Wah, dunia esports memang penuh kejutan ya. Ibaratnya, baru kemarin rasanya kita lihat tim ini berjaya, eh, sekarang sudah ada tantangan baru lagi. Tapi justru di situlah serunya!
BLG Terjungkal di MSI 2025: Apa yang Terjadi?
Bilibili Gaming (BLG), salah satu tim League of Legends unggulan dari Tiongkok, harus menelan pil pahit kekalahan di Mid-Season Invitational (MSI) 2025. Kegagalan ini tentu menjadi pukulan telak, mengingat ekspektasi yang tinggi setelah performa gemilang mereka di tahun-tahun sebelumnya. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah ini akhir dari dominasi BLG, atau hanya sekadar batu sandungan yang akan membuat mereka semakin kuat? Mari kita bedah lebih dalam.
Perjalanan BLG di MSI 2025 memang tidak semulus yang diharapkan. Sempat digadang-gadang sebagai salah satu kandidat juara, mereka justru tersingkir lebih awal. Kekalahan ini tentu menyisakan banyak pertanyaan, terutama bagi para penggemar yang setia mendukung mereka. Faktor roster swap dan kurangnya waktu adaptasi disebut-sebut menjadi salah satu penyebab performa kurang maksimal ini.
Knight Buka Suara: Antara Penyesalan dan Optimisme
Zhuo “Knight” Ding, midlaner andalan BLG, akhirnya buka suara mengenai kekalahan timnya di MSI 2025. Dalam sebuah wawancara eksklusif, Knight mengakui bahwa ada banyak penyesalan yang dirasakan setelah turnamen tersebut. Kekalahan di game pertama, khususnya, sangat memukul moral tim dan mempersulit mereka untuk bangkit di game-game berikutnya. “Kami melakukan beberapa kesalahan mekanis di sana-sini, dan saya sangat sedih dengan hasilnya,” ungkapnya.
Meskipun dilanda kekecewaan, Knight tetap menunjukkan sikap optimis. Ia percaya bahwa timnya memiliki potensi untuk bangkit dan kembali bersaing di level tertinggi. Kehadiran Yang “Beichuan” Ling dalam tim juga memberikan dampak positif, meskipun masih membutuhkan waktu untuk membangun sinergi yang solid. “Chemistry itu penting, guys! Ibarat bumbu masak, kalau kurang pas, ya kurang nendang,” celetuknya.
Knight juga menepis anggapan bahwa kegagalan BLG di MSI 2025 sepenuhnya disebabkan oleh Beichuan. Menurutnya, sebagai pemain yang lebih berpengalaman, ia dan anggota tim lainnya seharusnya mampu memberikan dukungan dan arahan yang lebih baik kepada jungler muda tersebut. “Tanggung jawabnya bukan di dia, tapi di kami berempat. Kami harus bisa carry,” tegasnya.
Evaluasi Performa: Momentum Itu Relatif
Menurunnya performa BLG setelah Worlds 2024 Finals juga menjadi sorotan. Knight menjelaskan bahwa momentum dan performa memang bersifat fluktuatif. Sangat sulit untuk mempertahankan level permainan yang konsisten sepanjang waktu. Meskipun sempat kesulitan di awal tahun, ia berharap potensi timnya akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan kerja keras. “Kayak roda berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Yang penting tetap semangat kayuh!”
Soal Fearless Draft, Knight menolak anggapan bahwa sistem ini menjadi penyebab kekalahan BLG. Menurutnya, semua tim memulai dengan basis yang sama dan beralih ke Fearless Draft secara bersamaan. Jadi, sistem ini bukanlah alasan pembenaran atas performa buruk mereka. Ini menunjukkan sikap profesional Knight yang enggan mencari kambing hitam atas kegagalan timnya.
Sebagai seorang veteran di dunia esports, Knight mengaku sudah kenyang asam garam pengalaman. Ia pernah mengalami masa-masa sulit yang lebih buruk daripada ini. Oleh karena itu, ia tidak menganggap kekalahan di MSI 2025 sebagai akhir dari segalanya. Ia tetap percaya pada potensi timnya dan siap untuk menghadapi tantangan yang ada di depan mata. “Hidup itu roller coaster, bro! Nikmati saja setiap tikungannya,” ujarnya dengan nada santai.
Anyone’s Legend: Ancaman Serius di Panggung Dunia?
Knight juga memberikan pandangannya mengenai Anyone’s Legend (AL), tim yang berhasil mengalahkan BLG di MSI 2025. Ia mengakui bahwa AL memiliki tempo permainan yang sangat baik dan mampu melakukan snowballing dengan efektif. Sinergi dan koordinasi mereka di dalam game juga sangat solid, membuat AL menjadi lawan yang sangat sulit untuk dihadapi. “Tempo permainan mereka itu lho, bikin pusing! Kayak ngejar diskonan flash sale,” candanya.
Bahkan, Knight tidak ragu untuk menyebut AL sebagai salah satu kandidat kuat juara MSI 2025. Ia percaya bahwa AL memiliki potensi dan peluang besar untuk membawa pulang gelar juara ke LPL (Liga Pro League of Legends Tiongkok). Hal ini menunjukkan rasa hormat Knight terhadap lawannya dan pengakuan atas kemampuan AL sebagai tim yang patut diperhitungkan.
Bangkit dari Keterpurukan: Masa Depan BLG
Meskipun harus menerima kenyataan pahit tersingkir dari MSI 2025, BLG tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan. Mereka harus segera berbenah diri, mengevaluasi kesalahan, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi musim panas (Summer Season) yang akan datang.
Salah satu kunci untuk bangkit dari keterpurukan adalah dengan terus membangun sinergi tim dan meningkatkan komunikasi antar pemain. Kehadiran Beichuan sebagai jungler baru membutuhkan waktu adaptasi, dan dukungan dari pemain-pemain senior seperti Knight sangatlah penting.
Selain itu, BLG juga perlu mempelajari dan beradaptasi dengan meta permainan yang terus berkembang. Dengan menganalisis strategi tim-tim lain dan menemukan counter yang efektif, BLG dapat meningkatkan peluang mereka untuk meraih kemenangan di masa depan.
Kekalahan di MSI 2025 memang menyakitkan, tetapi juga bisa menjadi pelajaran berharga bagi BLG. Dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat pantang menyerah, BLG memiliki potensi untuk kembali menjadi tim yang dominan dan meraih gelar juara di masa depan.
Intinya, kegagalan bukan akhir dari segalanya. Kegagalan adalah bahan bakar untuk menjadi lebih baik. Jadi, tetap semangat, BLG! Kami percaya kalian bisa bangkit lebih kuat.