Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Hidden Cameras: Dari Indie Boy Jadi Bad Boy Lewat Musik Elektro Berlin yang Meditatif

CIFTIS: Siswa Indonesia Promosikan Budaya, Banggakan Negeri

Rolls Phantom: 100 Tahun Ikon, Apa Artinya Bagi Generasi Muda?

Oke, siap! Mari kita buat artikel tentang keajaiban Rolls-Royce klasik yang dihadirkan di Goodwood Revival, dengan gaya yang sesuai untuk Gen Z dan Millennials Indonesia. Siapkan kopi atau teh, karena ini akan jadi perjalanan yang menyenangkan!

Rolls-Royce Klasik di Goodwood Revival: Lebih Tua, Lebih Menggoda?

Jika dompetmu menangis setiap kali melihat harga mobil baru, mungkin ini saatnya melirik ke belakang. Goodwood Revival baru-baru ini menampilkan deretan Rolls-Royce klasik yang bukan cuma sekadar mobil, tapi juga kapsul waktu yang bisa bikin kamu merasa seperti baru keluar dari film The Great Gatsby. Jadi, lupakan sejenak cicilan KPR dan mari kita menyelami dunia kemewahan otomotif zaman dulu!

Phantom of Love: Ketika Interior Lebih Mahal dari Rumah

Salah satu bintang pameran adalah ‘Phantom of Love’, Rolls-Royce Phantom I yang dibuat khusus sebagai hadiah dari Clarence Gasque untuk istrinya. Mobil ini seperti bukti nyata bahwa cinta memang butuh pengorbanan… dan banyak uang! Interiornya terinspirasi dari langit-langit V&A Museum, lengkap dengan lukisan tangan malaikat kecil bermain panah di tengah taman bunga musim panas. Dashboard modern Phantom? Kalah jauh!

Bayangkan saja, joknya bukan dari kulit biasa, tapi sofa yang dilapisi permadani Prancis mewah seharga £500 pada tahun 1926. Harga segitu setara dengan sebuah rumah kecil pada masa itu. Jadi, lain kali kamu merasa bersalah karena membeli kopi kekinian, ingatlah bahwa setidaknya kamu tidak menghabiskan uang sebanyak itu untuk permadani mobil. Minuman? Bukan cuma sekadar kulkas kecil, tapi dispenser minuman ala Buckingham Palace dengan gelas kristal, botol kristal, dan cawan perak. Dijamin, minum es teh pun terasa seperti minum sampanye!

Awalnya, interior flamboyan ini kontras dengan eksterior hitam Rolls-Royce yang elegan. Tapi, pemilik keduanya menambahkan sentuhan unik dengan motif anyaman rotan palsu di bagian bawah mobil, roda berwarna jerami, dan garis karakter di kap mesin. Mobil ini sempat menghilang dan ditemukan di tempat penjualan mobil bekas di Jepang sebelum akhirnya kembali ke Inggris pada tahun 2002. Perjalanan yang lebih seru dari The Amazing Race, bukan?

Phantom II: Lebih Halus, Lebih Menggoda

Di samping ‘Phantom of Love’, ada Phantom II yang lebih kalem tapi tetap mempesona. Garis desainnya bahkan lebih menakjubkan daripada pendahulunya. Phantom II adalah inovasi pada masanya, dengan mesin 7.7 liter enam silinder segaris yang ditingkatkan dari Phantom I, serta sasis dengan pegas semi-elliptical yang meningkatkan kenyamanan berkendara. Mungkin ini cikal bakal suspensi udara yang kita nikmati sekarang?

Phantom II ini dipesan oleh industrialis Amerika, A.Y. Gowen, sebagai transportasi pribadinya di Eropa. Fitur uniknya termasuk visor matahari berwarna kuning dan sunroof. Kabin pengemudinya juga tertutup, mirip dengan Rolls-Royce modern yang sering kita lihat. Jadi, bisa dibilang, ini adalah kakek buyut dari mobil-mobil mewah masa kini.

Phantom III dan IV: Inovasi dan Sentuhan Kerajaan

Phantom III punya sesuatu yang akan kamu kenali dari Rolls-Royce modern: mesin V12! Meskipun Rolls-Royce kemudian menggunakan mesin V8, pada tahun 1936, mesin V12 adalah satu-satunya cara untuk menghasilkan tenaga yang cukup signifikan. Phantom III menghasilkan 162PS (119kW), jauh lebih besar dari 122PS (89kW) yang dihasilkan Phantom II. Menariknya, versi pengembangan Phantom III diberi kode nama Spectre – nama yang sama dengan mobil listrik terbaru Rolls-Royce. Apakah ini pertanda dari masa depan otomotif?

Sementara semua model Rolls-Royce pernah digunakan oleh keluarga kerajaan, Phantom IV adalah satu-satunya yang dibuat khusus untuk tugas kerajaan Inggris. Kabinnya luas dan jendelanya besar agar masyarakat bisa melihat sekilas kepala negara mereka. Uniknya, mobil ini menggunakan transmisi manual. Konon, Ratu (yang saat itu masih seorang putri) lebih percaya pada kemampuan mengemudi sopirnya daripada transmisi otomatis pada masa itu. Remnya pun menggunakan cakram ‘super silent’ yang dirancang khusus oleh Rolls-Royce. Jadi, bukan cuma mewah, tapi juga canggih pada zamannya!

Phantom IV ini ada berkat Duke of Edinburgh, yang terkesan dengan mesin Rolls-Royce di Bentley yang ia coba. Ia kemudian meminta dibuatkan mobil yang bisa mengakomodasi mesin tersebut. Kursi pengemudi dimodifikasi khusus untuk mengakomodasi tubuh Duke yang setinggi enam kaki. Ini adalah bukti bahwa permintaan khusus dari keluarga kerajaan bisa menghasilkan karya yang luar biasa.

Phantom IV terakhir yang dipamerkan di Goodwood Revival adalah mobil yang dipesan oleh Lord Marks, ketua Marks & Spencer, pada tahun 1964. Mobil ini dilapisi kulit Connolly, dengan meja piknik dan lemari koktail berlapis walnut. Tempat yang ideal untuk bersantai setelah seharian menikmati keseruan Revival.

Lebih dari Sekadar Mobil: Warisan yang Memukau

Rolls-Royce klasik di Goodwood Revival bukan hanya sekadar mobil tua. Mereka adalah karya seni berjalan, bukti kemewahan abadi, dan jendela ke masa lalu. Jadi, lain kali kamu merasa bosan dengan mobil modern yang itu-itu saja, ingatlah bahwa ada dunia mobil klasik yang siap memukau dan menginspirasi. Siapa tahu, mungkin suatu hari nanti kamu bisa memiliki salah satunya!

Previous Post

Larry Carlton: Dampak Mundurnya dari Sesi John Lennon

Next Post

Karir Melejit: Pertanyaan Penting VP Google Sebelum Pindah Kerja

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *