Gene Simmons mungkin pernah bilang rock is dead, tapi sepertinya dia sedikit lebay. Laporan terbaru justru menunjukkan bahwa genre ini sedang naik daun, bahkan mengalahkan popularitas Latin dan Country di Amerika Serikat. Siapa bilang gitar sudah jadi barang antik?
Rock is Back: Kejutan Musik 2025!
Mungkin kita semua sempat mengira era guitar hero sudah lewat. Tapi, jangan salah, rock sedang mengalami revival yang cukup mengejutkan. Luminate melaporkan bahwa pertumbuhan rock di pertengahan 2025 ini sangat signifikan. Jadi, siap-siap untuk headbang lagi!
Dua nama baru yang mencuri perhatian adalah Ghost dari Swedia dan Sleep Token dari Inggris. Mereka berhasil menduduki puncak tangga album Billboard 200 dalam waktu berdekatan. Sleep Token bahkan memecahkan rekor streaming untuk album hard rock dalam seminggu. Gokil!
Di ranah indie rock, Wet Leg juga menunjukkan taringnya. Album terbaru mereka, Moisturizer, sukses menduduki peringkat satu di Inggris, mengalahkan tur reuni Oasis yang sangat dinantikan. Wah, Oasis aja kalah, guys!
Dan Chertoff dari RCA menjelaskan bahwa semuanya itu siklus. Cukup satu artist atau songwriter brilian, dan boom! Satu genre bisa langsung bangkit kembali. Power dari musik memang nggak bisa diprediksi.
Bahkan, lagu-lagu lama pun ikut populer lagi. Creed, misalnya, tiba-tiba jadi viral di TikTok dengan lagu-lagu hits mereka. Led Zeppelin juga mengalami peningkatan streaming sebesar 23% setelah film dokumenter mereka dirilis. Nostalgia memang nggak pernah salah.
Tapi, kenapa rock bisa bangkit lagi? Mungkin karena kehadiran musik yang lebih segar dan unik. Band-band baru seperti Turnstile dan Alex G sedang mendefinisikan ulang suara rock dan membuatnya kembali relevan di kalangan anak muda.
Rahasia Kebangkitan Rock: Lebih dari Sekadar Musik
Nick Storch dari IAG percaya bahwa kemudahan menemukan artist baru di platform streaming seperti Spotify dan Apple Music juga berperan penting. Aksesibilitas adalah kunci. Dulu, harus nunggu MTV, sekarang tinggal scroll.
Kebiasaan mendengarkan musik generasi muda juga nggak linier. Mereka bisa dengerin Led Zeppelin, terus langsung beralih ke Sleep Token. Semua terhubung! Musik itu kayak buffet, ambil aja yang lo suka.
Sean Heydorn dari Rise Records punya teori lain. Menurutnya, kebangkitan rock adalah reaksi terhadap algoritma pop di era streaming. Setelah terlalu lama diarahkan ke musik yang seragam, orang jadi pengen sesuatu yang lebih raw dan nyata.
Algoritma boleh pintar, tapi selera nggak bisa dibohongi. Kadang, kita cuma pengen dengerin suara distorsi gitar yang bikin semangat, kan? No offense, musik pop juga asik kok buat joget.
Mengapa Rock Tetap Relevan di Era Digital?
Dari segi ekonomi, rock selalu punya basis penggemar yang solid. Konser rock selalu ramai, bahkan sebelum revival ini. Tiket tur arena Sleep Token, misalnya, ludes terjual dalam hitungan jam. Gila, nggak tuh?
“Rock mungkin nggak selalu cool, tapi konsisten,” kata Storch. Penggemar rock lebih setia dan merasa jadi bagian dari komunitas. Mereka nggak cuma dengerin musik, tapi juga nge-fans sama vibe-nya.
Orang pengen lebih dari sekadar pop. Mereka pengen kedalaman. Dan ada banyak artist yang sudah membangun karier mereka bertahun-tahun, saling mendukung satu sama lain. Support system di dunia rock emang kuat banget!
Masa Depan Rock: Apa yang Bisa Kita Harapkan?
Kebangkitan rock ini bukan cuma fenomena sesaat. Ini adalah bukti bahwa musik yang bagus akan selalu menemukan pendengarnya. Dengan adanya platform streaming, band-band baru punya kesempatan lebih besar untuk dikenal.
Jadi, buat kalian yang kangen sama suara gitar yang melengking atau lirik yang deep, jangan khawatir. Rock is back, baby! Siap-siap dengerin band-band baru yang bakal bikin kalian ternganga.
Intinya? Jangan pernah meremehkan kekuatan musik rock. Genre ini mungkin pernah dianggap ketinggalan zaman, tapi sekarang, rock siap untuk mendobrak batasan dan menggebrak panggung musik dunia. Rock on!