Dark Mode Light Mode

Sheep Esports – MKOI Alvaro: Secara kemampuan setara tim terbaik, mental kami belum siap

Yakin Gak Grogi Lawan Jagoan League of Legends dari Asia?

MSI 2025 memang keras, kayak kehidupan pas tanggal tua. Tim-tim jagoan dari seluruh dunia unjuk gigi, tapi ada juga yang harus angkat koper duluan. Salah satunya Movistar KOI, yang harus mengakui keunggulan CFO. Tapi, di balik kekalahan itu, ada pelajaran berharga, terutama soal mentalitas. Gimana sih rasanya menghadapi tim-tim dari major region kayak LPL dan LCK? Apakah benar ada semacam mental block yang menghantui tim-tim Barat?

Mentalitas Baja: Kunci Sukses di Arena League of Legends

Menurut Álvaro “Alvaro” Fernández del Amo, support dari Movistar KOI, mentalitas itu krusial. Selama MSI, timnya mengalami banyak peningkatan, terutama dalam strategi dan gameplay. Secara individu, mereka merasa mampu bersaing dengan yang terbaik, tapi mentalitas mereka belum cukup siap. “Kami really scared,” ujarnya jujur.

Rasa takut dan keraguan itu yang akhirnya menghambat performa mereka. Dalam game terakhir melawan CFO, Alvaro mengakui bahwa lawannya bermain sangat baik dengan game plan yang matang. Late invade mereka berhasil memutus resource di botlane, membuat KOI kesulitan mengembangkan permainan.

Confidence: Datang dan Pergi, Tapi Strategi Harus Tetap Ada

Keyakinan diri itu kayak Wi-Fi, kadang kencang, kadang lemot. Alvaro menekankan pentingnya mengelola emosi, termasuk frustrasi. Frustrasi bisa jadi pisau bermata dua; bisa bikin makin terpuruk, tapi juga bisa jadi motivasi untuk bangkit. Dia sendiri mengaku tak pernah merasa stuck atau ragu untuk melakukan engage, bahkan saat timnya tertinggal.

Namun, secara kolektif, tim KOI terlihat kurang berani mengambil inisiatif saat berada di posisi underdog. “Saya bisa melihat bahwa tim kami bermain dengan penyesalan,” kata Alvaro. Dia sendiri berusaha bermain tanpa penyesalan, memberikan yang terbaik dalam setiap momen.

Draft Pick: Bukan Sekadar Pilih Champion

Draft pick itu kayak milih menu makan malam. Salah pilih, bisa berabe. Di game kedua, KOI mencoba pendekatan draft yang lebih agresif di early game. Menurut Alvaro, draft tersebut disiapkan oleh para coach, dan dia sendiri tidak keberatan. Tapi, momen krusial terjadi ketika CFO melakukan play di botlane dengan portal Bard dan mendapatkan double kill. Itu membuat permainan menjadi jauh lebih sulit bagi KOI.

Soal pemilihan Karma, Alvaro menjelaskan bahwa dia menganggap Karma sangat kuat jika dipasangkan dengan Caitlyn di botlane. Awalnya, dia mempertimbangkan Rell karena champion itu cocok dengan gaya bermain timnya, tapi dia khawatir lawan akan membalas dengan Poppy. Dia juga mengungkapkan bahwa sebenarnya dia menyarankan untuk memilih Poppy di second rotation atau mem-ban Lucian dan membiarkan Kalista terbuka agar dia bisa memilih engage champion. Namun, pada akhirnya, dia mengakui bahwa kekalahan mereka bukan semata-mata karena draft.

EMEA: Kuat di Scrim, Kurang di Official?

EMEA (Eropa, Timur Tengah, dan Afrika) sering disebut sebagai region terlemah. Baik KOI maupun G2 sama-sama tersingkir di babak awal lower bracket. Alvaro mengakui bahwa performa mereka di official berbeda dengan yang mereka tunjukkan di scrim. Namun, dia menekankan perlunya kerja keras untuk meningkatkan diri sebagai region.

Dia juga optimis bahwa pengalaman di ajang internasional akan membantu mereka menjadi lebih baik dan lebih siap di masa depan. Dengan adanya EWC dan Worlds, persaingan di Eropa semakin ketat, yang diharapkan bisa memacu perkembangan region tersebut.

Semua Region Sama Kuat?

Alvaro berpendapat bahwa setiap region memiliki kekuatan masing-masing. Dia mencontohkan CFO yang berhasil memaksa T1 bermain hingga game kelima. Dia juga menyoroti bahwa keberagaman region yang bersaing di ajang internasional itu sangat menarik. Dulu, persaingan hanya didominasi oleh LCK dan LPL, tapi sekarang region lain juga semakin menunjukkan potensi mereka.

Meski KOI hanya mampu finis di posisi 7-8, Alvaro yakin bahwa kesenjangan antara region semakin tipis. Setiap region saling memacu untuk menjadi lebih baik.

Fokus Pembenahan untuk Summer Split

Menjelang Summer Split, Alvaro menyadari bahwa timnya perlu fokus pada banyak hal. Salah satunya adalah perbaikan dalam lane assignment. Dia mencontohkan momen ketika mereka melakukan lane swap Sivir-Alistar ke Sion, padahal seharusnya bisa melawan Ezreal-Leona di botlane. Dia menjelaskan bahwa lane swap itu dilakukan untuk mendapatkan grubs dan menghindari punishment di botlane. Meski lane assignment mereka masih perlu banyak perbaikan, mereka terus mempelajari dan menganalisis strategi lawan, termasuk lane swap.

Pengalaman di MSI memberikan banyak pelajaran berharga bagi timnya. Alvaro yakin bahwa pengalaman ini akan membuat mereka lebih percaya diri dan nyaman di kesempatan berikutnya. Dia juga menegaskan bahwa pengalaman bukanlah satu-satunya masalah, karena mereka memiliki masalah lain yang perlu diatasi.

Lawan Asia? Jangan Takut!

Banyak yang bilang ada semacam mental block saat tim-tim Barat menghadapi tim-tim dari Asia, terutama bagi para pemain veteran yang sering kalah dari mereka. Tapi, Alvaro punya pandangan berbeda. “Saya tidak merasa takut,” tegasnya. Baginya, semua pemain itu manusia, dan semua orang bisa melakukan kesalahan. Kalau sudah takut duluan, berarti sudah kalah sebelum bertanding.

Dia juga tidak merasa inferior terhadap pemain lain. Dia mengakui bahwa dia menghormati pemain seperti Keria, tapi dia tidak look up to siapa pun. Sebagai seorang kompetitor, dia ingin mengalahkan siapa pun yang menjadi lawannya.

Pesan untuk Fans

Di akhir wawancara, Alvaro menyampaikan terima kasih kepada para fans yang terus mendukung mereka setelah kekalahan yang pahit. Dia mengakui bahwa kekalahan itu sangat menyakitkan bagi timnya. Dia berharap para fans tetap mendukung tim-tim yang masih berjuang di MSI. Sampai jumpa lagi!

Jangan pernah biarkan rasa takut menghantuimu, terutama saat main ranked. Ingat, yang penting happy!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Prabowo torehkan sejarah emas diplomasi RI-Saudi: Implikasi strategis bagi Indonesia

Next Post

Laptop Dell 15" (i5, SSD 1TB, RAM 32GB) Diskon 75%: Prime Day Bikin Amazon Geger, Jangan Sampai Ketinggalan