Siap-siap kecewa? Generasi terbaru Nintendo Switch, yang digadang-gadang bakal mengatasi masalah lagging di konsol sebelumnya, ternyata punya "kejutan" lain. Bukan soal performa, tapi… desain kemasan gamenya. Ya, serius. Kita semua berharap gameplay lebih mulus, grafis lebih ciamik, tapi box art malah bikin garuk-garuk kepala. Apakah ini pertanda kiamat visual atau cuma selera desain yang kurang pas? Mari kita bedah!
Kemasan Game Nintendo Switch 2: Sebuah Tragedi Visual?
Banyak yang bilang era fisik sudah lewat, semua serba digital. Tapi, tunggu dulu! Masih banyak lho yang hobi koleksi physical game boxes. Selain jadi pajangan keren, juga jadi bukti kalau kamu gamer sejati. Bayangkan, tamu datang, lihat koleksi game kamu, langsung tahu kamu punya selera tinggi… atau setidaknya punya banyak waktu dan uang. Tapi, kalau desain kemasannya bikin sakit mata, bagaimana?
Nah, di sinilah masalahnya. Beberapa mock-up kemasan game Switch 2 yang beredar justru bikin khawatir. Alih-alih elegan dan menarik, desainnya malah terkesan… meh. Bukan salah key art atau para seniman, tapi tata letak dan overall design kemasan itu sendiri. Bisa dibilang, potensi jadi pajangan estetik di rak koleksi kamu menurun drastis. Ini seperti beli mobil sport tapi dikasih ban serep ukuran mini. Fungsi jalan, tapi penampilannya… sad.
Untuk memahami problematikanya, mari kita bandingkan langsung. Misalnya, Pokemon Legends Z-A yang rencananya rilis untuk Switch dan Switch 2. Desain kemasan Switch versi pertama, simpel dan bersih. Logo Nintendo Switch kecil di pojok, fokus pada key art utama. Sementara, Switch 2? Well, mari kita bilang itu… "berani".
Merah Menyala, Tapi Kurang Mempesona?
Kotak game Nintendo Switch generasi sebelumnya memiliki desain yang bersih dengan logo Nintendo Switch berwarna merah kecil di sudutnya. Kotak game Switch 2 tampaknya akan berwarna merah seluruhnya. Tidak ada yang salah dengan warna yang berani, tetapi di sinilah masalahnya, logo Nintendo Switch 2 di bagian atas memakan banyak ruang. Desain banner-nya terlalu besar, sehingga key art game harus diperkecil.
Akibatnya, artwork jadi terkesan off-center dan kurang maksimal. Contohnya, lagi-lagi, Legends Z-A. Desain kemasannya jadi terlihat aneh dan kurang menarik. Bahkan game-game eksklusif Nintendo sendiri, seperti Mario Kart World, ikut "berkorban" demi banner Switch 2 yang mendominasi. Ini seperti pakai baju dengan logo merek terlalu besar. Orang jadi lebih fokus ke logonya daripada bajunya sendiri.
Bandingkan dengan kompetitor. Xbox dan PlayStation punya desain banner yang lebih minimalis, tetap informatif tapi tidak mengganggu visual utama. Mungkin karena desain kemasan Switch 2 yang lebih tipis, banner-nya jadi terlihat lebih besar secara proporsional. Alhasil, efeknya mengingatkan pada… drum roll please… kemasan used game di GameStop!
Kamu ingat kan, kalau kemasan used game hilang, mereka akan menggantinya dengan printout seadanya di kotak generik? Nah, kesan itulah yang muncul dari desain kemasan Switch 2. Kalau itu used game, masih bisa dimaklumi. Tapi, kalau game baru seharga 80 dolar? Ouch. Kesan yang kurang premium ini bisa jadi masalah besar, terutama bagi para kolektor.
Reaksi Netizen: #RIPDesainKemasan
Ternyata, bukan cuma saya yang merasa desain kemasan Switch 2 kurang oke. Di Reddit, khususnya di subforum graphic design, ramai dibahas soal banner Nintendo Switch 2 yang "terlalu besar". Banyak yang memberikan ide-ide kreatif untuk mendesain ulang kemasannya agar lebih menarik dan proporsional. Ini menunjukkan bahwa kekecewaan terhadap desain kemasan ini cukup luas.
Tentu saja, performa game jauh lebih penting daripada desain kemasan. Legends Z-A mungkin terlihat lebih keren di rak koleksi kamu dengan kemasan Switch versi pertama, tapi performanya pasti lebih baik di Switch 2. Pada akhirnya, kita semua ingin frame rate yang stabil dan gameplay yang lancar, kan? Tapi, bukan berarti desain kemasan bisa diabaikan begitu saja.
Desain kemasan yang menarik bisa meningkatkan nilai sebuah produk secara keseluruhan. Bayangkan beli album musik dengan cover art yang jelek. Lagunya mungkin bagus, tapi pengalaman memilikinya jadi kurang memuaskan. Begitu juga dengan game. Desain kemasan yang keren bisa menambah hype dan kepuasan saat membelinya.
Walaupun begitu, saya masih berharap desain kemasan Switch 2 yang final nanti tidak seburuk mock-up yang beredar. Mungkin ada perubahan kecil yang bisa membuat perbedaan besar. Atau mungkin juga kita semua akan terbiasa dengan desain baru ini. Siapa tahu? Tapi, untuk saat ini, saya lebih memilih menunggu dan melihat daripada langsung pre-order Switch 2 di hari peluncuran.
Apakah Ini Akhir Era Kemasan Game yang Indah?
Semoga saja tidak. Kita semua berharap Nintendo mendengarkan masukan dari para gamer dan mendesain ulang kemasan game Switch 2 agar lebih menarik dan estetik. Kalau tidak, mungkin kita harus mulai belajar bikin custom box art sendiri. Atau, yang lebih ekstrim, beralih sepenuhnya ke digital download. Tapi, jujur saja, rasanya kurang afdol kalau tidak bisa memajang koleksi game di rak.
Jadi, intinya? Nintendo, tolonglah perhatikan desain kemasan game Switch 2. Jangan sampai hardware sudah canggih, tapi software-nya (dalam hal ini, desain kemasan) malah bikin kecewa. Karena, at the end of the day, kita semua ingin punya game yang tidak hanya seru dimainkan, tapi juga enak dipandang. Desain yang baik itu penting, bahkan untuk kemasan game sekalipun. Jangan sampai kita menyesal karena artwork yang kurang maksimal, padahal gamenya sendiri gameplay-nya oke banget.