Dark Mode Light Mode

Seratus Baris Kode Mungkin Selamatkan Perusahaan dari Kebangkrutan

Pernah nggak sih ngerasa kayak lagi main game yang nasib developer-nya juga ikut dipertaruhin? Nah, itu dia yang terjadi sama The Hundred Line: Last Defense Academy dari Too Kyo Games. Game ini bukan cuma soal strategi dan visual novel, tapi juga tentang kelangsungan hidup studionya sendiri. Kabar baiknya? Kayaknya mereka survive, bahkan mau bikin ekspansi! Mari kita bahas lebih dalam.

Kisah di Balik Layar: Dari Nyaris Bangkrut Sampai Ekspansi?

Awalnya, Kazutaka Kodaka, salah satu co-creative director, terus terang bilang kalau game ini harus sukses. Kalau enggak, Too Kyo Games bisa bangkrut karena utang yang numpuk. Dua setengah bulan dan word of mouth positif kayaknya cukup buat narik mereka dari jurang kehancuran. Bahkan, sekarang mereka berencana nambahin route baru ke alur cerita yang udah kompleks itu. Gokil, kan?

Too Kyo Games didirikan tahun 2017 setelah Kodaka dan Kotaro Uchikoshi cabut dari Spike Chunsoft, pasca kesuksesan Danganronpa dan Zero Escape. The Hundred Line ini kerasa banget kayak gabungan gaya kreatif mereka berdua. Ada elemen social sim ala Danganronpa, terus bagian keduanya kayak Zero Escape yang dikasih power-boost, dengan alur bercabang yang bisa menghasilkan 100 ending.

Proyek ambisius ini butuh lima tahun pengembangan dan bantuan finansial buat kelar. Sekarang, Kodaka bilang gamenya laku lumayan, dan dia nggak ngelihat kebangkrutan sebagai masa depan yang serius buat perusahaannya. Kita doakan yang terbaik ya gaes.

The Hundred Line: Gameplay dan Ambisi yang Nggak Main-Main

The Hundred Line dimulai dengan struktur visual novel yang standar. Kamu main sebagai sekelompok anak SMA yang harus mempertahankan akademi dari invasi alien. Tujuannya? Melindungi senjata yang disembunyikan di dalam dindingnya – kunci kelangsungan hidup manusia – selama 100 hari. Kedengarannya kayak plot anime klise, tapi tunggu dulu.

Setelah tiga bulan lebih, ada kejadian yang bikin game-nya pecah jadi banyak jalur cerita yang berbeda. Setiap jalur ditangani sama penulis yang beda-beda. Hasilnya, setiap route punya ciri khasnya masing-masing. Ada satu route yang ngebongkar semua kebenaran game-nya, tapi kamu harus pinter-pinter nyarinya.

Setiap route punya banyak ending, ada yang jelas-jelas “kesimpulan” ada juga yang kayak “akhir buruk”. Dari arah liar yang ditempuh beberapa route ini, kayaknya nggak ada batasan genre dan tone buat The Hundred Line. Jadi, kalau studionya narik penulis dari berbagai kalangan, game-nya bisa terus fresh selama bertahun-tahun.

Ambisi ala Live Service Game? Kok Bisa?

Kodaka pengen memperpanjang umur The Hundred Line selama satu dekade lagi dengan nambahin alur cerita baru lewat patch dan ekspansi. Kedengarannya kayak live service game, ya? Dia bahkan pengen game-nya jadi kayak Cyberpunk 2077 atau Grand Theft Auto Online. “Saya pengen ini jadi open world-nya game scenario,” kata Kodaka.

Gimana caranya? Dengan menambahkan konten secara berkala, terus memperbarui gameplay, dan ngejaga komunitas tetap terlibat. Ini bukan cuma soal nambahin cerita baru, tapi juga tentang ngebangun game yang terus berkembang dan beradaptasi sama selera pemain.

Strategi SEO: Mencari Ending yang Paling Optimal

Buat yang penasaran dan pengen explore lebih dalam, jangan lupa search dengan keyword seperti:

  • The Hundred Line: Last Defense Academy: Keyword utama buat nyari informasi umum.
  • Too Kyo Games: Buat nyari tahu tentang developer-nya.
  • Visual Novel Tactical RPG: Kalau kamu nyari game dengan genre serupa.
  • Kazutaka Kodaka: Kalau penasaran sama karya-karya lainnya.
  • Gameplay The Hundred Line: Untuk review dan walkthrough.
  • Ending The Hundred Line: Cari tahu semua ending dan cara mendapatkannya.

The Hundred Line: Lebih dari Sekadar Game

The Hundred Line bukan cuma sekadar game, tapi juga cerminan dari ambisi, kerja keras, dan keberanian buat ngambil risiko. Dari nyaris bangkrut sampai rencana ekspansi ambisius, perjalanan Too Kyo Games ini bener-bener inspiratif.

Jadi, kalau kamu lagi nyari game yang beda dari yang lain, dengan cerita yang kompleks, gameplay yang menantang, dan dukungan dari developer yang bener-bener passionate, The Hundred Line: Last Defense Academy mungkin bisa jadi pilihan yang tepat. Siapa tahu, kamu bisa nemuin ending yang paling optimal buat diri kamu sendiri.

Game ini buktiin kalau dengan ide kreatif dan kerja keras, mimpi itu bisa jadi kenyataan. Bahkan, bisa jadi kenyataan yang lebih besar dari yang kita bayangin.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Kasus Korupsi Chromebook Rp 9,9 Triliun, Kantor Diserbu Kejagung

Next Post

Desain Ramping Google Phone Mulai Hadir di Indonesia: Pengalaman Pengguna Lebih Baik