Oke, siapkan artikel dengan gaya Mojok yang diminta. Berikut adalah hasilnya:
Dunhuang. Sebuah nama yang terdengar seperti mantra kuno atau kode cheat rahasia di game RPG. Tapi, ternyata, bukan. Dunhuang adalah kota penting di Jalur Sutra kuno yang kini menjadi tuan rumah bagi sebuah acara yang sangat penting. Jangan tanya seberapa pentingnya, pokoknya penting banget. Kalau tidak penting, ya, nggak mungkin ada lebih dari 1.200 perwakilan dari 97 negara dan delapan organisasi internasional hadir di sana.
Ekspo Budaya Jalur Sutra: Ketika Sejarah Bertemu Masa Kini (dan Masa Depan?)
Edisi ke-8 Silk Road (Dunhuang) International Cultural Expo resmi dibuka pada hari Minggu. Bayangkan, sebuah kota yang dulunya menjadi saksi bisu lalu lalangnya sutra dan teh, kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Bedanya, kali ini bukan hanya soal perdagangan, tapi juga soal dialog budaya, pameran seni, dan pertunjukan yang mempromosikan kerja sama global. Keren, kan?
Prasop Riangngoen, Sekretaris Tetap Kementerian Kebudayaan Kerajaan Thailand, dengan bijak mengatakan bahwa Dunhuang adalah simbol Jalur Sutra. Tempat bertemunya peradaban, bertukarnya ide, dan saling belajar antar seni yang berbeda. Sebuah pernyataan yang terdengar indah, tapi juga memunculkan pertanyaan: Apakah kita benar-benar belajar dari sejarah, atau hanya mengulanginya dengan versi yang lebih modern?
Thailand di Dunhuang: Ketika Mural Kuil Bertemu Gua Mogao
Sebagai tamu kehormatan di ekspo ini, Thailand memamerkan warisan budaya dan adat istiadat mereka. Riangngoen bahkan menyoroti kemiripan antara mural di Gua Mogao dengan mural kuil di Thailand. Sebuah koneksi historis yang menarik, meski mungkin tidak sepopuler koneksi antara BTS dengan ARMY. Tapi, hey, sejarah juga butuh spotlight, kan?
Gua Mogao sendiri, yang merupakan warisan budaya luar biasa dan terdaftar di UNESCO sejak tahun 1987, menjadi saksi bisu dialog mendalam dalam bidang agama, seni, dan pemikiran di sepanjang Jalur Sutra. Qu Xing, wakil direktur jenderal UNESCO, mengatakan bahwa mural di dalam gua-gua ini meninggalkan jejak mendalam di rute kuno ini. Pertanyaannya, jejak seperti apa yang akan kita tinggalkan di masa depan?
Dari Sutra dan Teh ke BRI: Dunhuang dan Relevansinya di Era Modern
Lebih dari 2.000 tahun lalu, Dunhuang menyaksikan pergerakan sutra dan teh Tiongkok ke Barat, serta kedatangan produk-produk asing seperti anggur, wortel, dan delima ke Tiongkok. Kini, Dunhuang masih menjadi pintu gerbang yang melayani Belt and Road Initiative (BRI). Menarik pengunjung dan sarjana yang ingin menyelami makna historis dan inklusivitas budaya dari keajaiban buatan manusia, yaitu Gua Mogao.
Ekspo yang pertama kali diadakan pada tahun 2016 ini, pada edisi 2025 menawarkan area pameran seluas kurang lebih 24.000 meter persegi. Menyoroti pencapaian terbaru dalam studi Dunhuang, serta seni budaya, warisan budaya tak benda, dan produk kreatif. Sebuah upaya untuk melestarikan masa lalu sambil merangkul masa depan. Tapi, apakah kita benar-benar siap dengan masa depan itu?
Pameran Negara-Negara BRI: Ketika Pariwisata Bertemu Pelestarian Budaya
Negara-negara Belt and Road yang berpartisipasi dalam ekspo ini memamerkan atraksi wisata, adat istiadat, dan tradisi mereka. Serta pencapaian mereka dalam hal perlindungan warisan budaya tak benda. Sebuah ajang promosi yang cerdas, sekaligus pengingat bahwa budaya adalah aset berharga yang perlu dilestarikan. Jangan sampai kita hanya bisa melihatnya di museum atau di layar kaca.
Mengapa Kita Harus Peduli dengan Ekspo di Dunhuang? (Serius, Ini Penting!)
Mungkin Anda bertanya-tanya, “Ngapain juga kita peduli dengan ekspo di Dunhuang? Apa hubungannya dengan cicilan bulanan atau drama percintaan yang nggak kelar-kelar?” Jawabannya sederhana: Karena sejarah dan budaya adalah fondasi peradaban. Tanpa fondasi yang kuat, bangunan apa pun akan mudah roboh.
Dunhuang, dengan segala kekayaan sejarah dan budayanya, adalah pengingat bahwa kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk melestarikan warisan masa lalu, sambil membangun masa depan yang lebih baik. Setidaknya, itulah yang ingin disampaikan oleh ekspo ini.
Jadi, Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Dunhuang?
Dunhuang mengajarkan kita tentang pentingnya dialog antar budaya, tentang bagaimana peradaban yang berbeda dapat saling memperkaya dan menginspirasi. Dunhuang juga mengajarkan kita tentang pentingnya melestarikan warisan budaya, agar generasi mendatang dapat belajar dari masa lalu.
Namun, yang terpenting, Dunhuang mengajarkan kita tentang pentingnya untuk terus belajar dan beradaptasi. Seperti halnya Jalur Sutra yang terus berkembang dan berubah seiring waktu, kita juga harus terus mengembangkan diri dan membuka diri terhadap ide-ide baru.
Dunhuang: Lebih dari Sekadar Kota Kuno
Dunhuang bukan hanya sekadar kota kuno yang penuh dengan sejarah dan budaya. Dunhuang adalah simbol harapan, simbol kerja sama, dan simbol masa depan yang lebih baik. Sebuah masa depan di mana peradaban yang berbeda dapat hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati.
Mungkin terdengar terlalu idealis, tapi bukankah semua perubahan besar dimulai dari sebuah mimpi? Dan Dunhuang, dengan segala keajaibannya, adalah mimpi yang layak untuk diperjuangkan. So, mari kita dukung Dunhuang, mari kita dukung Jalur Sutra, dan mari kita dukung masa depan yang lebih baik untuk kita semua.
Siapa tahu, dengan mendukung Dunhuang, cicilan bulanan Anda jadi lunas lebih cepat atau drama percintaan Anda akhirnya menemukan titik terang. Well, setidaknya ada harapan, kan? ■