini akan membunuh kreativitas dan kebebasan berekspresi di dunia gaming.

“Setiap kali Anda membuka kotak Pandora itu, Anda tidak lagi imparsial,” kata CMO Appcharge, Gil Tov-Ly. “Hari ini game r** dan inses, tetapi besok bisa jadi kelompok lobi lain yang memberikan tekanan pada game LGBT* di negara-negara tertentu.” Ngeri juga ya kalau sampai ke sana.

FYI, beberapa platform seperti Steam dan itch.io memang sudah mulai menghapus atau membatasi akses ke game-game NSFW. Alasannya? Mereka takut kehilangan dukungan dari payment processor seperti Mastercard, Visa, dan PayPal.

Kesimpulan: Esports, Sponsor, dan Tanggung Jawab

Drama antara Riot Games dan Mastercard ini jadi pengingat buat kita semua tentang pentingnya keseimbangan antara kepentingan bisnis dan tanggung jawab sosial. Sponsor memang punya hak buat melindungi citra mereka, tapi mereka juga punya tanggung jawab buat menghormati kebebasan berekspresi dan independensi esports.

Di sisi lain, esports organizer juga punya tanggung jawab buat menjaga integritas dan kredibilitas esports. Jangan sampai demi uang sponsor, mereka mengorbankan prinsip-prinsip dasar esports.

Yang jelas, sebagai gamer dan fans esports, kita punya kekuatan buat menyuarakan pendapat dan menuntut transparansi dari semua pihak yang terlibat. Jangan takut buat speak up kalau ada yang nggak beres. Karena, seperti kata pepatah, power to the players!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

CoD: Black Ops 6 Zombies - Cara Memperoleh Wonder Weapon Gorgofex di Reckoning: Implikasi Mendalam

Next Post

Jack Black: Musik Indonesia Jadi Pelarian Band dari Kontroversi Trump