Dark Mode Light Mode

SINSAENUM Rilis Video Musik ‘Last Goodbye’, Pertanda Perpisahan dari Album ‘In Devastation’

Siap-siap merasakan gelombang sonik yang dahsyat! SINSAENUM, supergroup metal ekstrim yang nggak kaleng-kaleng, baru aja merilis single terbaru mereka, "Last Goodbye", lengkap dengan video musik yang bikin merinding. Ini bukan sekadar lagu, ini adalah pengantar untuk album studio mendatang mereka, "In Devastation", sebuah karya yang menjanjikan headbanging tanpa henti. Tapi tunggu dulu, ada cerita yang lebih dalam di balik musik brutal ini.

SINSAENUM Kembali dengan "In Devastation": Lebih dari Sekadar Musik Metal

"In Devastation" bukan cuma sekadar album baru; ini adalah babak baru bagi SINSAENUM. Album ini adalah materi baru pertama mereka sejak kepergian tragis drummer legendaris Joey Jordison (SLIPKNOT, MURDERDOLLS) pada tahun 2021. Kehilangan ini, ditambah dengan duka mendalam yang dirasakan gitaris dan pendiri Frédéric Leclercq (KREATOR, ex-DRAGONFORCE) atas wafatnya sang ayah, membentuk arah emosional dan kreatif album ini. Bisa dibilang, ini adalah healing process yang diwujudkan dalam bentuk musik yang keras dan jujur.

Album ini bukan hanya sekadar kumpulan lagu; ini adalah sebuah perjalanan emosional. Setiap nada, setiap lirik, membawa pendengar melalui labirin kesedihan, kehilangan, dan pada akhirnya, harapan. Musik SINSAENUM selalu dikenal dengan agresinya yang mentah, tetapi "In Devastation" menambahkan lapisan kedalaman yang baru, dengan refleksi menghantui yang membuat kita merenung. Siap-siap tisu, barangkali?

Lagu "Last Goodbye," menurut Leclercq, adalah lagu "paling personal" yang pernah mereka buat. Kata-kata itu punya bobot yang besar, mengingat intensitas emosional yang sudah menjadi ciri khas SINSAENUM. Bayangkan curhatan paling jujurmu diubah jadi riff gitar yang memekakkan telinga. Itulah "Last Goodbye" dalam nutshell.

Leclercq sendiri mengakui bahwa album ini lahir dari kehancuran hatinya. “Saya hancur, makanya judul albumnya ‘In Devastation',” jelasnya. "Tapi kami tahu kami harus melanjutkan. Rekaman ini adalah penghormatan kami kepada ayah saya, kepada Joey, dan kepada siapa pun yang pernah harus menemukan kekuatan di saat-saat tergelap mereka." Pesan ini kuat, relatable, dan yang terpenting, powerful.

"In Devastation" menjanjikan sepuluh trek tour de force death metal kelam yang diinfus dengan keganasan melodi khas SINSAENUM dan sentuhan eksperimental. Jangan salah, ini bukan cuma berisik tanpa arti. Album ini menggabungkan elemen progressive, vokal bersih, bahkan cello, tanpa mengorbankan inti brutal mereka. Jadi, siapkan diri untuk mosh pit batin yang intens!

Menemani Leclercq dalam petualangan sonik ini adalah anggota lama seperti Attila Csihar (MAYHEM), Sean Zatorsky (DÅÅTH), Stéphane Buriez (LOUDBLAST), dan Heimoth (SETH). Mengisi posisi yang ditinggalkan Jordison adalah Andre Joyzi, yang dulunya adalah tech Jordison dan anggota keluarga tur band yang terpercaya. Pemilihan ini bukan hanya soal skill, tetapi juga koneksi emosional yang dia bawa untuk melanjutkan warisan Jordison. Respect!

"In Devastation": Album Baru SINSAENUM dan Penghormatan untuk Joey Jordison

Setelah "Echoes Of The Tortured" (2016) dan "Repulsion For Humanity" (2018) yang mendapat pujian kritis, "In Devastation" semakin mengukuhkan posisi SINSAENUM di garis depan metal modern. Ini adalah band yang lahir dari kesedihan, tetapi didorong oleh perlawanan. Mereka membuktikan bahwa seni bisa tumbuh subur bahkan di tanah yang paling gersang sekalipun.

Tracklist "In Devastation":

    1. In Devastation
    1. Cede To Thunder
    1. Shades Of Black
    1. Obsolete And Broken
    1. Last Goodbye
    1. Spiritual Lies
    1. Destroyer
    1. Buried Alive
    1. This Wretched World
    1. Over The Red Wall

Siap untuk konser? SINSAENUM sudah menyiapkan sejumlah tanggal tur di Eropa. Catat tanggalnya, siapin tiketnya, dan jangan lupa bawa earplug, ya!

Mengenang Joey Jordison: Lebih dari Sekadar Seorang Drummer

Kepergian Joey Jordison meninggalkan luka yang dalam di hati para penggemar musik metal di seluruh dunia. Frédéric Leclercq, dalam wawancaranya, mengungkapkan bahwa Jordison lebih dari sekadar seorang musisi baginya. Ia adalah seorang teman. Kehilangan seorang teman di usia yang masih muda tentu menyakitkan.

Leclercq mengingat bahwa Jordison adalah sosok yang berjasa dalam pembentukan SINSAENUM. Jordison bahkan memberikan nama band ini, kombinasi dari kata "sin" dan "insane". Fakta bahwa pertunjukan terakhir Jordison adalah bersama SINSAENUM menambah sentuhan melankolis pada kisah ini.

Bahkan, lagu terakhir yang dimainkan Jordison adalah "My Swan Song," sebuah lagu yang sangat ia cintai. Sekarang, judul itu terasa lebih bermakna, seolah-olah Jordison telah mengucapkan selamat tinggal dengan caranya sendiri.

Warisan SINSAENUM: Lebih dari Musik, Ini Tentang Ketahanan

"In Devastation" bukan hanya sekadar album. Ini adalah bukti ketahanan, sebuah ode untuk persahabatan, dan sebuah pengingat bahwa bahkan dalam kegelapan yang paling dalam, kita bisa menemukan cahaya. SINSAENUM mengajak kita untuk menghadapi kesedihan, untuk merangkul emosi kita, dan untuk menemukan kekuatan dalam diri kita sendiri. Jadi, siapkan diri untuk perjalanan yang intens, guys. Karena "In Devastation" siap mengguncang dunia metal!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

SmartRingX Tingkatkan Program Kesehatan 3, 6, 12 Bulan dengan Biometrik Real-Time: Tidur, Stres, dan Pemulihan Jadi Lebih Terukur

Next Post

Protokol Evakuasi Rinjani Dievaluasi Pasca-Kematian Turis Brasil