Siapa yang bilang bikin biopic itu gampang? Ternyata, memerankan seorang legenda musik, apalagi drummer legendaris seperti Ringo Starr, butuh lebih dari sekadar rambut gondrong dan senyum khas. Zak Starkey, putra dari sang legenda sendiri, punya beberapa saran "pedas" buat Barry Keoghan, aktor yang akan memerankan ayahnya di biopic mendatang.
Bukan rahasia lagi kalau biopic musisi lagi hype banget. Dari Bohemian Rhapsody sampai Rocketman, kita seolah dimanjakan dengan kisah hidup para idola yang diangkat ke layar lebar. Tapi, bisakah kita benar-benar menangkap esensi seorang Ringo Starr? Pertanyaan ini yang mungkin sedang berkecamuk di benak Barry Keoghan, dan tentunya, Zak Starkey.
Ringo Starr, bukan sekadar drummer biasa. Ia adalah jantung dari The Beatles, band yang mengubah lanskap musik dunia. Gayanya yang unik, kepribadian yang karismatik, dan kontribusinya dalam menciptakan sound khas The Beatles menjadikannya ikon yang sulit ditiru. Jadi, bayangkan tekanan yang dirasakan Keoghan!
Barry Keoghan sendiri sudah berusaha keras. Ia bahkan bertemu langsung dengan Ringo Starr untuk mempelajari teknik bermain drum dan gerak-geriknya. Tapi, kata Starkey, it ain't gonna be easy. Mengimitasi bisa, tapi menghidupkan jiwa Ringo, itu perkara lain. No pressure, Barry, no pressure.
"Hidung Karet Raksasa" dan Charisma Ala Ringo: PR Besar Keoghan
Menurut Zak Starkey, kunci utama memerankan Ringo Starr adalah… hidung karet raksasa? Well, mungkin ini hanya candaan khas Starkey. Tapi, di balik candaan itu, tersirat pesan penting: Keoghan harus mampu menangkap esensi fisik dan, yang lebih penting, kepribadian Ringo Starr. "Dia tidak mirip ayahku sama sekali, ya kan?" ujar Starkey dalam wawancaranya. Ouch!
Starkey menekankan bahwa ayahnya adalah sosok yang menjual The Beatles ke Amerika. Maksudnya, karisma Ringo yang unik mampu memikat jutaan penggemar di seluruh dunia. Keoghan harus bisa menghadirkan aura itu di layar lebar. Ini bukan sekadar menirukan ketukan drum, tapi juga menghidupkan kepribadian yang membuat Ringo Starr begitu dicintai.
Jadi, apa yang bisa dilakukan Keoghan? Pertama, lupakan imitasi mentah-mentah. Kedua, fokus pada menangkap esensi Ringo Starr sebagai manusia. Ketiga, mungkin pertimbangkan saran Starkey tentang hidung karet. Just kidding!
Siapa Bisa Menyamai Kehebatan Ringo Starr di Balik Drum?
"Tidak ada yang bisa bermain seperti ayahku," tegas Starkey. Wow, pernyataan yang sangat kuat. Starkey bahkan menyebut Ringo Starr sebagai drummer rock ‘n' roll terhebat di dunia, bahkan lebih baik dari dirinya di masa lalu. That's high praise!
Pernyataan ini bukan sekadar bentuk cinta anak kepada ayahnya. Ada kebenaran di baliknya. Gaya bermain drum Ringo Starr memang unik dan khas. Ia tidak hanya sekadar memukul drum, tapi juga berkomunikasi melalui ritme dan ketukan. Ia menambahkan rasa dan warna pada musik The Beatles yang tak ternilai harganya.
Keoghan mungkin bisa mempelajari teknik bermain drum Ringo Starr. Tapi, bisakah ia menangkap jiwa di balik setiap ketukan? Bisakah ia menghadirkan feeling dan emosi yang sama? Inilah tantangan terbesar yang harus dihadapinya.
Menanti The Beatles Biopic: Sebuah Proyek Ambisius
Biopic Ringo Starr adalah bagian dari proyek ambisius: empat biopic yang masing-masing menceritakan kisah hidup John Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr. Film-film ini dijadwalkan rilis selama empat akhir pekan berturut-turut di bulan April 2028.
Harris Dickinson akan memerankan John Lennon, Paul Mescal sebagai Paul McCartney, dan Joseph Quinn sebagai George Harrison. Dengan jajaran aktor yang bertabur bintang, biopic The Beatles sangat dinantikan oleh para penggemar di seluruh dunia.
Proyek ini menjanjikan sebuah perjalanan mendalam ke dalam kehidupan dan karier para anggota The Beatles. Kita akan menyaksikan kisah mereka dari awal mula, perjalanan menuju ketenaran, hingga perpecahan yang menyedihkan. Get ready for a rollercoaster of emotions!
Lebih dari Sekadar Biopic: Merayakan Warisan The Beatles
Biopic ini bukan hanya sekadar film. Ini adalah perayaan warisan The Beatles, band yang telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. Ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan musik mereka kepada generasi baru dan mengingatkan generasi lama tentang betapa hebatnya mereka.
The Beatles bukan hanya band, tapi juga fenomena budaya. Mereka mengubah cara orang berpikir, berpakaian, dan bermusik. Mereka adalah simbol pemberontakan, inovasi, dan kreativitas. Warisan mereka akan terus hidup selamanya.
Jadi, mari kita nantikan biopic ini dengan harapan dan antisipasi. Semoga film ini mampu menghidupkan kembali keajaiban The Beatles dan menginspirasi kita semua untuk mengejar mimpi kita. Siapa tahu, mungkin setelah menonton film ini, kita semua akan terinspirasi untuk membentuk band sendiri (dengan atau tanpa hidung karet).
Kisah The Beatles lebih dari sekadar musik; ini adalah tentang persahabatan, kreativitas, dan pengaruh. Biopic ini diharapkan menangkap esensi tersebut, tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai penghormatan kepada warisan abadi mereka.
Intinya? Barry Keoghan punya tugas berat di pundaknya. Dia bukan hanya memerankan seorang drummer, tapi juga seorang ikon. Semoga sukses, Barry! Dan Zak, terima kasih atas sarannya yang jujur (dan sedikit lucu).